6. Hari-Hari Menjelang Tampil

24 4 0
                                    

*Rae-Han PoV*


"Bapak kumpulkan para model disini untuk memulai latihan pertama." Pak Asep mengumpulkan para model di aula dan berpidato singkat sambil memandang brosur di tangannya. "Disini kalian akan tampil berpasangan ya, jadi akan bapak pilih siapa dengan siapa."

Wat de fak? Kalau gini caranya pasti...

"Rae-Han cocok dipasangkan dengan Cecillia. Hamdan dengan Novitha."

Wat de fak? Bener kan...

"Dilihat dari tinggi badan memang cocoknya begitu. Kalau Cecillia dipasangkan dengan Hamdan, nanti Cecillianya tenggelam. Dan kalau Rae-Han dipasangkan dengan Novitha, tidak enak dilihat kalau sama tinggi." Pak Asep melipat brosur itu dan memasukkannya ke dalam kantong celananya. "Baiklah. Kita mulai latihannya."

-~~~-

Latihan belum sampai satu jam, dan tampaknya latihan ini juga gak berat-berat amat. Tapi tampaknya Cecillia sudah kelelahan. Ia duduk di pinggir panggung dan menghela napas. Kakinya ia goyangkan ke depan dan belakang, kemudian ia menyeka keringat di dahinya.

Beliin minum gak yah?

"Anak-anak, bapak letakkan cemilannya di sini ya!" teriak Pak Asep sambil meletakkan kardus berisi minuman dan beberapa biskuit. Aku mengambil dua minuman isotonik. Sekali-sekali jadi orang baik boleh lah.

Aku berjalan perlahan ke dekatnya. Ia tampaknya sedang menyeka hidungnya menggunakan tisu. Aku menempelkan minuman isotonik yang kupegang ke pipinya. "Ingusan ya?!"

Ia sedikit menunjukkan ekspresi kaget, kemudian menatapku dengan tajam. "Sotoy lu!" katanya sambil memasukkan tisu itu ke dalam kantongnya. Ia mengambil dengan paksa minuman yang tadi aku tempelkan di pipinya, kemudian meminumnya dengan ganas. Segitu letihnya?

"Han?"

Aku melihat ke arahnya tanpa menjawab.

"Kalau lo dikasih pilihan hidup lama tanpa kasih sayang atau hidup sebentar dengan berlimpah kasih sayang, lo pilih yang mana?" Ia menunduk, menatap kedua kakinya yang masih bergoyang maju mundur.

"Hidup lama berlimpah kasih sayang lah."

Sebuah jitakan penuh kasih sayang mendarat di keningku.

"Pilih diantara yang gua bilangin tadi gebleg!" Cecillia kembali marah.

Aku ingin menjawab saat sebuah suara memotong percakapan menyenangkan kami.

"Cecillia? Jemputannya sudah datang."

-~~~-

Antara hidup lama tanpa kasih sayang atau hidup sebentar dengan limpahan kasih sayang?

Tentu saja aku memilih hidup sebentar dengan limpahan kasih sayang.

Memangnya mau seberapa lama kau hidup? Pada dasarnya kan hidup ini memang singkat. Memang sebentar.

-~~~-

"Jadi lo tetap ikut?"

Agatha melihat ke arahku setelah sekian lama berkutat dengan handphonenya. Pastinya itu adalah salahsatu mangsanya. Agatha, si playboy cap kaki lima.

"Ya."

"Kenapa bisa?" dia kembali bertanya.

Ingin rasanya aku menjawab 'Cecillia yang minta' tapi mulutku tidak setuju dan malah menjawab yang lain. "Kepengen aja."

Aku menatap ke arah lain dan menemukan manusia yang sekarang aku fikirkan.

Cecillia.

Ia bersama Shana, Angel, dan Yasra sedang menuju ke tempatku dan Agatha dengan mangkuk bakso di tangan masing-masing.

"Agatha! Kami numpang, bangku yang lain penuh!" Shana dengan seenaknya duduk di depanku, diikuti Angel dan Yasra. Kemudian Cecillia duduk di samping Agatha.

Perasaanku saja atau Cecillia memang suka Agatha?

Agatha menyimpan smartphonenya, kemudian fokus pada Cecillia. "Si cantik duduk di samping pangeran ganteng. Kita serasi yah!" Agatha memulai percakapan, mengabaikan smartphonenya yang bergetar.

Cecillia mendorong pelan bahu Agatha. "Kepedean ish!"

Agatha menumpu kepalanya menggunakan telapak tangan kanannya, menatap Cecillia yang sedang memasukkan sebuah bakso ke dalam mulutnya. Cecillia tampak salah tingkah. Ia mengunyah dengan cepat, sesekali melirik ke arah Agatha yang sekarang fokus menatapnya. "Lo kenapa natapin guanya gitu amat? Ada yang salah ya sama gua?" tanyanya polos.

Agatha menekan pipi Cecillia yang tembem itu menggunakan jari telunjuk tangan kirinya. Jarinya tenggelam. "Lo tuh imut banget, masih polos juga. Tipe gua banget."

Cecillia menunduk, menyembunyikan wajahnya yang mungkin sedang memerah tingkat dewa. Disusul dengan ledekan 'cie-ekhem' dari Shana, Angel, dan Yasra.

Kenapa aku tidak suka, ya?

-~~~-

Hari ini tidak latihan. Ya, memang seharusnya begitu. Besok adalah hari dimana acara itu dilaksanakan. Karena itu, sekarang adalah sesi penyocokan kostum untuk dipakai besok.

Awalnya baik-baik saja. Aku, Cecillia, Hamdan, dan Novitha mengobrol ringan mengenai apapun. Kami sudah mulai dekat akibat latihan kemarin. Sampai Pak Asep selaku guru pendamping kami datang dan menyuruh ke ruang kepsek untuk menyocokkan pakaian.

Ironisnya...

"Bridal?!"

Aku sedikit berteriak kaget saat tau bahwa tema yang dipakai adalah bridal. Ralat, bukan hanya aku. Semuanya juga kaget. Tidak ada yang memberitahu sebelumnya. Ironis.

"Cecillia dan Rae-Han memakai yang putih pink. Novitha dan Hamdan memakai yang putih hijau. Coba pakai bajunya sekarang."

Cecillia mengerutkan keningnya. "Disini pak?"

Pak Asep melihat ke arah Cecillia, kemudian tertawa. "Kalian yang merasa laki-laki tukar di ruang wakil." titahnya padaku dan Hamdan. "Nanti kalau yang cantik-cantik ini sudah selesai, pergi ke ruang wakil ya." ucap bapak plontos itu sambil tersenyum. Ia menarik aku dan Hamdan keluar dari ruangan itu menuju ruang wakil.

Saat di ruang wakil, Pak Asep memulai percakapan. "Kalian tidak tertarik dengan yang bapak fikirkan?"

Aku dan Hamdan yang memang sudah selesai berganti pakaian duduk di kursi yang tersedia. Setelan jas yang kami pakai memang sama, hanya warna dasi yang membedakan. Dasi yang kugunakan bercorak batik berwarna abu-abu, sedangkan ia berwarna hijau muda.

"Emang bapak mikirin apaan?" tanya Hamdan curiga.

Pak Asep menunjuk ke ruang kepsek yang bersebelahan dengan ruang wakil yang sekarang menjadi tempat kami berbincang. "Ngeliatin cewek-cewek ganti baju enak kali ya?" candanya.

Sontak kami tertawa, kemudian Hamdan mengangguk setuju. "Ayok pak. Saya ikut kalau gitu."

Mereka berdua menatapku, menunggu persetujuan. "Percuma. Mereka udah selesai. Palingan bisanya kita ngintip nanti."

"Ngintip siapa?"

"Boleh ikut gak?"

Kami bertiga menoleh ke arah pintu dan menemukan Novitha dan Cecillia yang sedang menatap kami dengan tatapan datar dan amarah, tampak tak selaras dengan gaun cantik yang mereka pakai.

Pak Asep langsung berdiri kemudian menunjukku dan Hamdan. "Kalian sangat mesum! Otak kalian isinya bokep semua! Bapak tidak mau ikut disini." omelnya, kemudian pergi melenggang dari ruang wakil.

Para wanita cantik yang tadi fokus pada Pak Asep sekarang menatap tajam ke arahku dan Hamdan.

Chapter kali ini mungkin sampai sini saja.

"DASAR KALIAN MESUM!!!"

Sfx : Plakk... Baa Jdum Tssss

-~~~-

Haii haii reader >o<

Maafkan typo yang berserakan :"

Syudahlah :v

Salam.

#Pricillia

Secret About UsWhere stories live. Discover now