20

7.3K 336 76
                                    

Jari jemari lentik Aluna yang berada dalam genggaman Adrien bergerak perlahan. Pergerakkan kecil itu membuat Adrien terpaku.

"Aluna."

Adrien bergegas menekan tombol yang berada di sisi kanan ranjang Aluna dan tak lama kemudian para perawat dan dokter pun datang. Dokter memeriksa tubuh Aluna dengan tenang dan cermat agar tidak ada pemeriksaan yang terlewat.

"Bagaimana keadaanya ?" Tanya Adrien dengan tidak sabaran.

"Kondisi Nyonya Aluna masih sama Tuan. Tidak ada perkembangan sama sekali."

"TIDAK MUNGKIN BODOH. DASAR DOKTER BODOH. BARUSAN AKU MERASAKAN JARI ALUNA BERGERAK. PERIKSA DENGAN BENAR!!"

Dokter itu mematuhi perintah Adrien dan memeriksa kembali kondisi tubuh Aluna. Tatapan matanya dan ekspresinya tetap sama seperti sebelumnya.

"Maaf Tuan, tapi jawabannya tetap sama. Kondisi Nyonya Aluna masih sama seperti sebelumnya. Baik kalau begitu saya permisi."

"ARRRRGGHHHH!!!!"

Adrien yang kesal menghancurkan barang-barang yang ada di dekatnya menyebabkan kondisi ruang rawat VVIP itu sudah seperti kapal pecah.

Sedang di luar ruangan, seorang pria menunggu dengan sabar dan menghadang dokter yang keluar, menyerbunya dengan pertanyaan-pertanyaan.

"Dok, apa yang terjadi ? Bagaimana kondisi Aluna ? Kenapa Adrien berteriak seperti itu ?"

"Tuan Adrien mengira nyonya Aluna sudah sadar, padahal kondisi nyonya Aluna tetap sama tidak menunjukan perkembangan apapun. Tuan Adrien bersikeras bahwa nyonya Aluna sudah siuman karena menurutnya nyonya menggerakan jarinya. Sepertinya tuan Adrien mulai stress berat. Kondisi ini tidak baik untuk kesehatan tubuh dan mentalnya. Saya harap tuan Alan sebagai saudaranya lebih memperhatikan kondisi tuan Adrien. Saya permisi."

"Baik, terima kasih banyak dokter."

Pria itu adalah Aiden, saudara kembar Adrien. Mereka jarang bertemu karena jarak dan kesibukan mereka masing-masing. Meski begitu mereka adalah saudara yang saling menyayangi walau sama sama gengsi mengakuinya. Mereka hanya memiliki satu sama lain sebagai keluarga karna sisanya dari bagian keluarga mereka hanyalah parasit. Bersikap layaknya bangsawan tapi saling menjatuhkan untuk menempati posisi utama yang kini dikuasai oleh si kembar. Adrien dan Aiden.

"Kenapa semua jadi seperti ini ?" Ucap Aiden yang menangkup wajahnya karena frustasi.

"Maafkan aku Adrien, aku terlambat lagi."

Aiden pergi menjauhi ruang rawat Aluna untuk menenangkan dirinya. Ia harus bisa berfikiran jernih untuk mencari jalan keluar untuk saudara kembarnya, Adrien.

Di dalam ruang inap Aluna, Adrien hanya bisa menangis meratapi kebodohan dan nasibnya. Berulang kali hati dan pikirannya menanyakan hal yang sama, yaitu "bagaimana bisa kau menyakiti wanita yang kau cintai ?"

Kejadian pahit di masa lalu, membuat luka dalam, trauma, dan penyakit sialan ini muncul dan mengakar di jiwa tergelapnya. Hidupnya kacau balau. Kesempatannya untuk hidup dengan baik tak tersisa lagi. Semuanya hanya tersisa penyesalan dalam dirinya.

Flashback

Adrien meratapi dengan pandangan kosong dan air mata yang meluncur deras membasahi wajah tampannya, jarinya memutih karena kepalan tangannya yang terlalu kuat.

"ARRGHHH!!" Teriaknya dengan frustasi dan dengan keras Adrien memukul tanah tempatnya berpijak.

"Maafkan aku Alea, maafkan aku sayang."

"Aku, pria brengsek yang mengaku mencintaimu tapi aku juga yang menyakitimu, membunuhmu."

Adrien meraung di depan makam yang bertuliskan Azalea Reynolds, mendiang istrinya.

PSYCHO LOVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang