24

172 6 0
                                    

Author POV

"Gaby, jangan tinggalkan ayah lagi, nak! Ayah mohon." ujar Tuan Hills sambil sesegukan menangis. Istrinya mengelus punggung sang suami.

"Sabar Ayah. Gaby pasti baik-baik saja." kemudian Tuan Hills memeluk istrinya.

Rika dalam tubuh Gaby masih terbaring lemah. Groook...grooook....grooookk...

Dengkuran halus keluar dari mulut gadis cantik itu. "Sudah kuduga dia baik-baik saja. Lihatlah dia hanya tertidur." Nyonya Rebecca melepaskan pelukan suaminya.

"Gaby.. bangunlah nak. Kumohon." Tuan Hills menggoyangkan tubuh Gaby.

Dilihatnya tubuh Gaby menggeliat. "Ehmmm... aku mau burgermmm.." ternyata ia mengigau.

"Ayah akan belikan burger yang kamu mau. Tapi ayah mohon bangunlah. Huhuu."

Ya begitulah Tuan Hills. Ia sangat menyayangi Gaby seperti anaknya sendiri. "Huhuhuhu..." tangis Tuan Hills memenuhi seisi kamar. Nyonya Hills hanya memegang pelipisnya yang sedikit pusing.

"Duh berisik banget deh.." Rika dalam tubuh Gaby kemudian duduk dan mengucek matanya.

"Gaby! Anakku.." Tuan Hills langsung memeluk putrinya, namun bukan Rika namanya kalo tidak cepat refleknya. Sebuah tangkisan di wajah Tuan Hills membuat pria paruh baya itu terkejut.

"Ngapain sih ini tua bangka. Berisik." sungut Rika. Tuan Hills sedih mendengarnya.

"Maafkan ayah. Gabyku sudah malu untuk aku peluk. Maaf." saat ingin memeluk lagi, Rika langsung pasang kuda-kuda.

"Stop, Ayah! Aku bukan anak kecil. Sana pergi!" usir Rika pada pria itu. Dia kesal dengan tingkah lebay Tuan Hills.

"Sudah, sayang. Lebih baik turuti maunya Gaby. Aku akan coba ajak dia bicara." Nyonya Rebecca mengantar suaminya keluar dari kamar pasien. Setelah itu, ia menutup pintu rapat.

"Gaby, tak seharusnya kamu seperti ini. Ayah sudah berjuang untukmu, untuk kita. Dia hanya ingin memanjakanmu saja. Hargailah." Nyonya Rebecca menasehati putrinya. Rika dalam tubuh Gaby terdiam. Ia rindu Mamahnya. Tak terasa air mata jatuh dari pelupuk mata Gaby.

"Mamah..." gumam Rika menghapus air mata.

"Aku di sini. Tenanglah. Maaf jika aku terlalu keras." Nyonya Rebecca menghampiri tubuh Gaby dan memeluknya. Rika merasa serba salah.

Maafkan aku, Gaby. Aku mencuri tempatmu. Kau beruntung berada di antara orang-orang yang sayang padamu. -Rika

Entah baru saat ini dia memanggilku Mamah. Tidak seperti Gaby yang biasanya. Semoga akan tetap seperti ini. -Rebecca

Harusnya anakku tidak membenciku, harusnya aku juga ikut berpelukan dengan mereka di dalam sana. -Hills dari luar kamar pasien.

Sekali lagi, dia berhasil merebut apa yang seharusnya aku miliki. -Gaby melayang meninggalkan apa yang dilihatnya.

Kau telat menyadarinya dan mensyukurinya, Gaby. Harusnya ini bisa kau miliki jika saat itu kau tidak menyia-nyiakan waktumu. -James

Di belakang tubuh Tuan Hills, pria tinggi tegap dan tampan muncul. "Ehem.." ia berdeham mengejutkan Tuan Hills.

"Mau apa kau kemari? Ah.. jangan-jangan ini ulahmu?" tuduh Tuan Hills geram. Ia benci dengan anak tengil di hadapannya. Kenapa tiba-tiba dia muncul di sini?

"Begini, Om. Saya ingin jenguk Gaby." jawab Taehyung santai. Senyumnya ia paksakan di wajah. Ia tahu bahwa ia akan diperlakukan seperti ini, semenjak ia menolak dijodohkan dengan Gaby.

"Ayaaaah! Suruh dia masuk!" suara Gaby menggelegar membuat Tuan Hills sedih. Lagi-lagi Gaby tak peduli dengannya.

"Permisi, Om. Saya masuk dulu." Taehyung membuka pintu dan melambai ke arah tubuh Gaby. Ia membungkuk saat berhadapan dengan Nyonya Rebecca.

"Nih buatmu." Taehyung menyodorkan bunga pada Gaby. Rika dalam tubuh Gaby menatap sengit.

"Lo pikir gue mati?! Pake lo kasih bunga. Gak dah, gue maunya makanan." tukas Rika sewot.

"Nak Taehyung. Maafin anak Tante ya. Dia suka kurang sopan." Nyonya Rebecca tersenyum kikuk.

"Gak papa, Tante. Udah biasa." sahut Taehyung dengan senyum yang menebarkan pesonanya. Maklum, ganteng banget. Hari ini dia pakai baju turtle neck warna coklat, celana warna hitam, dengan sendal My Feet kesukaannya. Simple tapi kelihatan orang kaya nya.

"Okedeh. Tante tinggal ke luar dulu. Mau samperin Om."

"Yang lama, Mah. Hehehe." pesan Rika sambil terkekeh.

Nyonya Rebecca sudah keluar. Kini hanya mereka berdua saja.

"Ehem.. kenapa bisa kayak gini?" Taehyung menatap wajah polos Gaby.

"Gerry kemarin ngajakin aku nyobain motor di tempat kami sering latihan dulu. Warming up before die, istilah kami. Di laps ketujuh gak ada masalah. Aku masih posisi pertama tapi kok ban aku goyang. Nino gak sengaja nyenggol aku dan begini deh jadinya. Cuma lecet biasa kok, besok juga sembuh. Aku sering luka begini kalo abis balapan." jelas Rika nyerocos tanpa memedulikan sosok di depannya yang mengamati dengan tatapan investigasi.

"Kamu... Sejak kapan suka motor?"

Pertanyaan itu sontak mengagetkan Rika. Ia bingung bagaimana harus menjawabnya.

"Kau saja yang tidak mengenalku. Aku suka nonton balapan dengan Ayahku." Rika berusaha ngeles menutupi gugupnya

"Ah iya. Tuan Hills suka sekali nonton balapan. Apalagi balapan kuda." Taehyung tersenyum. Rika hanya menggangguk setuju.

"Kau tahu yang menabrakmu dari sekolah mana?"

"SMA Mawar. Sekolahku dulu."

Kalimat yang mengundang beribu pertanyaan di kepala Taehyung. "Kau... sebenarnya siapa? Apa tujuanmu berada di sini?"

"Pikirmu aku tahu? Salahkan makhluk bodoh bernama James. Aku juga tidak sudi berada di tubuh lemah ini. Jika bisa, lebih baik aku mati saja daripada pusing seperti ini."

Mendengar itu, hati Taehyung tak rela. Sosok Gaby yang baru sudah berhasil mengisi hari-harinya. Apa jadinya jika ternyata Gaby di depannya pergi lagi? Mungkin dia akan hancur.

"Kuharap besok kau sudah bisa kembali ke sekolah. Kita duel sekali lagi untuk terakhir kali. Jika kau menang, aku tidak akan mengganggumu lagi."

Mata gadis itu mengerling. Rika sangat menyukai tantangan. "Aku pastikan besok aku akan menang. Hahahahaha." Rika tertawa senang mendengar tawaran Taehyung.

"Tapi jika kau kalah~ Kau harus turuti semua keinginanku. Selamanya."

***

Tubuh Gaby yang melayang-layang menatap Taehyung yang sedang berbincang dengan Rika yang saat ini menempati tubuhnya. Seandainya ia belum mati, apakah bisa ia berbincang sedekat itu dengan Taehyung?

Terlintas sebuah rencana dalam pikirannya. James di belakang Gaby mengetahui. Ia ingin berusaha mencegahnya. Namun diurungkan, berharap setelah dendam gadis itu terbalaskan, Gaby akan ikut pergi dengan James menuju tempat yang sebenarnya untuk dia.

Kuharap semua akan baik-baik saja hingga waktunya tiba. -James

***

Hai guys,

Comeback hari ini gak terlalu cetar nih. Yamaap yaa. Tetap nantikan keseruan lainnya yang bisa bikin kalian cenat-cenut.

Anw, aku ada ide cerita lain gitu. Mau aku publish tapi nanti dulu deh. Hati masih galau bangets.

Ini aja belum kelaaar.. Harus kebut terus. Semangat!!!

26/03/2018 21:53
With love,

istri sah Kim Taehyung🤗🤗🤗

Love x Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang