21

7.6K 351 98
                                    

Part ini masih lanjutan flashback sebelumnya ya dan part ini mengandung unsur dewasa

eitss tapi jangan lupa bintangnya dulu dong

.

.

.

.

.

Happy reading

===oo0oo===

Ruangan besar dengan design sederhana, namun tetap menunjukkan kesan elegan nan mewah disitulah  Aluna terdiam di depan cermin yang memperlihatkan seluruh tubuhnya dengan jelas. Pikirannya kembali ke kejadian beberapa jam lalu, saat dirinya berlari dari kejaran rentenir genit yang ingin memperkosan lalu menjadikannya pelacur untuk melunasi hutang almarhumah ibunya yang baru tadi sore dimakamkan. Aluna terus berlari tanpa memperhatikan sekitarnya sehingga gadis itu sesekali terjatuh karena menabrak orang yang berpapasan dengannya. Aluna terus berlari tak memperdulikan rasa sakit di kakinya yang tak beralaskan apapun. Entah sudah berapa banyak air mata yang ia keluarkan hari ini dan sepertinya air matanya tak ingin berhenti karena penderitaannya masih terus berlanjut. Wajah pucat Aluna dengan mata sembab, dress yang robek dibeberapa bagian membuatnya terlihat seperti 'telanjang' walau masih menggenakan pakaian. Belum lagi luka-luka yang menghiasi wajah, lengan dan kakinya membuat orang-orang menatapnya dengan iba. 

Aluna sudah tak sanggup untuk berlari lagi,  kondisi tubuhnya yang lemah karena belum makan selama tiga hari ditambah suasana hatinya yang sedang terpuruk saat ini membuat semuanya semakin sulit. Aluna gadis yang malang itu pun memutuskan untuk bersembunyi di sebuah gang kecil yang gelap. Ia berharap kegelapan dapat menyembunyikannya, kalau perlu menelannya hidup-hidup. Dengan nafas yang terengah Aluna duduk di sudut gang itu dengan menyembunyikan wajahnya di atas kedua lututnya, Aluna memeluk dirinya dengan erat sebagai tanda untuk menguatkan dirinya sendiri karena hanya dirinya sendiri yang dapat ia percayai saat ini. Pikirannya berkelana kemana-mana, ia lelah hidup dan ingin meninggalkan dunia ini, namun disatu sisi ia takut untuk mati karena cara untuk mengakhiri hidup yang terlintas hanya cara-cara yang membuatnya merakan rasanya sebuah kematian. Aluna tenggelam dalam pikirannya sampai-sampai ia tak sadar bahwa rentenir yang tadi mengejarnya kini berada tepat di depannya. Sebuah elusan lembut di kepala Aluna, membuatnya ketakutan sampai ia tak berani mengangkat kepalanya dan melihat siapa orang yang  mengelusnya.

"Hai, sayang." Ucap pria itu sambil mengelus kepala lalu turun menyusuri lengan dan berhenti di pinggang Aluna.

"Tak perlu takut, sayang. Aku janji akan melakukannya dengan lembut dan membuatmu mengerang nikmat dibawahku."

..........

Aluna memilih diam tak menanggapi ucapan pria tua itu. Tubuhnya bergetar saat tangan pria itu mencengkram pinggangnya dengan kuat. Aluna berusaha menyingkirkan tangan pria itu, namun tak berpengaruh apapun. Hal itu membuat Aluna kesal dan takut. 

"Tapi... jika kau tidak menurut dan terus memberontak, aku tak punya pilihan lain lagi. Aku akan mengoyaknya dengan kasar sampai aku puas."

"Pilih yang mana sayang ? Aku tak punya banyak waktu sayang, tapi untuk membuatmu puas aku akan meluangkan waktu berharga yang kupunya hanya untukmu, untuk malam panas yang indah milik kita berdua. Malam yang tak akan pernah bisa kau lupakan. Hahahaha." Ucap pria itu dengan tawa jahat khas seorang penjahat.

PSYCHO LOVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang