28

866 91 0
                                    

Yah, sudah sebulan lebih Siyeon mengabaikan Guanlin. Penyebabnya masih sama, karena Guanlin memukul Jinyoung.

Jinyoung dan Siyeon kembali terlihat lagi, bahkan lebih dekat dari sebelumnya. Guanlin mulai geram. Buku tangannya memutih karena kepalan tangan Guanlin mengeras. Bibirnya tak berhenti berdecih kesal.

Jinyoung dan Guanlin sudah jarang main, bukan karena Guanlin yang menjauhi Jinyoung tapi Jinyoung sendiri yang menjauhi Guanlin dan teman sepercoliannya.

"Santai bro, kenapa mata lu natapnya sampe segitunya sih?" tanya Seungwoo. "Bisa-bisa berlubang kepala Jinyoung nanti," lanjut Seungwoo meledek, lelaki itu memapah gitar milik Jaehwan.
Guanlin memutar bola matanya malas. Apa seharusnya Guanlin melupakan Siyeon?

"Young aku mau es krim vanilla," suara Siyeon terdengar manis di telinga Guanlin. Jinyoung pergi ke stan es krim meninggalkan Siyeon sendirian.

Dia tidak bisa menahannya lagi. Ia berdiri menghampiri meja Siyeon.
Raut wajah Siyeon panik. Guanlin tersenyum tipis. Tangan Guanlin menarik erat pergelangan tangan Siyeon hingga ke taman belakang sekolah.

Siyeon meringis kesakitan. Gadis itu masih mengusap kulitnya yang merah sebab tarikan Guanlin.

"Apaan sih kamu Guanlin? Tangan aku sakit tau!" protes Siyeon marah, Guanlin kembali menulikan pendengarannya.

"Lu kenapa deket banget ama Jinyoung?" spontan Siyeon mendongak menatap rentina coklat milik Guanlin.

Hati Siyeon terasa menghangat. Seperti ada ribuan kupu-kupu merayapi perutnya. Namun segera ia tepis.

"Me-mangnya kenapa aku deket-deket ama Jinyoung?"

"Gue ngga suka. Jauhin dia."

"Lho kenapa?"

"Karena rasa sayang gue masih ada buat lu." Kilatan mata Guanlin terlihat serius. Perasaan Siyeon gundah, padahal ia sudah janji pada dirinya untuk melepas Guanlin, tapi susah.

Baru Siyeon ingin menjawab, mulutnya terbungkam melihat raut seram Jinyoung yang berada dibelakang Guanlin, "Udah puaskan bawa cewek gue pergi?"

Guanlin menoleh ke belakang. Jinyoung menatapnya dengan tatapan kesal. Lalu ia menarik tangan Siyeon untuk berada di belakangnya.

"Jin, lu sama...,"

"Siyeon udah jadi milik gue, mending lu cari cewek yang lain," Ucap Jinyoung meninggalkan Guanlin yang terdiam kaku.

Setelah Siyeon rasa sudah jauh dari Guanlin, tangannya yang masih di genggam jemari hangat Jinyoung mulai mengendur.

Siyeon menarik napas jengkel. Matanya menatap tajam ke wajah Jinyoung.

"Jinyoung apa-apaan sih kamu?"

"Ya kalo aku ngga gitu, kamu ngga bisa ngelupain Guanlin, Siyeon."

"Ya tapi kamu ngga usah bilang gitu."

"Ngga jauh beda ama kejadian dua tahun lalu kan? "

Siyeon langsung membungkam mulutnya. Semenjak pengakuan Jinyoung lusa kemarin, Jinyoung semakin gencar mendekati Siyeon. Meski ia tahu selama sua hari lalu itu dia di abaikan Siyeon. Dan setelah itu mereka kembali akrab lagi.

"Maaf aku kelepasan. Mending kamu fokus sama tes kamu, Yeon," tangan Jinyoung mengelus surai kecoklatan milik Siyeon yang dijawab dengan anggukan.

"I-iya, nanti aku mau belajar ke perpustakaan." Siyeon langsung berjalan meninggalkan Jinyoung.

Meski hatinya sakit mendengar penolakan dari Siyeon ia tetap merasa senang karena gadis itu masih menerimanya sebagai teman. Seperti biasanya.

"Semoga lu cepet ngelupain Guanlin."

3 Chapter lagi selesai!

Pengagum Rahasia [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang