sakit hati

13 2 0
                                    

Kring!!!...

Bel masuk berbunyi semua murid bergegas menuju kelasnya, termasuk sintiya yang baru saja sampai di depan gerbang.

"Telat?". Tanya seseorang yang tiba-tiba mengiringi langkah sintiya.

"Kelvin?".

"Ayo cepet". Kelvin menarik tangan sintiya dan berlari.

David dan daniel yang sedang duduk berdua di bangkunya terkejut melihat kelvin yang tiba-tiba berada di depan kelasnya.

"Vin?! Lo kemana aja kemaren ko lo kaga berangkat?". Sambar David yang langsung menghampiri kelvin.

"Gue telat". Balas kelvin dengan sedikit mengatur nafas.

"Telat? Yaelah kan lo biasanya kalo telat ngasih rokok ke penjaga". Ujar daniel dengan menaikkan satu alisnya.

"Udah deh gue cape, minggir". Kelvin menerjang david dan Daniel yang berada didepannya.

Dikelas sintiya

"Sin lo kemana aja kemarin?". Tanya devan yang berada di belakang sintiya.

"Gue telat". Balas sintiya dengan mengambil buku-buku di tasnya.

"Telat?!". Bella dan devan pun terkejut, bukan kah sintiya orang yang sangat rajin, pintar, dan tepat waktu, kenapa ia telat sekolah.

"Iyaa... Udah deh kalian jangan kepo gitu". sintiya membalikkan tubuhnya dan langsung membaca buku tersebut.

"terus kalo lo telat lo balik lagi kerumah gitu?". Tanya Bella dengan menatap sintiya yang sedang serius membaca buku.

"Kaga, gue diajak sama kelvin teruss ...". Sintiya hampir keceplosan soal hubungan ia dan kelvin lalu ia menutup mulutnya sendiri dengan tangannya.

"Terus apa??". Tanya Bella kepo, dan sintiya hanya menggelangkan kepala.

"Sinn... Kalo lo nggak".

"Iyaa.. Iyaa., gue.. Gue.. Jadian sama kelvin". Sintiya sedikit menundukan kepalanya dan bella yang mendengar kabar itu membulatkan matanya dan bibirnya membentuk huruf O.

"Oh megod!!! Lo jadian sama kelvin!?". Bella berbicara dengan nada tinggi membuat sintiya membungkam mulutnya.

Dekkk...
Sakit hati devan saat mendengar kabar itu dan devan hanya menghela nafas juga lemas, dan ia sadar diri ia hanya pengagum saja dan tidak berhak melarang sintiya untuk berhubungan dengan siapa pun, disitu devan lemah, matanya berkunang-kunang.

^Uks^

"devan..". Terdengar panggilan seseorang yang ia sukai dari telinganya ia mencoba membuka matanya tapi ia tak bisa.

Devan pingsan, ia dibawa ke uks dengan sintiya, bella, nadia, didi, andi dan dion.

"Van bangun". Dion menggoyangkan tubuh devan dan devan tak merespon sama sekali.

"Ini gimana?". Tanya nadia dengan khawatir.

"Kita harus lapor keguru". ujar sintiya dengan menatap sekelilingnya.

"Nggak usah...".Rintih devan dengan menarik tangan sintiya yang akan beranjak pergi.

"Gue baik-baik aja ko". Lanjut devan dengan tersenyum menahan pusingnya kepala.

"badan lo panas van..". Sintiya memegang tangan devan merasakan panasnya tubuh devan.

"Lagian lo kenapa sih van, kalo sakit jangan berangkat coba bikin khawatir ajah..". nadia menyingkirkan tangan sintiya yang tadi memegang tangan devan, dan nadia langsung menyela posisi sintiya.

Your name is my heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang