04

699 14 0
                                    

Author POV

Rika mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia berdiri, mencoba mengingat apa yang terjadi.

Rika memegang kepalanya. "Aduh kepala gue pusing."

"Huh, salah gue deh, gimana nih. Bos pasti marah." ujar sebuah suara di samping Rika.

"Siapa lo?" Rika menatap bingung sosok berbaju hitam, kacamata hitam dengan laptop di pahanya.

"Siapa lo?" Rika menatap bingung sosok berbaju hitam, kacamata hitam dengan laptop di pahanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo ngeliat gue?" tanya sosok pria itu. Kemudian menghilang dan muncul mengagetkan di samping Rika.

"Heh, lo hantu ya?!" ujar Rika sambil pasang kuda-kuda.

"Erika Gautama. Umur tujuh belas tahun. Mati karena kecelakaan motor." Pria itu membaca tulisan dari sebuah buku di tangannya.

"Oh, jadi gue udah mati?" tanya Rika dengan wajah sendu.

Tanpa sadar, pria itu membawa Rika ke lokasi kecelakaannya. Terlihat tubuhnya di bawa ke rumah sakit dengan ambulance. Mamah menangis. Gerry terdiam, tanpa ekspresi.

"Ini gara-gara lo, Gerry gue jadi meninggal. Sialan lo!" Rika melayangkan tinju pada Gerry, namun tak tersentuh.

"Ah iya, gue udah mati." ujar Rika lirih. Tiba-tiba ada suara handphone.

"Iya bos, iyaaa... maaf bos. Iya bos, salah saya. Oke saya akan benahi." pria itu menutup telponnya terburu-buru. "Ehem, jadi ayo aku antar kau ke tempat peristirahatanmu." ujar pria itu sambil mengulurkan tangannya.

Rika pasang wajah bete. "Lo tuh siapa sih? Malaikat pencabut nyawa?" tanya Rika sengit. "Lo tuh harusnya cabut nyawa si Gerry. Bukan gue!" protes Rika.

"Ayo, waktumu habis. Ikut aku masuk ke pintu itu." pria itu menggamit tangan Rika dan kemudian masuk ke sebuah pintu gelap.

"Aaaaaaaahhhh...." Rika seperti terjun dari lantai atas, hingga akhirnya.

Tuuut...tuuut...tuuut...

***

Mata gadis itu mengerjap. Tubuhnya terasa sakit seperti sudah lama berbaring di situ.

"Dokter...dokter... pasien kamar sepuluh sudah bangun!" seorang perawat langsung berhambur keluar setelah melihat gadis itu.

Gadis itu bangkit berdiri.

"Duh, pusing kepala gue." Ia memegang kepalanya yang terasa berat. Pandangannya kabur.

"Nona, jangan bangun dulu." ujar perawat membantu gadis itu untuk berbaring.

"Gue mau ke toilet. Kebelet." jawab gadis itu judes.

"Biar saya bantu." perawat itu dengan hati-hati membantu gadis itu menuju toilet. "Saya bantu..."

"Gak usah, saya bisa sendiri." jawab gadis itu meraih botol infus dan menutup kencang pintu kamar mandi.

Saat menatap cermin.

Love x Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang