Apakah aku harus mundur

6 2 1
                                    

Bella tengah duduk di bangku kelas nya sendirian tak ada satu orang pun disana.

"Apa gue harus lanjut sama Daniel?". Bella menanyakan kepada dirinya sendiri.

"Bella!". Panggil seseorang dipintu kelas bella, ternyata ia adalah seseorang yang sedang bella pikirkan ya dia adalah daniel.

"Hmm..". Bella berdeham dengan berpura-pura membaca buku yang tadi sempat ia ambil dari laci meja.

"Lo udah makan belum?". Tanya Daniel dengan mulai duduk disamping bella, bella hanya mengagguk tanpa mngucapkan satu katapun.

"Bell.. Lo kenapa sih?". Tanya Daniel mentap bella gelisah, bella hanya menggeleng.

"Ck... Bella, gimana gue mau peduli, gimana gue mau tau isi hati lo, kalo lo gak pernah cerita ke gue". Perkataan daniel tadi membuat bella bungkam dan ia berusaha mengungkapkan
apa yang ia rasakan, tapi tetap saja bella tak bisa mengungkapkan nya.

"Daniel..!!!". Teriak david yang ada di ambang pintu.

"Yoo". Balas Daniel dengan menaikkan satu alisnya.

"Lo lagi ngapain disini? Lah ko bella cemberut gitu..". David sedikit bingung ketika melihat wajah bella yang tiba-tiba suram tak seperti biasanya.

"Gue juga nggak tau..". Daniel menatap bella yang tengah melihat buku tapi tak membacanya.

"Heii... Selamat pagi". Sintiya dan kelvin menyapa sahabatnya itu.

"Loh bell.. Lo kenapa?". sintiya panik melihat bella dengan raut wajah siram sedikit memucat.

"duhh... Kepala gue pusing..". Bella memegang kepalanya dan...

Ruang uks sekolah

"ihh... Bella bangun dong, ko lo ngga bangun-bangun sih". sintiya resah, daniel hanya berdo'a agar bella cepat terbangun dari pingsannya.

"Bella.. Lo kenapa sih??". kelvin mendekat dengan memegang tangan bella yang lemas.

"Sin emang bella kaga pernah cerita gitu ke lo?". Tanya david yang tengah duduk di kursi.

"Engga vid, dia akhir-akhir ini gak pernah cerita soal masalah ataupun kondisinya". sintiya sangat khawatir dengan sahabatnya itu.

"ada david sama daniel kaga?!". Tanya seseorang yang tiba-tiba muncul dengan raut wajah kelelahan karena berlarian, dia adalah putri.

"Iyaa?". Saut david dan putri hanya terkejut melihat bella yang tengah berbaring lemas disana.

"Bella?!". putri langsung berlari kecil kearah sahabatnya itu.

"sintiya ini kenapa ? Ko bella bisa kaya gini?!". putri mulai panik.

"Tenang put lo jangan panik dulu, gue juga ngga tau kenapa bella kaya gini, bella pingsan". Jelas sintiya dengan menenangkan putri.

"Ya Ampun bella..". Putri mendengus sedih.

"Heh lo kenapa manggil kita berdua?". Ujar david dengan ekspresi sangat datar.

"Oh iyaa , lo disuruh ulangan matematika".

"Lohh?!". David dan Daniel terkejut kompak.

"Kan lo kemaren bolos?". Ulas putri dengan tersenyum sinis.

"Kelvin juga tapi ko..?"

"Gue udah ulangan dong". Kata kelvin dengan tersenyum jail.

"Dasar lo! Ko gue kaga dibilangin!". brontak david.

"Ehhh diem dong! Ada orang sakit juga". Tegur sintiya.

"Sorry".

"Wey kelvin awas aje ye lu". David berpura-pura mengancam dengan meninggalkan ruangan itu bersama daniel.

.

Bella terbangun dari pingsannya dan sintiya lalu menenangkan bella dengan mengelus-elus kepalanya.

"Bella... Lo kenapa sih... Ko lo bisa pingsan gini, kalo lo ada masalah cerita ajah sama gue, kalo lo pendem sendiri nanti lo..". Ucapan putri terhenti.

"Eh, put bella baru sadar tunggu beberapa menit". Kata sintiya.

5 menit kemudian

Bella mulai berbicara walupun sedikit terbata-bata.

"sin... Gue mau cerita". Bella memegang tangan sintiya yang sedang disampingnya itu.

"Iyaa bell lo cerita aja gak papa ko". Saut putri.

"Putri". Kelvin sedikit geram.

"Eh iya". Putri sedikit ketakutan.

"Sin... apa gue mundur aja ya?". Kata bella dengan menahan air matanya.

"Mundur? Maksudnya?". Sintiya masih tidak paham dengan apa yang baru saja sahabatnya itu katakan.

"Sin.. Lo taukan mantannya daniel, dia masih aja ngarepin daniel dan gue ngga mau kalo dia...". derasnya air mata membuat Bella sulit untuk melanjutkannya.

"Bell... Lo jangan kaya gitu, daniel sayang sama lo". Sintiya menghapus air mata bella dengan ikut sedih.

"Bell lagian daniel itu udah benci banget sama dia". Ujar kelvin.

"Bella.. Gue sayang sama lo". Ucap daniel yang tiba-tiba muncul diambang pintu dengan menitikkan air matanya.

Semuanya terkejut melihat daniel disana, daniel mulai berjalan kearah bella.

"Bella... Gue sayang sama lo, gue cuman mau lo yang jadi pendamping gue.. Gue ngga mau kalo lo pergi dari gue, gue udah mendam perasaan gue lama dan kalo lo pergi itu sama aja perjuangan gue buat dapetin lo itu sia-sia". Daniel tertunduk dengan memegang tangan Bella.

"Tapi daniel... Mantan lo..".

"Bell.. Itu mantan, itu cuman mantan.. Gue benci banget sama dia gue BENCI banget sama dia bell..". Daniel menangis.

Semua hening.

"sin, put kita keluar aja". Ajak kelvin, dan diruangan itu hanya ada bella dan daniel.

"Bella lo nggak bakal ninggalin gue kan?". Tanya daniel dengan mata berbinar.

"Hmm.. Gue..".

"Bella... Harus apa lagi yang gue lakuin, gue udah jelasin semuanya dan..."

"Iyaa gue terima, dan gue mau jadi pacar lo". Sela Bella membuat daniel membulatkan matanya, daniel tak percaya ini, daniel sangat senang.

"bella... Lo seriuskan?". tanya daniel membenarkan.

"Iyaa daniel sayang". Jawab bella tersipu malu.

Karena senangnya daniel langsung memeluk bella yang masih berbaring.

"Niel..Daniel lo...". Bella terkejut.

"Eh sorry gue seneng banget bell". Daniel sangat senang dan bella hanya tersenyum sangat sangat lega dari semua apa yang daniel jelaskan tentang isi hatinya tadi.

Your name is my heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang