22

1.4K 157 0
                                    

Vomment menentukan Chapter Selanjutnya!

🍃🍃🍃

Sudah seminggu sejak kejadian Guanlin mengetahui siapa secret admirernya, yaitu: mantan gebetannya. Hati Guanlin sakit ketika mengetahui penggemar yang selalu mendukungnya adalah gadis yang meruntuhkan hatinya dua tahun lalu. Guanlin belum bisa menerima kehadiran Siyeon. Guanlin belum siap.

Sempat Siyeon dan Guanlin berpapasan di koridor, Guanlin sekilas melihat wajah pias Siyeon seperti orang sakit. Namun, ego Guanlin terlalu tinggi sehingga ia mengabaikannya. Siyeon tahu kalau Guanlin melihatnya meski sekilas. Tetapi bagi Siyeon itu sudah cukup dari lirikan mata.

Kini hari olah raga telah tiba, Guanlin dan teman-teman sedang bersiap untuk melawan Jurusan IPS, kelasnya Siyeon. Awalnya Guanlin menolak ikut main, tetapi mendengar Siyeon tak hadir ia pun mau mengikutinya.

Padahal sang Ketua Kelas -Samuel- membodohi Guanlin, Siyeon sebenarnya hadir hanya saja gadis itu sedang terbaring sakit di ruang kesehatan bersama Jinyoung.

"Young, kamu ngga ikut main?" mengeluarkan suara saja Siyeon berusaha keras agar suaranya terdengar di telinga Jinyoung, apa lagi berdiri? Dia tak sanggup. Karena semalaman gadis itu meraung pedih mendengar Guanlin sangat membencinya. Lelaki itu tak menerima kehadiran Siyeon lagi karena sudah mempermalukannya di hadapan ratusan siswa.

Kalau saja Guanlin menyatakan perasannya secara diam-diam, sudah pasti Siyeon menerimanya dengan senang hati. Tapi tidak kalau secara publik, Siyeon tidak mau melukai temannya SuA dan Namjoo.

Jinyoung menghela napas untuk sekian kalinya. Pertanyaan ini bukan untuk pertama kalinya, Siyeon sudah mengatakannya lebih dari lima kali.

"Udah aku bilang, aku ngga tertarik buat panas-panasan. Lagian juga itu antar kelas Guanlin ama kelas kamu." Lelaki itu bersender santai sambil membaca komik kesukaannya. Hunter X Hunter. Memang mereka tidak sekelas dan berbeda jurusan. Jinyoung berada di kelas XII IPA 2, sedangkan Siyeon XI IPS 4. Iya Jinyoung itu kakak kelasnya

"Halah, bilang aja mau jagaain aku." tukas Siyeon percaya diri. Namun, reaksi Jinyoung di luar duga. Pipinya bersemu kemerahan. Untung saja bisa menutupi sebagian wajahnya.

"Sok banget. Padahal mah engga tuh." Debaran di jantung Jinyoung semakin menambah. Jinyoung harus mengamini komik yang ia  bawa, kalau saja ia pinjamkan ke Daniel yang ada image kalem seorang Bae Jinyoung akan luntur.

"Yeh, biasa aja kali, Young, ngga usah sampe merah juga kali telinganya." Badan Jinyoung seakan membeku mendengar ucapan Siyeon yang spontan itu.

Untung aja Siyeon ngga tau kalo gue salah tingkah, polosnya, Jinyoung menatap Siyeon lekat-lekat seakan wajah Siyeon tak bisa ia lihat lagi.

Mata mereka beradu. Pipi Jinyoung kembali menimbulkan blush on tanpa harus di poles. Rona merah yang kontras di wajah putihnya menjadi warna pink cerah. Siyeon menyibak selimutnya kasar, oksigen di ruang kesehatan membuat kepala Siyeon berdenyut. Lagi-lagi kambuh.

Reflek Jinyoung menyentuh pundak Siyeon. Lelaki itu takut kalau Siyeon sakit seperti setahun yang lalu. Air muka Jinyoung mengeras menahan amarah. Kenapa harus Guanlin yang Siyeon suka? Kenapa tidak mencoba menyukai Jinyoung yang rela menunggu.

"Ji-Jinyoung...,"

"Ngga usah keras kepala bisa? Aku bilang istirahat ya istirahat!" Suara Jinyoung sedikit tinggi, tetapi ia menahan agar suaranya tidak meninggi. Jinyoung tidak mau kalau Siyeon takut padanya, yang Jinyoung mau perasannya Siyeon berubah untuknya. Ya, untuk Bae Jinyoung.

Vomment menentukan Chapter Selanjutnya!

Pengagum Rahasia [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang