5. Pemaksaan

27 5 2
                                    

*Shana PoV*

Belajar seni budaya memang menyenangkan. Pelajarannya menyenangkan, dan gurunya juga menyenangkan. Pak Asep yang memiliki kepala polos tanpa rambut itu sedang jenuh, katanya ia dan istrinya sedang perang dingin.

"Ini saya punya pengajaran tambahan untuk laki-laki di kelas ini. Saya sedang perang dingin dengan istri saya." semua murid mulai serius menyimak.

"Kemaren sore saat mandi dia tiba-tiba teriak manggil saya. "Yayang Asep yang kaseep! Bantu sebentar!" katanya. Lalu saya ke sana. Dia bilang "tolong belikan roti hambarnya wanita," katanya lagi. Saya tidak mengerti. Roti hambar macam apa yang khusus untuk wanita? Haduuh, dan saya baru tau kalau ternyata roti hambar wanita itu yang mereknya Laurier itu ya," hampir semua murid langsung tertawa saat mendengar candaan itu.

"Lalu saya pergi ke warung untuk membeli roti hambarnya. Ternyata pemilik warungnya juga bertanya begini. "Pak, mau beli yang pakai sayap atau yang tidak?" katanya. Saya bingung. Makanya saya bilang, "Yang setengah-setengah ada?" kata saya. Pemilik warungnya langsung ketawa dengan pertanyaan saya." sekarang aku ikut tertawa. Walaupun terdengar garing, tapi entah kenapa lucu saja jika bapak-bapak beli pembalut. Menimbulkan pertanyaan siapakah yang akan memakai?

"Sekarang saya tanya pada yang perempuan disini. Apa bedanya yang pakai sayap sama yang tidak?"

Teman sekelasku yang bernama Vita menceletuk. "Kalo yang nggak pake sayap mudah bocor, pak!"

Semua makhluk di kelas langsung tertawa keras. Itu kenyataannya.

Kriiiiingggg~~~

Bel istirahat berbunyi, membuat seluruh murid langsung ngacir ke kantin, supaya nanti tidak berdesakan. Aku menyenggol sikut Cecillia, membangunkannya. Sejak tadi ia dengan nyamannya tidur dengan tas sebagai bantal. "Cil, bangun!"

Ia hanya bergumam tidak jelas, mungkin menyuruhku pergi.

"Cil? Lo kenapa?"

Cecillia menoleh ke arahku. Kepalanya masih berada di atas bantal abal-abalnya. "Pusiiing...UKS..."

"Oh iya, yang namanya Cecillia?"

Cecillia langsung duduk tegap sambil mengangkat tangan. "Saya pak! Ada apa ya pak?"

Pak Asep melangkah menuju meja Cecillia yang berada tepat di sampingku, kemudian memberikan selembar brosur. "Hari Sabtu ada lomba Fashion Show di SMK Model dan Tata Boga. Tolong persiapkan dirimu ya, cantik." katanya, kemudian pergi ke luar kelas entah mau kemana.

Aku kembali duduk, disusul dengan Yasra dan Angel yang menengok ke belakang. Mereka berdua memang duduk di depanku.

"Eh eh, taroh di meja dong. Gue kepo mau baca juga." Yasra merebut brosur itu dan melwtakkannya di tengah-tengah meja.

Aku ikut membacanya. Lomba Fasion Show dan Memasak tingkat SMA/sederajat. Dilaksanakan Hari Sabtu, 16 September 2017. Lokasi di SMK Model dan Tata Boga.

"Orang cantik mah beda." celetuk Angel.

Cecillia menampol pipinya dengan indah. "Ngoceh mulu lo bisanya. Anter gua ke UKS."

-~~~-

*Rae-Han PoV*


Tok tok tok...

Seorang guru berkepala plontos yang seingatku sering dipanggil Pak Asep masuk ke kelas, membuat Bu Lynda yang sedang mengajar menengok ke arah pintu, kemudian tersenyum. "Ada apa gerangan Pak Kasep meluangkan waktunya untuk datang ke kelas didikan saya?"

Secret About UsWhere stories live. Discover now