12

11.6K 544 3
                                    

[WARNING!]
Part ini ada adegan dewasa yang sangat tidak layak di baca readers di bawah umur dan untuk yang tidak suka, tidak ingin otak dan mata tercemar bisa langsung skip. Read at your own risk. Please DO NOT report this story. You mau leave peacefully if you don't like my story.

Aku update cepet nih jangan lupa ⭐ nya sebelum baca.

Happy reading~♡

===oo0oo===

Jonathan tersenyum tatkala melihat Aluna keluar dari super market. Hujan lebat semakin menyempurnakan rencananya. Dengan akting yang sempurna Jonathan menghampiri Aluna.

BUGH...

"Aww, maafkan aku tuan aku tidak sengaja." Ucap Aluna yang terjatuh kerena menabrak seseorang. Semua belanjaan Aluna terkapar di jalan yang basah karna hujan.

" Biar kubantu nona." Ucap pria itu lalu berjongkok membantu Aluna memunguti belanjaannya yang jatuh.

"Terima kasih.... Jonathan ?"

"Hai Lu, ternyata kau. Cepat kita bereskan semua ini sebelum tubuh kita semakin basah."

"Baiklah."

Selesai membersihkan belanjaan Aluna yang berserakan Jonathan dan Aluna berlari menuju apartemen mereka. Karena tidak ada satu pun diantara mereka yang membawa payung, Jonathan berinisitif untuk menjadikan jasnya sebagai payung dan tangannya dengan lincah merangkul tubuh mungil Aluna, merapatkan tubuh mereka.

"Mari masuk akan kubuatkan teh hangat untukmu." Ucap Aluna saat mereka sudah sampai di depan apartemen Adrien.

"Tidak perlu repot-repot Lu."

"Oh, c'mon. Ini sebagai ucapan terima kasihku karena kau sudah membantuku."

"Baiklah."

Mereka masuk ke dalam apartemen milik Adrien sama mewahnya dengan apartemen milik Jonathan hanya saja style furniture yang berbeda. Jonathan duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Pandangannya tidak lepas dari sosok Aluna yang berada di dapur. Pakaian Aluna yang basah membuat setiap lekuk tubuhnya tercetak dengan jelas membuat jakun Jonathan naik turun.

"Tubuhmu ternyata lebih indah dari apa yang selama ini aku mimpikan sayang."

"Astaga rasanya aku ingin sekali menyerangmu saat ini juga. Membuatmu mendesahkan namaku. Menghujammu tanpa ampun dan membuatmu terkapar nikmat karena sentuhanku."

"Astaga Jonathan sabar. Ini belum waktunya."

Itu adalah kata-kata ada dalam otak Jonathan yang hanya mampu diucapkan dalam hati. Jonathan tanpa sadar menyentuh 'jagoannya' yang sudah tegang. Tatapannya turun ke arah 'jagoannya' menatapnya dengan miris.

"Astaga bisa luntur harga diriku jika Aluna melihat ini." Ucapnya dalam hati.

"Lu, aku ingin menumpang ke toilet. Dimana letak toiletnya ?"

"Kau lurus saja, pintu hitam di bawah tangga itu toiletnya."

Jonathan bergegas ke toilet dan menuntaskan 'jagoannya' dengan terpaksa bermain tunggal.

PSYCHO LOVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang