Pengagum Rahasia [✔]

3

Guanlin baru saja ingin menaruh buku kimianya, tetapi saat membuka pintu lokernya dia melihat sticky notes disana.

Ia ambil dan segera berlari ke kelasnya. Sekarang masih pelajaran jam ke tiga.

Nafas Guanlin terengah-engah. Dia berlari dari lantai dasar hingga ke kelasnya yang berada di lantai dua.

Woojin dan Daehwi yang melihatnya menautkan alisnya heran.

"Kenap lu, Lin? Kaya abis di kejar setan aja." Tanya Woojin yang memang duduk dekat pintu kelas. Guanlin menggeleng lemah.

Ia menyeka keringatnya dan duduk di bangku yang bersebelahan dengan Daehwi.

Lelaki mungil itu menopang kepalanya dengan kedua tangan. Tatapannya lurus ke wajah Guanlin. "Dapet sticky notes lagi?"

Guanlin mengangguk. Dia memberikan selembar kertas berwarna biru cerah. Daehwi melihat secara seksama tulisan tangan yang tertera di kertas itu.

"Mau lu liat sampe bolong juga ngga bakal dah tuh kertas nampakin muka yang ngirim, Wi."

"Gue heran aja, Lin. Ada gitu yang ngirimin sticky notes buat cowok kelainan kaya lo gini." Daehwi menempelkan kertas itu ke dahi Guanlin kencang.

"Sakit bego!"

"Biarin aja."

"Bilang aja cemburu, Wi." Goda Guanlin sambil mencolek dagu Daehwi.

Daehwi menepis kasar. "Ngga suka batangan, please."

Samuel yang mendengarnya seketika jantungnya melemah. Tatapan matanya sayu. Lelaki setengah bule itu tertunduk lesu seperti anak ayam yang ditinggal induk.

"Pantes aja bekal yang kemaren lu bawa rasanya beda. Tau-taunya dari secret admirer, toh." Lelaki mungil itu kembali berucap.

Ya, Daehwi tahu karena kemarin Guanlin menceritakannya saat di rumah. Dan karena mulut Daehwi yang tidak bisa di tahan, dia bertanya langsung ke ibunya Guanlin.

"Kira-kira siapa, Wi?"

"Apanya yang siapa, Lin?" Daehwi membenarkan posisi duduknya.

Guanlin menempelkan sticky notes ke meja Daehwi. Dia mengetuk berkali-kali. "Ini nih, ini. Siapa yang ngirim sticky notes ini ke loker gue."