Pengagum Rahasia [✔]

10

Selesai dari acara kejar-kejaran india, kini Daehwi, Guanlin, Roa, dan Kyulkyung duduk di entah kelasnya siapa.

Penampilan mereka seperti kepergok melakukan pencabulan. Urak-urakan tak jelas. Dasi Guanlin yang melonggar, bahkan dua kancing di atas terbuka karena kancingnya lepas. Daehwi dengan rambut basahnya, menjadi terkesan manly dan macho. Ugh.

"Gue mau tanya sesuatu ke kalian...,"

Akhirnya Guanlin berbicara setelah lebih sepuluh menit mereka membisu.

"Tanya cepetan. Ada urusan darurat nih!" Roa menyela. Gadis itu terus menatap ujung sepatunya gelisah.

"Kalian kan bisa masak, kalian pernah ngga bikin bekal 4 sehat 5 sempurna atau nasi goreng pedes?" Tanya Guanlin. Daehwi menatap Roa dan Kyulkyung bergantian.

Namun yang ditanya malah melengoskan wajahnya. Menurut Roa ini membuang waktunya. Gadis itu berdesis kesal.

"Ngaku aja deh. Jangan sampe gue tampol mulut lu satu-satu, nanti gue tampol kan berabe urusannya." Daehwi menggeretak geram.

Kyulkyung menghela nafas. "Kerajinan amat gue bikin bekal buat lu. Meskipun gue bisa masak, gue lebih suka makannya, ya ngga?" Roa mengangguk menyetujui.

"Sekarang gue mau ngecek tulisan kalian." Kini Guanlin menarik paksa tas Kyulkyung dan Roa, lalu mengeluarkan salah satu buku tulis.

Guanlin perhatikan tulisan tangannya berbeda. Berarti bukan Kyulkyung maupun Roa. Tanpa berbicara sepatah kata lelaki jangkung itu melempar asal buku tulis dua gadis itu ke lantai dan pergi meninggalkan Daehwi.

"Bangsat ya temen lu, Wi. Gue ama Kyulkyung jadi telat naik bus kan. Pokoknya ganti rugi pesenin gue grubek buat pulang." Roa menarik rambut tebal Daehwi. Yang ditarik menjerit kesakitan. Terpaksa Daehwi mengeluarkan dua puluh ribu buat beli kuota di depan buat menutupi masalah.

"Bacot ih. Nih gue ganti. Bye!" Daehwi pun buru-buru keluar dari kelas dan menyusul sahabatnya.

"Sialan, bisa gila gue kalo begini caranya."

Guanlin menendang tong sampah bahkan dinding yang tak bersalah.