19

9.5K 900 155
                                    


Di pagi yang baru ini, seperti hari-hari sebelumnya, Lisa sekarang sedang menyiapkan sarapan untuk ia dan Jungkook. Eunha? Sudah dua minggu ini Dia tidak tinggal di apartemen Jungkook. Ibunya yang datang menjenguknya adalah alasan mengapa tidur Lisa bisa agak sedikit tenang. Benar, hanya sedikit. Karena,  masih ada desahan-desahan Jungkook yang sering menina-bobokkan gadis bermata bulat itu. (Kamar Jungkook dan kamar Lisa sebelahan).

Hal itu juga yang membuat Lisa sadar bahwa, dirinya tak bisa terus-terusan menumpang di apartemen Jungkook. Laki-laki itu punya kehidupan pribadinya sendiri, dan Lisa juga.

"Lalisa fighting!" seru gadis itu tiba-tiba.

Kau harus lebih keras lagi bekerja. Supaya bisa membeli apartemen sendiri. Ucap Lisa dalam hati.

Tak lama kemudian, si pemilik apartemen muncul. Jungkook datang ke dapur dengan keadaan berantakan.
Yeah, wajar untuk orang yang baru bangun tapi, bukankah Dia harus pergi kuliah? Dan sudah jelas pemuda tampan itu belum bersiap.

"Pagi," sapa Jungkook kepada Lisa sembari mengambil segelas air.

Lisa membalas sapaan Jungkook. Ia kemudian menyajikan masakannya di atas piring yang telah Ia siapkan sebelumnya. Setelahnya, gadis itu beralih ke meja makan.

"Jungkook," panggil Lisa.

"Mm."

"Apa hari ini Kau tidak pergi kuliah?" tanya Lisa karena melihat penampilan Jungkook yang amburadul itu.

Jungkook mengambil tempat di meja makannya.

"Tentu saja Aku akan pergi, memangnya kenapa?" tanya Jungkook  seraya memasukkan suap demi suap pada mulutnya. Sesekali Namja itu menguap. Menandakan dirinya yang masih mengantuk.

"Aku hanya heran, biasanya saat Kita sarapan Kau sudah rapi."

Mendengar penuturan Lisa, kedua mata Jungkook tiba-tiba terbuka lebar. Laki-laki itu menundukkan kepalanya dan terkejut melihat pakaiannya. Mulutnya bahkan berhenti mengunyah.

"Li-lisa, jam berapa sekarang?" tanya Jungkook.

"Huh?"

"Aish!" gerutu Jungkook. Ia segera pergi ke kamarnya.

"Aigoo~" gumam Lisa.

Sepuluh menit kemudian..

Drap.. Drap.. Drap..

Jungkook keluar kamar dengan terburu-buru sambil merapikan hoodie berwarna hitam yang dikenakannya.

"Cepatlah! Kurasa tujuh menit lagi Kau terlambat," ujar Lisa yang sedang merapikan kaset-kaset vidio game yang tergeletak berantakan di ruang keluarga. Sepertinya ini penyebab Jungkook kesiangan.

"Ck! Diamlah. Kata-katamu membuatku panik bodoh!" Jungkook meraih smartphone nya lalu menelepon seseorang.

Lisa menatap sinis pemuda itu. "Kau lebih bodoh dariku, pabbo!" balas Lisa.

"Hei, Aku bisa mendengarnya---YAK! Bantet, jemput Aku sekarang!" seseorang yang ditelponnya adalah Jimin. Sebelum mendengar penolakan dari kawannya itu, Jungkook lebih dulu memutuskan sambungan telponnya. Ia tak mau terlambat dan menerima hukuman dari dosen killer seorang diri nantinya.

Sebelum benar-benar meninggalkan apartemen, Jungkook ingin memastikan sesusatu.

"Apa hari ini Kau punya pemotretan?" tanya Jungkook dari balik tembok dan berhasil mengejutkan Lisa.

"Ish!" geram Lisa, satu tanganya bahkan sudah mengepal. Siap-siap menghantam wajah Jungkook.

Gadis itu terdiam sebentar, ia mengingat-ngingat jadwalnya.

My Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang