*Cecillia PoV*
Aku memandang pantulan diriku di cermin. Aku cukup sempurna dengan gaun ini. Heels 7 cm berwarna pink yang kupakai mungkin bisa menutupi ketenggelamanku terhadap ketinggian Rae-Han. Intinya bisa membuat tinggi badanku yang minim sedikit berkurang.
Aku memajukan wajahku mendekati cermin, memastikan wajahku bersih tanpa ada setitik debu yang mengganggu. Kemudian aku memainkan bibirku untuk meratakan lipstick merah yang dipakaikan Miss Hyun, penata riasku. Sebenarnya aku bisa merias wajahku tanpa bantuan orang lain, tapi akan memakan waktu lebih lama daripada professional seperti Miss Hyun.
Aku menoleh ke samping, melihat Miss Hyun yang sedang beberes koper pink kesayangannya. Isinya perlengkapan make up lengkap, terlalu lengkap malahan. Berbagai merek foundation, bermacam-macam lipstick, pokoknya lengkap deh.
"Miss Hyun? Nanti nonton penampilan Rae-Han?" tanyaku sambil kembali duduk di kursi rias.
Dia menoleh ke arahku, kemudian tersenyum. Matanya berkaca-kaca, entah karena apa.
"Miss Hyun kenapa?" tanyaku polos. Aku memang pada dasarnya tidak punya kakak perempuan tidak tau akan melakukan apa. Tapi aku tau kalau melihat orang menangis di depanku, aku harus memeluknya untuk memberi kekuatan mental. Itu yang diajarkan mama.
Ia menangis dalam pelukanku. Aku mengusap pelan punggungnya, membiarkan ia melepaskan semua bebannya. "Anak itu..." ia mulai bicara. "Anak itu bahkan nggak mau melihat Miss bekerja. Dia terlalu trauma untuk menjadi model lagi. Dia terpuruk. Dia tidak bisa bangkit, karna setiap ia bangkit pasti dia teringat yang tidak-tidak." Miss Hyun berkata sambil sesenggukan. Bahunya naik turun.
Miss Hyun melepas pelukannya, kemudian menatapku lekat. Matanya masih sembab, akibat baru saja menangis. "Terima kasih sudah membantu adik Miss kembali jadi diri dia sendiri."
Aku tersenyum. Jadi begini rasanya punya kakak perempuan. "Ya, Miss. Tapi aku nggak kasih kebaikanku dengan gratis loh."
Dia tersenyum, kemudian tangannya bergerak ingin mencubit pipiku. Namun tidak jadi. "Huff, tidak boleh mengotori mahakarya. Apapun yang Cecil mau, Miss Hyun turuti."
"Bolehin Cecil manggil Miss pakai sebutan eonni?" aku menunduk sebelum melanjutkan. "Cecil kan gak punya kakak cewek. Punyanya cuma kakak cowok, pada seblenk lagi merekanya."
Ia menyentuh daguku, membuatku bertatapan dengan mata coklatnya. "Senangnya eonni punya adik perempuan lagi."
Aku kembali memeluknya, teringat pada cerita hidupnya yang cukup dramatis. Ibunya meninggal karena stres saat adiknya meninggal. Ya, dia punya adik kembar bernama Hyun Rae-Na yang meninggal karena Leukemia.
Acute Lymphoblastic Leukemia.
"Cecillia-sama? Sudah waktunya kita pergi." aku dan eonni serentak menoleh ke arah pintu. Lucas—pelayan pribadiku—lengkap dengan setelan jas hitam yang selalu dipakainya tersenyum ke arahku dan eonni.
Hari ini aku tidak bisa pergi sekolah berjalan kaki. Gaun dengan rok yang kembang seperti balon ini menghambat pergerakanku. Jadi sekarang aku diantar menggunakan mobilku. Ya, mobilku. Tapi jarang kugunakan karena aku tidak terlalu suka di mobil dan aku tidak bisa berkendara.
Aku keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil berwarna putih bersih dengan dekorasi dalam yang didominasi warna putih pink. Cocok dengan gaun yang kugunakan. Aku duduk di belakang, dengan eonni di sampingku. Kemudian Lucas mengemudikan mobil ini ke sekolah.
-~~~-
*Rae-Han PoV*
Aku pergi ke sekolah menggunakan motor kesayanganku pagi ini. Nuna sudah pergi duluan ke rumah Cecillia dari jam 6 pagi tadi dengan mobil pinknya. Motorku sudah kembali ke genggamanku, motor ninja warna hitam sebagai hadiah ulangtahunku yang ke 17. Diberikan oleh nenekku.
Aku mengunci pintu terlebih dahulu, kemudian melesat menuju sekolah. Aku berkendara sambil mendengar musik dari earphone yang sekarang memutar lagu Perfect - Ed Sheeran.
Setelah sampai di parkiran sekolah, aku melepas helm dan merapikan tataan rambutku yang sedikit ternoda karena helm. Sekarang memutar lagu Shape Of You by the way. Aku berkaca di spion motorku, menjadikan jariku sebagai sisir dadakan. Tataan rambut berantakan tidak cocok dengan setelan jas yang kupakai.
Sepintas aku melihat nuna keluar dari mobil putih yang terparkir cukup dekat dengan motorku. Ia keluar dari pintu yang tidak keliatan dari posisiku. Kemudian seorang laki-laki berkacamata dengan setelan jas hitam keluar dari bangku kemudi dan membuka pintu penumpang mobil itu. Seorang wanita dengan gaun berwarna pink keluar. Rambut pirangnya disanggul ke atas, meninggalkan poninya yang rapi. Ia melihatku, kemudian berlari pelan ke arahku.
I'm in love with the shape of you~
We push and pull like a magnet do~
Although my heart is falling too~
I'm in love with your body~Ia tersenyum, membuatku tersadar aku baru saja terhipnotis olehnya. "Sama masuk yok!" katanya riang. Ia menarik tanganku menuju ke ruang guru untuk menemui Pak Asep.
Sesampai kami di ruang guru, para guru yang sedang tidak mengajar (sekarang sudah jam 8) melihat ke arah kami berdua. Seorang guru yang tidak kukenal mendekat ke arah kami, kemudian memuji penampilan kami berdua yang sudah seperti ingin menikah saja. Kami hanya tersenyum. Yang lain malah ikut-ikutan mendekat dan mengajak kami berfoto bersama.
"Eh eh sudah! Para model kita akan berangkat." Pak Asep menyela sesi foto bareng dengan guru-guru, kemudian menarik kami keluar. Di luar sudah ada Hamdan dan Novitha yang sedang mengobrol di bangku sekolah. Mereka tampak akrab. Sesi pdkt yang terlalu jelas.
Aku dan Cecillia ikut duduk di samping mereka, tapi Cecillia malah menarikku duduk lebih jauh. "Gua gak mau jadi obat nyamuk. Lo mau emang?"
Aku menggeleng, kemudian ikut duduk di sampingnya. Ia benar-benar cantik. Dipandangi dari dekat seperti ini membuat cantiknya maksimal. "Lo cantik ternyata, Cil. Sayangnya lo garang."
Ia menatap tajam ke arahku, memperlihatkan ekspresi kesalnya. "Biarin. Yang jelas cantik!"
"Sudah-sudah. Sekarang kita berangkat.
-~~~-
Kami berangkat menggunakan mobil berkapasitas 6 penumpang, diikuti si laki-laki kacamata yang tadi mengantar Cecillia dan kakakkumenggunakan mobil putih yang tadi. Katanya kakaku harus ikut untuk menjaga tataan Cecillia. Cecillia juga sudah bercerita kalau laki-laki kacamata itu bernama Lucas Rehavern, pelayan pribadinya.
Aku dan Cecillia duduk di bangku belakang, membiarkan curut-curut di depan kami melanjutkan pdktnya. Aulia yang mengikuti lomba memasak duduk di samping bangku pengemudi. Pak Asep yang mengemudikannya. Sesampai di SMK, kami para model langsung menuju tempat yang disediakan untuk peserta model. Aulia mengikuti Pak Asep menuju ke tempat panitia mengambil nomor peserta.
Beberapa saat kemudian Pak Asep datang dan memberikan nomor peserta yang tadi ia ambil. Hamdan dan Novitha nomor 21, Aku dan Cecillia nomor 22. Sekolah kami adalah sekolah yang datang paling akhir.
"Cek.. cek sound..."
Seseorang mengetuk-ngetuk pengeras suara di tangannya, memastikan mik itu pas. "Baiklah, selamat pagi model cantik dan ganteng disini semuanya!"
-~~~-
Hallo >o<
Chapter ini ts masukin lagu kesukaan ts, lagu Shape of You dari Ed Sheeran >~<
Hadoo... penasaran gimana acara modellingnya >∆<
Nantikan chapter berikutnya ^o^)/
Salam.
#Pricillia
YOU ARE READING
Secret About Us
Teen FictionNamanya Cecilia, tuan putri kerajaan Kayoru-Smith yang berkuasa dengan segala kekayaan dan kasih sayang yang dimilikinya. Kayoru Cecillia Smith sang tuan putri Namanya Rae-Han, pangeran dari Korea yang tampak bahagia dengan dunianya, namun menyiratk...