6

2K 223 2
                                    

Sejak kemarin Guanlin terlihat lesu. Dia tidak mendapatkan balasan dari secret admirernya, membuat dia kehilangan semangat hidup. Daehwi yang kesal melihat sohibnya seperti kehilangan separuh jiwa pun bangkit dari kursinya.

Daehwi menghampiri ketua kelas lama yang sedang menempelkan pipinya ke atas meja.

"SEONHO PIYAK!"

Teriakan Daehwi membuat seisi kelas menoleh ke arahnya. Guanlin sebagai teman kecilnya menutup wajahnya karena malu.

"Untung gue punya temen cuma satu yang begini." Guanlin menenggelamkan kepalanya di kedua tangannya yang terlipat diatas meja.

"Ho, lu kenal tulisan tangan ini ngga?" Ia memberikan kertas biru cerah itu ke arah Yoo Seonho, ketua kelas bulan lalu.

"Aku ngga tau, Wi. Coba tanya ketua kelas baru aja. Terus aku bukan psikologi tulis tangan." Ujar Seonho yang kembali menidurkan kepalanya. Daehwi memajukan bibirnya kesal.

Daehwi berjalan ke meja Samuel. "Sam, lu taㅡ"

"Ngga tau!"

"Kok gitu, Daehwi kan belom kelar ngomong, emang Samuel tau apa yang mau Daehwi tanya?" Lagi-lagi Daehwi memanyunkan bibirnya kesal.

"Sticky notes kan?" Daehwi mengangguk. "Coba sini gue liat." Tangan Daehwi terulur.

"Cuma dua manusia yang tulisan j kaya latin...," Samuel memang memperhatikan dan mudah menghafal tulisan temannya. Karena dia suka memeriksa nilai-nilai bersama guru.

"Siapa, Sam?" Kali ini Guanlin bersemangat. Lelaki itu tidak lemas seperti tadi. Sebuah senyuman manis tercetak di wajahnya yang tampan.

"Sam, gue mau anterin Sara ke uks dulu," Haerin memampah badan Sara yang terlihat pucat. Samuel mengangguk mengiyakan.

"Jadi siapa Sam?" Desak Guanlin. Samuel menarik nafas jengah. Kalau bukan teman Daehwi sudah dia piting kepalanya Guanlin.





"Antara Somi dan kak Sejeong."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pengagum Rahasia [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang