Pengagum Rahasia [✔]

19

Guanlin tidak bisa mengapik senyum yang mengembang diwajahnya. Jujur saja Guanlin resah kemana dua hari perginya secret admirer yang selalu menerornya.

Tapi karena sticky notes dan yogurt itu ada di loker sepatu miliknya, Guanlin memaafkan itu.

"Ye, tiang ngapain lu senyum-senyum kaya orgil baru aja." Senggol lelaki di sebelahnya dengan gurauan sederhana yang membuat Guanlin tersadar.

"Eh, gembul, tumben negor aa? Kangen ya?" Canda Guanlin balik. Lelaki bersurai kecokelatan gelap itu memanyunkan bibirnya kesal. Selalu saja Guanlin bisa membalas ledekannya.

"Sialan lu, gue senior lu ya, Lai Guanlin," pekiknya kesal. Lelaki mungil itu memakai sepatu khusus sekolah dengan cepat. "Nama gue Park Jihoon, bukan gembul, kambing!"

"Nama gue Lai Guanlin, bukan kambing, Park Jihoon." Balas Guanlin dengan tawa kemenangan. Jihoon menghentakkan kakinya keras ke lantai dan meninggalkan Guanlin. Selalu saja Guanlin menjahili Jihoon, karena Jihoon selalu mengalah tidak dengan Daehwi.

"Siyeon!"

Satu nama yang membuat jantung Guanlin perih sekaligus  membuatnya terpompa cepat. Dia menoleh ke arah jam sebelas. Tepat disana ada gadis yang sempat menolaknya tiga tahun lalu.

Guanlin tersenyum tipis. "Jadi kita satu sekolah lagi? Kebetulan ngga terduga. Selama ini gue ngapain aja disekolah?" Guanlin bermonolog sendiri.

"Lu mah nyabun mulu ke kamar mandi, Lin. Mana sadar mantan gebetan lu tiga bulan lalu pindah ke sini." Sahut Woojin yang tiba-tiba di belakangnya.

Guanlin tidak tahu saja kalau Woojin adalah sepupu Siyeon. Woojin berhasil menutupi identitasnya di depan Guanlin.

"Gaya lu dekil bercula satu!" Guanlin berjalan ke arah kelas mengabaikan tatapan aneh yang tertuju ke arahnya. Palingan itu tatapan Guanlinove's.

"Segitu bencinya ya kamu, Lin." Siyeon menyeka air matanya. Haerin tahu kalau ada Guanlin di sana. Gadis bersurai hitam pekat itu sengaja meneriaki nama Siyeon agar lelaki tinggi itu sadar kalau Siyeon pindah sekolah.

"Udahlah lupain." Haerin menarik tangan Siyeon untuk menjauh. Siyeon hanya mengangguk pasrah.