Chap 11

618 75 8
                                    

"Kak, apa dia akan melupakan kita?"

"Tidak, itu tidak akan terjadi Jaehyun-ah. Jika itu terjadi aku tidak tau harus berbuat apa."

Jaehyun dan Yoora sedang duduk di taman belakang rumah, menikmati semilir angin sore dengan membawa percakapan yang sedari tadi mereka bicarakan.

"Seharusnya aku mencegah dia melakukan terapi ini, aku tak mau dia melupakan kita." Seru Jaehyun dengan suara lirih, seakan ini memang salahnya.

Yoora menatap Jaehyun lama, dia tau perasaan Jaehyun sekarang, karena Ia juga sedang merasakannya sekarang. Rasa khawatir sekarang menyerang mereka, serta takut bahwa itu akan terjadi.

"Kamu tidak salah Jaehyun-ah, jika memang Hyein telah menyerah dan ingin sembuh, kita harus mendukungnya agar dia cepat sembuh. Seseorang memiliki batas kesabaran, ingat itu." Ucap Yoora seraya menggenggam tangan Jaehyun.

"Aku hanya takut." Ucap Jaehyun dengan suara bergetar.

"Kakak pun sama, bukan hanya kita berdua yang takut, tetapi Baekhyun, Kyunsang, Suho, Kai, Keluarga Jung dan keponakan kita, Eunji. Mereka semua juga merasa takut, kamu tidak lihat bagaimana Eunji menangis ketakutan saat melihat Hyein tidak takut dengan jarum suntik? Dia sampai nangis sesegukan, dia berhenti menangis saat berada di pelukan Hyein. Dia bahkan sempat bermimpi buruk dan selalu mengigau jangan pernah lupakan dirinya." Yoora menceritakan kembali tentang Hyein sakit 2 minggu yang lalu, di saat semua orang di buat kaget atas reaksi santai Hyein.

Jaehyun yang mendengar itu hanya menghela napas lirih, dia bersandar pada sandaran kursi dan menatap langit bewarna jingga tersebut dengan senyum kecut yang menghias wajahnya.

"Kemarin terapi Kak Hyein yang ke 12." Buka Jaehyun untuk bercerita dan menatap Yoora yang juga menatap Jaehyun dengan mimik wajah yang bingung.

"Awal dari terapi ini sangat mengerikan baginya dan diriku. Ia terus menjerit ketakutan, melempar semua barang yang berada didekatnya saat melihat alat-alat yang dulunya selalu Ia cari dan dirawatnya, bahkan Ia jatuh pingsan karena terlalu lelah." Lanjut Jaehyun yang memalingkan wajahnya ke arah langit jingga lagi.

"Saat terapi kedua juga sama, hanya saja Ia tak sehisteris di hari pertama. Ia hanya berteriak ketakutan dan Dokter hanya memberi obat penenang dengan dosis ringan."

"Di terapi ketiga, dia membuat kami kaget sekaligus senang. Ia mulai menyentuh barang tersebut dan tersenyum saat Ia mulai memakai barang itu. Dan kami semua sangat senang saat Dokter bilang bahwa dia telah berhasil melupakan traumanya dengan alat desain." Ucap Jaehyun dengan senyum kecil yang menghias di wajahnya.

Yoora yang mendengar itu langsung saja menatap Jaehyun dengan tatapan tidak percaya.

"Benarkah?" Tanya Yoora dengan suara yang tidak percaya.

"Ya, mungkin Kakak akan kaget saat mendengar ini. Tapi itu memang kenyataan, dia memang sudah tidak trauma lagi dengan alat desain." Ucap Jaehyun seraya menatap Yoora.

"Itu kabar bagus." Gumam Yoora dengan suara lirih. "Lanjutkan, Kakak ingin tau perkembangan Hyein." Lanjut Yoora dengan menatap Jaehyun.

"Oke," Jaehyun menghela napas, dan kembali menatap langit senja. "Di terapi keempat, dia kembali berteriak ketakutan dan melempar semua barang yang berada didekatnya saat melihat foto kembarannya. Dia menangis meraung-raung dan selalu bergumam bahwa Ia adalah Kakak yang jahat, Kak Baekhyun bahkan langsung turun tangan saat melihat dia tidak bisa di kendalikan."

"Di terapi kelima, dia kembali berteriak, tapi Ia berteriak kesakitan. Dokter juga memberikan obat penenang dengan dosis tinggi karena khawatir melihatnya kesakitan seperti itu, aku menjadi takut kalau dia akan melupakan kembarannya." Ucap Jaehyun dengan suara yang mengecil.

[END] Heart Attack || Chanyeol ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang