8. Langgeng Dunia Akhirat

18 5 0
                                    

*Cecillia PoV*


"Nomor lot 22 dari SMA 1 Indonesia."

Aku dan Rae-Han keluar dari balik panggung dengan gorden putih yang terikat di sampingnya. Rae-Han menyejajarkan langkahnya dengan langkahku yang terbilang lambat karena baju yang merepotkan ini. Aku tersenyum bahagia, seperti pengantin sungguhan yang baru saja menikah dengan orang yang dicintainya. Sungguh menyenangkan.

Aku berhenti melangkah saat telah berada di bagian depan catwalk. Pandanganku sedikit blur saat langkahku terhenti.

Tidak...

Jangan sekarang...

-~~~-

*Rae-Han PoV*


Aku dan Cecillia berhenti melangkah dan berpose formal, sesuai dengan pakaian pengantin yang kami pakai. Sudah lama sekali. Aku sudah rindu merasakan ini. Semua orang menatapku dengan pandangan kagum dan memberi semangat dari bangku penonton.

Aku memandang Cecillia yang sedang menggenggam erat buket bunga yang dibawa sebagai properti. Ada yang tidak beres.

Aku menggenggam tangan kanannya, kemudian menciumnya. Seluruh penonton langsung bersorak heboh saat aku melakukannya, bahkan Cecillia juga sama. Tangannya mungil, putih, dan sangat lembut, membuatku merasa tangan ini akan hancur saat aku salah memperlakukannya.

"Lo kenapa?" bisikku saat penonton masih sibuk bersorak heboh. Ini salahsatu cara agar pembicaraan kami dapat tertutupi oleh keributan yang kutimbulkan.

"Gue pusing, Han."

Ternyata benar. Ada yang tidak beres dengannya. Jika tidak segera dibawa pergi, dia bisa saja pingsan di sini. Aku harus segera membawanya keluar panggung. Tapi tidak bisa begitu juga, karena jika aku menariknya begitu saja akan mengurangi poin penampilan kami.

Hanya ada satu cara...

Aku tersenyum tulus padanya, membuat mata birunya ikut menatapku. Aku memposisikan tangan kananku di punggungnya dan tangan kiriku di pangkal pahanya. Penonton kembali bersorak lebih keras saat aku mulai menggendong Cecillia dengan gaya bridal seperti tema Fashion Show kali ini. Cecillia otomatis mengalungkan tangannya di leherku, kemudian tersenyum.

"Makasih." katanya dengan tulus.

Aku hanya mengangguk, kemudian membawanya pergi. Teriakan-teriakan mesra masih terdengar saat kami di belakang panggung. Aku mendudukkannya di sebuah bangku di belakang panggung, kemudian meraba keningnya. Suhu normal.

"Lo gapapa, Cil?" tanyaku memastikan.

Ia hanya mengangguk sambil memaksakan tersenyum. "Gue gak selemah itu juga. Tapi makasih ya, udah gendong gue."

Aku berlagak seperti mendekukkan tulang bagian punggung dan pundakku. "Aaaah, gua mau ke tukang urut."

Cecillia menggembungkan pipinya, kemudian mencubit pinggangku cukup keras. "Gua gak berat kok!"

Aku ingin membalas perkataannya saat kor membahana itu memotong percakapan kami.

"Jangan lupa undangan ya!!!"

"Cieeeee... Ekhhmm..."

"Adiknya nuna udah gede sekarang."

Aku dan Cecillia menoleh ke sumber suara. Tampak Pak Asep bersama Nuna Rae-Chel, Lucas, dan Aulia yang mengikut di belakangnya plus handicam di tangan kanannya. Lucas tampak menatapku dengan tapan tak bersahabat, seperti sedang mendeklarasikan perang.

"Kalian apaan sih ah!" aku membuang muka. Mereka sukses menggodaku. Padahal kan barusan cuma memberikan bantuan.

"Moga-moga langgeng dunia akhirat ya. Jangan lupa undang bapak waktu peresmiannya!" Pak Asep bicara sambil cengengesan. Tak mencerminkan umur.

"Udah ah! Tadi Rae-Han gendong Cecil karna Cecil  yang minta. Cecil pusing nih." Cecillia memijat-mijat pelipisnya.

Lucas tampak langsung ingin mengambil sesuatu dari kantong celananya, namun karena suatu alasan ia urung melakukannya. Ia kembali meletakkan kedua tangannya santai di samping badannya, kemudian pergi.

"Lucas! Tunggu!!!"

"Biar eonni yang kejar dia." Nuna Rae-Chel langsung berlari mengejar si kacamata yang merepotkan itu.

Pak Asep dan Aulia ikut menyingkir, katanya ingin membeli makanan.

Cecillia berdiri dari posisi duduknya, namun mungkin karena efek masih pusing ia langsung terhuyung ke depan. Aku dengan sigap menangkapnya, kemudian menyuruhnya kembali duduk. "Jangan banyak gerak dulu!"

Bagaikan kucing kecil yang patuh, ia kembali duduk dan menunduk. "Kenapa pake ngambek segala sih?! Sekali-sekali doang kan gapapa," gumamnya ketika kembali duduk.

Aku menyentuh kepalanya, kemudian mengelusnya pelan agar tak merusak tataan rambutnya. "Nanti lo minta maaf sama dia. Bujuk dia supaya gak marah lagi sama lo."

Cecillia menunduk, kemudian mengangguk kecil. "Mungkin kalau lo ada di posisi dia, lo juga bakalan gondok setengah mati sama gue."

"Lah kenapa?"

Cecillia menghela napas . "Lupakan. Gue laper, Han. Makan kuy."

-~~~-

Aku dan Cecil memasuki area kantin yang cukup ramai dengan pasangan orang berbaju pengantin, sama seperti kami. Namun tampaknya kami lebih terkenal karena adengan cium tangan dan gendongan mesra tadi. Buktinya sekarang kami menjadi bahan tontonan gratis bagi pengunjung kantin yang luas ini.

"Cil, jangan disini deh. Gua gak suka ditatapin kayak begitu," bisikku pada Cecillia.

"Gendong gue ala-ala bridal lagi," candanya. Aku mengambil ancang-ancang untuk kembali menggendongnya, namun dia lebih dulu menjauh sambil tertawa kecil. "Kita beli makanan di luar aja deh kalo gitu."

Akhirnya setelah berjalan cukup lama dan diiringi sedikit perdebatan sengit antara batagor, siomay, atau cilok, akhirnya kami menetapkan akan membeli cireng.

Cukup bagus untuk mengisi perut yang sedang bolong. Aku dan Cecillia makan dalam diam, masing-masing sibuk dengan pikiran sendiri. Namun saat mencoba untuk membuka percakapan, suara klakson mobil membuat kami menoleh. Kaca mobil itu perlahan turun, dan menampakkan Pak Asep yang sedeng melihat kami dari bangku kemudi.

"Masuk. Kita pulang sekarang."

-~~~-

*Shana PoV*


Aku membesarkan mataku saat melihatnya. Website sekolah yang memang selalu update tadi membagikan sebuah video yang sekarang sedang menjadi booming. Jarang-jarang video yang dikirim di web sekolah bisa ditonton lebih dari sepuluh ribu kali.

Video ini menampilkan adengan romantis antara Rae-Han dan Cecillia yang sedang memakai pakaian pernikahan. Rae-Han dan Cecillia tersenyum. Kemudian tanpa disangka Rae-Han mengambil tangan kanan Cecillia dan menciumnya agak lama. Setelah melepas ciumannya, Rae-Han segera menggendong Cecillia ala bridal dan membawanya ke belakang panggung.

Sakit...

Tapi tak berdarah...

-~~~-

Hallo >o<

Kali ini kata kata terakhir membuat Ts sangat sakit :')

Salam.

#Pricillia

Secret About UsWhere stories live. Discover now