31

85 4 0
                                    

Tubuh milik Gaby diikat, mulutnya disekap dan matanya ditutup. Ia nyaris tak bisa mendengar pembicaraan orang yang menculiknya karena bising suara musik yang menghentak keras.

Ckiiit.. Rika merasakan bahwa mobil yang ditumpanginya berhenti. Ia harus bersiap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.

"Turun!" sebuah tangan menariknya kasar turun dari mobil. Ia dibawa berjalan perlahan. Rika merasakan ia saat ini menginjak pasir, ia mendengar suara deburan ombak dan angin berhembus kencang.

Sebuah tendangan kencang membuat Rika berlutut. Ia menahan nyeri lututnya yang menyentuh pasir. "Brengsek." gumamnya.

Tangan seseorang membuka ikatan di matanya. Pandangannya agak kabur. Samar ia melihat, tubuhnya sendiri. Rika.

Brengsek, siapa yang merasuk dalam tubuhnya? Apakah sebenarnya dia masih hidup? Jika benar, ia sangat bersyukur. Sekaligus sedih bahwa tubuhnya digunakan oleh roh lain– yang ia tidak tahu siapa.

Gerry berada di samping tubuh Rika. Ia tersenyum sinis memandangnya.

"Hai, pelacur!" ia menarik rambut milik Gaby. Rika yang ada di dalamnya meringis nyeri.

"Apa pangeran kesayangan lo itu akan datang?" Buuukk.. sebuah tendangan mengenai perut milik Gaby. Mulutnya mengeluarkan darah.

Tubuh milik Rika berjalan membelakangi pemandangan mengerikan di depannya.

"Gaby, apa yang kau lakukan dengan tubuhmu?" James muncul di hadapan gadis itu. "Kasian Rika. Hidupnya menderita karena keegoisanmu." lanjut James menohok Gaby. Gadis itu menunduk dalam diam, tak berniat membalas kata-kata malaikat penjaganya.

Beralih pada tubuh Gaby yang sudah habis dipukuli. "Mana pangeran lo gak dateng? Hahaha. Artinya dia gak CINTA sama lo." Gerry memegang dagu Gaby kasar. Rika menahan nyeri dan kekesalannya.

"Kalian cuma pecundang yang bisa ngeroyok cewek! Cuih!" Rika meludahi wajah Gerry tepat sasaran. Gerry menampar wanita itu.

"Iket cewek brengsek ini dan seret dia." perintah Gerry yang diikuti oleh anak buahnya dari Redbull. Satya dan Nino hanya mengamati perlakuan Gerry. Mereka tak bisa melarang, karena yang ada malah bisa mereka yang disiksa seperti itu.

Vroom vroom vroom. Gerry mengendarai motor miliknya yang sudah diikatkan tubuh Gaby di belakang. Ia mengemudian motornya. Tubuh Gaby terpelanting terseret dan tak berdaya.

"Kau pikir aku akan mati semudah itu?! Dengarkan aku, kau akan menyesal membunuhku karena aku mati dua kali karena kau! Ingat itu." teriak Rika parau. Ia menangis menahan sakit di lututnya. Wajahnya sudah tidak karuan.

"Ger, please stop." pinta Satya menghampiri Gerry. Tapi tak diindahkan. Gerry masih memacu gas motornya hingga tubuh Gaby melemah.

"Kau adalah sahabatku, Ger. Selamanya." ucap Rika pelan. Gerry mencoba mengabaikannya.

Deru suara motor dari arah lain menghampiri mereka. Taehyung dan Dafa! Akhirnya mereka datang juga.

Taehyung berlari mengarahkan tinjunya ke arah Gerry. Gerry jatuh dari motornya dan tersungkur ke tanah. Dafa membantu melepaskan ikatan di tubuh Gaby. Ia tak tega melihat kondisi gadis di hadapannya yang sudah hampir mati.

"Dafa, lo sahabat kecil gue. Thank you udah bantuin gue. Tolong jaga Taehyung. Gue... pamit." tubuh Gaby terkulai lemah, air mata mengalir dari pelupuk matanya. Dafa terdiam.

Dafa memanggil Sansan untuk menelpon ambulance dan menjaga tubuh Gaby. Tanpa diduga, Dafa menghampiri tubuh Rika dan... plak

Gaby dalam tubuh Rika terbelalak. Tatapan garang dari Dafa membuat airmatanya mengalir.

"Gue benci sama lo! Lo egois." kemudian pergi meninggalkan gadis itu.

Gaby memegang dadanya yang sesak. Tangisnya makin keras.

"Semoga kau sadar dengan ini semua." bisik James di telinga gadis itu.

"Aku memang tak pantas bahagia."

Sirine ambulance mendekat dan membawa tubuh Gaby. Taehyung tetap bersikeras ikut dalam rombongan ambulance. Ia menggenggam tangan Gaby.

"Aku... mencintaimu. Kumohon bertahan." Air mata Taehyung mengalir deras. Ia tak pernah seperti ini mencintai seseorang. Selepas kematian ibunya, ia tak pernah mengenal wanita lain dalam hidupnya. Semua berubah semenjak Gaby muncul pasca kecelakaan. Gadis itu membawa warna baru dalam hidupnya.

"Jika Tuhan mendengarkan, aku berharap posisi kita saat ini ditukar. Biar aku saja yang merasakan sakitnya." keluhnya dalam tangis. "Gabyku, kumohon bangun."

Entah apa yang terjadi, namun mesin pendeteksi detak jantung itu memberikan gambar garis lurus.

"Mohon maaf, Tuan. Nyawa teman anda tidak bisa kami selamatkan. Jam 21.00 Gabriella Hills dinyatakan meninggal dunia." ujar dokter yang menangani.

James yang melihat juga menangis melihat Taehyung begitu terpukul dengan kematian Gaby.

"Bukankah ini yang kau mau?" tanya James tak senang sambil menatap roh Gaby di sebelahnya.

"Keegoisanmu mengacaukan jalan hidup orang lain." sarkas James membuat arwah Gaby menunduk.

"Maaf James. Aku akan pergi menuju takdirku. Terima kasih sudah ada untukku selama ini. Tolong jaga Dafa untukku. Kumohon, ini permintaan terakhirku. Buatlah dia jatuh cinta dengan seorang wanita yang baik."

James kemudian membawa roh Gaby menuju sebuah pintu. Semoga Gaby bahagia di kehidupan selanjutnya.

***

6 bulan kemudian

"Kondisi Tuan Taehyung saat ini belum ada perubahan. Dia mengalami insomnia berat. Obat juga tidak mempan." info seorang dokter wanita kepada Tuan Kim

"Apakah ada cara lain?" tanya Tuan Kim.

"Kami sedang mencoba terapi lain untuk Tuan Taehyung."

Bisik-bisik perawat menatap rekam medis pasien dan menatap Taehyung.

"Aku kasian dengan Taehyung." ujar seorang perawat pada temannya.

"Ia bilang ingin menunggu pacarnya pulang. Sebelumnya ia pernah trauma seperti ini. Kau tau? Dia tidak tidur selama enam bulan."

Teman si perawat itu terbelalak. "Benarkah?"

"Iya. Padahal dia tampan." gumam perawat itu kemudian dipukul pelan oleh temannya.

Taehyung sebenarnya cukup sadar dengan keadaannya. Ia tersenyum mendengar pembicaraan perawat itu. Ia berjalan menuju taman dekat kamarnya.

"Gaby." ia menyebut nama itu dengan getir. Matanya menatap kosong pemandangan di depannya.

Dari kejauhan ada sebuah kehebohan yang terjadi.

"Aku bilang aku tak mau! Aku ini sehat. Aku bahkan bisa memukul kalian jika kalian menyentuhku. Pergi!!!" seorang pasien wanita terlihat emosi berjalan meninggalkan perawat.

Tubuhnya menubruk seseorang. Ia merasa familiar dengan pria itu.

"Maaf aku tak sengaja. Aku buru-buru karena perawat sialan itu ingin memberiku racun. Hmm, rasanya aku ingin menghajar mereka."

Taehyung terkejut dengan kehadiran gadis itu. Ia otak dari kejadian Gaby. Tiba-tiba tubuh Taehyung lemas.

"Hei, kau baik-baik saja? Hei!!! Bangun!!!"

Taehyung tak sadarkan diri.

"Suster, dokter, siapapun tolong aku!" teriak Rika.

***

Love x Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang