7

10.6K 991 33
                                    


Keesokkan harinya..

Sejak pagi hingga lagi lima belas menit lagi jam pulang sekolah, Lisa bersikap sangat cuek terhadap si Bad boy yang membuatnya kehilangan nilai praktik olahraga.

Andai Jungkook jujur padanya kemarin, Lisa masih bisa menoleransi perbuatannya, tapi bocah tengik itu malah meninggalkanya dengan rasa penasaran. Yap, kemarin saat ditanya, Jungkook hanya mengalikan pembicaraan mereka kemudian pergi dengan alasan tugasnya sudah selesai.

Laki-laki itu kemudian masuk ke kelas setelah membolos dua jam mata pelajaran bahasa inggris.
Namja bergigi kelinci itu hanya memutar bola matanya malas ketika wanita paruh baya yang sedang memegang mistar plastik  menyuruhnya berdiri dengan satu kaki dan kedua tangan memegang kedua kuping telingannya.

Jungkook menurut, lagi pula beberapa menit lagi waktunya kembali ke rumah, begitulah pikirnya. Dan benar, baru saja semenit Ia menjalankan hukumannya, waktu pelajaran berakhir.

Jungkook pun beranjak pergi ke tempat duduknya, menghampiri Lisa yang tengah sibuk merapikan segala buku-buku pelajaran dan alat tulis menulis yang Ia bawa.

"Hari ini Kita jadi belajar lagi kan?" sapa Jungkook yang di balas tatapan dingin dan muka datar. Mendapat balasan begitu membuatnya bergidik ngeri.

Lisa kemudian mengenakan tas ransel miliknya kemudian berjalan keluar kelas. Selama menyusuri koridor sekolah hingga tiba di gerbang, Lisa hanya diam seolah-olah menganggap laki-laki di belakangnya tidak ada.

"Lisa-ya!"

Gadis itu berbalik, "apa!?" ketusnya. Lisa hampir saja terjungkal karena Jungkook dengan gerakan secepat kilat menyambar tangan kirinya, mengajak dirinya berlari.

"Yak! Apa yang Kau la--!?"

"Sudah ikut saja," sanggah Jungkook santai, dengan smirk di wajahnya.

***

Kedua siswa yang masih mengenakan seragam lengkap, meski yang satunya tampak berantakan, kini tiba di tempat tujuan mereka atau bisa dibilang tempat yang Jungkook tuju.

Lisa menarik tangannya dari genggaman si evil, perasaan kesal, marah dan malas bercampur menjadi satu.

"Apa-apaan tadi huh!?" jutek gadis di sebelah Jungkook. "Dan juga, kenapa Kau membawaku ke sini!?" lanjutnya lagi.

Laki-laki itu hanya meliriknya sekilas dengan satu telunjuknya yang menutupi sebelah telinganya, "Kau bisa tidak bicara pelan-pelan? Sudahlah, kalau Kau mau ikut ayo. Kalau tidak, pesan taxi sendiri bisa kan?" Jungkook kemudian memasuki Lotte world, mengabaikan emosi Lisa yang sedang meledak-ledak karenanya.

"Mwo?" heran sekaligus jengkel, Lisa tidak percaya dengan kelakuan namja seumurannya ini. Dia yang membawa Lisa ke tempat ini lalu kemudian dengan mudahnya Ia berkata seperti itu?

Gadis itu menatapnya datar sebentar,"baiklah, Aku akan ikut," jawabnya pasrah.

Setelah berpikir sejenak, Lisa memutuskan untuk ikut bersama Jungkook, alasan? Pertama, Lisa takut Jungkook akan membuat kekacauan dan jika itu terjadi, dirinya pasti menjadi salah satu orang yang harus bertanggung jawab karena pada jam ini, sudah jadwalnya bersama Jungkook. Kedua, sebenarnya Ia juga rindu tempat ini. Sudah lama Ayah dan Ibunya tidak mengajak Ia ke sini.

"Hei, tunggu Aku!" seru gadis itu melihat punggung Jungkook yang semakin jauh meninggalkannya. Lisa berlari dan mensejajarkan posisi keduanya.

"Kau mau kemana dulu?" tanya Jungkook sembari matanya melihat-lihat di sekeliling mereka.

Lisa teringat dengan Folk museum, tapi hendak mulutnya ingin mengatakan ke sana, "Atlantis kelihatannya seru, Kita naik itu," sontak saja mata Lisa membulat lebar. Dirinya tidak suka dengan wahana-wahana yang seperti itu, bisa dibilang Ia takut ketinggian.

Jungkook menoleh ke arah Lisa, "kenapa? Tenang saja, Aku yang bayar," ujarnya lalu hendak menarik tangan Lisa yang di balas wajah gelisah.

"Aku tak bisa Kook, Aku--itu sangat tinggi," gemetar bisa laki-laki itu rasakan dari tangan Lisa.

"Tidak ada yang perlu ditakutkan, Kau bersamaku," Jungkook berpindah ke belakang Lisa kemudian memeluk gadis itu sambil memandunya berjalan ke Roller Coaster.

***

Keringat dingin masih saja mengalir di pelipis gadis itu. Jantungnya berdegup kencang, tapi perasaan takut itu kian menghilang.

"Bagaimana?" suara hangat laki-laki yang tengah menggengam tangannya seketika memecahkan lamunan Lisa.

"Eum, tidak buruk," untuk pertama kalinya sejak kejadian di masa kecil, Lisa akhirnya bisa melawan ketakutannya berkat evil bergigi kelinci ini.

Jungkook tersenyum senang, bukan karena Ia dapat membuat Lisa mengatasi ketakutannya terhadap ketinggian (Dia bahkan tidak tahu) tapi karena genggaman tangannya yang belum dilepaskan oleh gadis yang tingginya setara dengan hidung mancungnya.

"Sekarang bagusnya kemana ya?"

Mendengar pertanyaan Jungkook, Lisa dengan cepat ingin menunjuk sebuah kedai Ice cream yang letaknya tidak jauh dari mereka tapi tangannya tertahan. Dan pergerakannya membuat pandangan Jungkook jatuh pada kedua tangan yang saling bergenggaman erat.

"Wah, Lisa-ya, apa tanganku senyaman itu? Sampai-sampai Kau tidak mau melepaskannya," goda Jungkook.

"Bu-bukan begitu," gadis itu berusaha melepaskan tangan Jungkook dari tangannya tapi laki-laki itu malah lebih erat menggenggamnya.

"Kook~" rengekkannya tidak membuahkan hasil. Lisa kemudian berdecak kesal.

"Baiklah, Aku lepas," Jungkook tidak mau Lisa kembali bad mood. "Jadi?" tambahnya lagi.

"Aku mau itu," tutur Lisa pelan sambil menunjuk kedai ice cream tadi.

Ugh, ini memalukan sekali. Kenapa Aku jadi manja begini

Jungkook menahan tawanya, gadis di depannya ini sungguh seperti anak kecil sekarang. "Tunggu sebentar," Jungkook lalu pergi ke kedai yang Lisa maksud.

Tiga menit menunggu, Namja itu kembali dengan kedua tangan masing-masing memegang ice cream, ada yang rasa green tea dan chocolate. "Ini," Tangan kanan Jungkook terulur memberikan ice cream dengan rasa green tea itu kepada gadis di hadapannya.

"Gomao," ucap Lisa.

Keduanya memilih berjalan-jalan sambil menikmati tumpukan ice dalam cup kecil itu. Lisa nampak sangat menikmati ice miliknya. Berbeda dengan Jungkook, "milikmu sepertinya lebih enak," ujarnya tanpa mengalihkan fokus terhadap bibir pink milik Lisa.

"Huh?" Lisa menghentikan aktivitas menjilat ice creamnya.

Jungkook hanya diam dalam pikiran nakal yang terlintas di kepalanya.

"Kau mau?" lanjut Lisa lagi, bermaksud menawarkan miliknya. Melihat laki-laki di sampingnya tak memberi respon, Lisa hendak kembali pada ice creamnya tapi...

Chuu~

Seperti ada sengatan listrik, jantungnya terasa berhenti berdetak. Kedua tangannya kini amat erat mengepal dua lengan Jungkook yang sedang mendekap pipi gembulnya, bahkan ice cream berwarna hijau itu sudah tergeletak di atas ice cream lainnya yang tidak lain milik si evil.

T. B. C

Jangan lupa voment, saran kritik sangat membantu 😘
Btw, minggu depan author belum bisa up, soalnya ada US. Harap dimaklumi yah

Bye 💞💞💞💞😘














My Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang