Pagi itu, Daisy berangkat lebih awal dari biasanya. Meski begitu, jalanan sudah dipenuhi hiruk-pikuk aktivitas pagi. Orang-orang berlalu-lalang dengan tergesa, sebagian besar tenggelam dalam layar ponsel mereka, terpisah dari dunia nyata oleh notifikasi dan berita yang terus bergulir. Daisy duduk di bangku bus, matanya menatap jendela, memperhatikan deretan kendaraan yang melaju sibuk di sampingnya.
Sesampainya di kantor, Daisy langsung menuju mejanya, mempersiapkan bahan-bahan pekerjaan yang ditugaskan. Hari sibuk dimulai, dan di tengah-tengah kesibukannya, pikiran Daisy melayang pada Dean. Entah kenapa, ada rasa ingin bertemu kembali, meski ia tahu itu hanya harapan samar di antara tumpukan tugas. Namun, pikiran itu segera teralihkan oleh pekerjaan yang tak kunjung usai.
Waktu berlalu hingga akhirnya jam makan siang tiba. "Daisy," panggil Raphael, rekan kerjanya. "Ayo makan siang bareng." Daisy tidak langsung menjawab; ia melirik komputernya yang masih menampilkan tugas-tugas yang belum selesai. Tapi, setelah sejenak berpikir, ia pun setuju. "Baik, Raphael."
Sesampainya di kafetaria, tempat itu sudah penuh sesak dengan pegawai lain yang juga menikmati waktu istirahat mereka. Daisy dan Raphael makan bersama, membicarakan hal-hal ringan seputar pekerjaan, menikmati sejenak kedamaian di antara kesibukan. Setelah makan, mereka beranjak kembali ke ruang kerja, namun langkah mereka terhenti ketika melihat keributan di arah lobi.
"Ada apa ribut-ribut di depan?" tanya Daisy penasaran.
"Entah, apa kau mau melihat sebentar?" jawab Raphael sambil menatap ke arah kerumunan.
Daisy mengangguk tanda setuju, dan mereka berjalan menuju lobi. Di sana, mereka melihat banyak wartawan menunggu di luar gedung, lengkap dengan kamera dan mikrofon, berusaha mengabadikan momen penting yang sepertinya akan terjadi.
"Kenapa ada banyak wartawan?" gumam Daisy, setengah berbicara pada dirinya sendiri. Lalu, ia teringat dengan perkataan Pak Jake tentang "Si Bebek Emas," sosok misterius yang selalu menjadi topik hangat di perusahaan. Daisy dan Raphael saling berpandangan, seolah mereka memiliki firasat yang sama tentang siapa yang akan datang.
Tak lama kemudian, sebuah mobil berhenti di depan pintu lobi yang besar itu. Seseorang berjas coklat rapi keluar dari sebelah kursi pengemudi, dan seorang lainnya, yang menjadi supir, bergegas membuka pintu bagian belakang. Daisy tidak dapat melihat jelas siapa yang ada di dalam mobil, terhalang kerumunan wartawan yang mengerubungi orang tersebut.
Beberapa petugas keamanan mulai mengambil posisi untuk mengamankan jalan, membuat ruang bagi tamu yang datang. Dalam samar-samar, Daisy mengenali sosok di antara kerumunan itu. Matanya terus menatap lurus, mencoba menerobos barikade tubuh-tubuh yang memenuhi lobi. Dan ketika akhirnya wajah orang itu terlihat jelas, Daisy merasa jantungnya seolah berhenti berdetak.
Dean. Pria asing yang bersama dengannya kemarin, kini berjalan dengan gagah di depannya. Daisy memejamkan mata, berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini bukan mimpi. Namun, kenyataannya terlalu nyata untuk diabaikan. Dan dengan bodohnya, Daisy baru menyadari bahwa Dean adalah Direktur Utama di perusahaannya.
Daisy menutup mulutnya dengan tangan, terkejut sekaligus tak percaya. "Matilah aku," bisiknya, merasa campuran antara kaget, senang, dan sedikit panik. Dean, si "Bebek Emas," benar-benar berdiri di sana.
Jantungnya mulai berdebar kencang, berbagai ingatannya mulai berputar seperti film yang diputar ulang tanpa izin. Ia teringat bagaimana dia memukul dean, teringat bagaimana ia membentak, teringat bagaimana ia berteriak, menghina, dan bahkan ia dengan santai terus mengusirnya dari rumah, dan jangan lupa bagaimana dean menangis dalam diam, itu mungkin karna perkataan Daisy sewaktu makan.
Daisy tertegun, menyadari sikapnya begitu kasar dan tanpa pertimbangan. Dirinya seperti penjahat sinetron yang baru sadar semua kejahatannya setelah masuk episode terakhir. Rasa bersalah perlahan menggerogoti. Ia mulai menyadari semua petunjuk yang diabaikannya selama ini:, pertemuan dengan Ian saat orientasi, panggilan 'Direktur' dari Ian dan semua detil yang seharusnya membuatnya sadar sejak awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diantara Penolakan Kita
Romance[Dalam Tahapan Re-upload] Kisah cinta kompleks yang berpusat pada hubungan antara Dean Othman Dallas, seorang pemimpin tangguh dan tegas, dan Daisy Alyssa, seorang wanita cerdas namun penuh keraguan. Dean, yang dikenal karena kemampuannya dalam meng...