30-[2]

10.1K 889 95
                                    


Lisa langsung menuju kamarnya ketika mereka sampai di apartemen Jungkook. Ia tidak mengatakan sepata kata pun pada laki-laki itu sebelum akhirnya membanting pintu kamarnya dengan keras. Bermaksud memberitahu si lelaki kalau perempuan tersebut sedang tak ingin terlibat percakapan apapun dengannya.

Jungkook pun hanya bisa mengacak rambutnya frustasi di depan pintu kamar Lisa. Ia menatap pintu berwarna cokelat muda itu dengan tatapan sendu. Dalam hati, Jungkook terus mengutuk dirinya sendiri atas tindakan bodohnya beberapa saat yang lalu.

Ia sangat menyesal. Sungguh! Tapi, meminta maaf sekarang bukanlah waktu yang tepat, pikir Jungkook. Ia mungkin hanya akan menerima sumpah serapah ataupun kata-kata yang akan membuat Dia menelan ludah pahit lagi.

Namja bergigi kelinci itu pun pergi menuju kamarnya.

Hh~ ini adalah hari yang paling buruk.

***

Keesokkan harinya..

Setelah mengikat asal rambut panjangnya itu, Lisa meraih sling bag bermereknya dari atas ranjang, kemudian keluar kamar dan bergegas ke tempat kerja. Iya, bergegas. Lisa sedang tak ingin bertemu Jungkook.

Perasaan marah dan kesal yang masih mendominasi hatinya pada laki-laki itu, membuat dirinya ingin jauh-jauh dari Jungkook. Lisa menarik nafas panjang sambil berusaha melupakan pertengkaran mereka kemarin. Jangan sampai hal itu membuat Dia tidak fokus kerja nantinya.

Ia kemudian menarik knop pintu kamarnya.

"H-hai Lis.. " sapa Jungkook tergagap.
Laki-laki bergigi kelinci itu mendadak panik dan jadi salah tingkah.

"Sedang apa Kau di depan kamarku?" tanya Lisa ketus. Tampak jelas raut wajahnya yang kesal. Oh tidak! Perjuangan Lisa untuk menjaga mood nya agar tetap baik kini tinggalah kerja keras yang sia-sia.

Jungkook hanya diam menunduk. Ia bingung harus mengatakan apa ke Lisa. Semua kata-kata permintaan maaf yang telah Ia persiapkan semalaman, telah hilang bagai ditelan bumi.

"Eung.. Aku.. " Jungkook berusaha memikirkan kata-kata yang tepat.

Dan Lisa menunggu.

Lisa memutar bola matanya malas. "Cepatlah, hh~ Kau akan membuatku terlambat kerja Jung," ucap Lisa, mulai jenuh.

Perempuan itu melirik jam tangannya. Masih tersisa empat puluh lima menit untuk menuju kantor. Cukup banyak. Tapi, lebih cepat sampai, lebih baik.

"Aku pergi."

"Tunggu Lis," Jungkook menahan pergelangan tangan Lisa ketika perempuan itu hendak pergi dari hadapannya.

"Kita lanjutkan nanti. Aku benar-benar harus pergi sekarang," Lisa menarik tangannya dari Jungkook, lalu pergi dari situ.

Jungkook menggelengkan kepalanya. Ia menolak apa yang dikatakan Lisa.
Lelaki itu pun berjalan mengejar Lisa dan segera menarik tangan perempuan itu dengan gerakan kilat.

"Jungkook!"

Grep!

Jungkook membawa Lisa dalam dekapannya. Kedua lengan kekarnya mengunci erat tubuh perempuan itu agar tak pergi kemana-mana. Jungkook menundukkan kepalanya di pundak Lisa.




Dia menarik nafas dalam sembari memejamkan matanya. Meyakinkan dirinya sendiri kalau apa yang akan dilakukannya adalah pilihan yang tepat.

"Mianhae.. " ucap Jungkook.




Lisa diam. Ia tak berkutik sama sekali.

Kemudian Jungkook menarik kepalanya dari pundak kanan Lisa.
Ia melonggarkan pelukannya lalu meraih kedua tangan Lisa dan menggengamnya erat.

"Lis.. Maaf karena Aku sudah bertindak egois dan gegabah.. " Jungkook menatap lekat mata Lisa. Sorot matanya begitu dalam hingga siapapun yang melihatnya pasti setuju kalau lelaki itu sedang tak main-main, "maaf karena selama ini Aku terlalu memaksakan perasaanku padamu.. "




"Aku sangat mencintaimu Lisa.. Sangat!"

Terus Jungkook! Lanjutkan!




Melihat Jungkook yang diam, membuat Lisa merasa sedih dan kecewa.

Apa sudah selesai? Payah!

Lisa yang tak tahu apa-apa itu pun tiba-tiba menagis. Sehingga Jungkook terkejut dibuatnya.

"Lisa--"

"Pabbo! Jungkook pabbo! Dasar pabbo!" ucap Lisa tersedu-sedu. Ia menarik tangannya lalu mengusap air matanya kasar dan hendak pergi dari situ tapi,

"Nae Yeoja Chingugadoego Sip-eo?"

Deg!

Jungkook kemudian menarik Lisa mendekat hingga kedua tubuh mereka merapat. Satu tangannya naik ke pipi chubby Lisa. Ia kemudian mengusap pipi yang sedikit basah itu dengan ibu jarinya. Setelahnya, sebuah ciuman lembut dan hangat kini mendarat sempurna di bibir merah Lisa.

Lumatan-lumatan kecil yang menyerang bibir kenyalnya itu membuat Ia terhanyut dan akhirnya membalas ciuman Jungkook. Lisa memejamkan matanya, menikmati permainan bibir mereka tanpa tergesa-gesa.

"Mmmhh~" entah sejak kapan bibir Jungkook berpindah di leher jenjangnya.

Lisa meremat badan Jungkook, "Akh!" ringis wanita itu ketika Jungkook berhasil memberikan satu kiss mark pada lehernya.

"Sekarang Kau resmi menjadi milikku," ucap Jungkook.

"Tidak. Aku belum memberikan jawaban apapun," bantah Lisa.

"Diam berarti iya.. " sebuah smirk terukir di wajah Jungkook, "lagipula, Kau tadi membalas ciumanku. Bahkan Kau memainkan lidahmu," kalimat terakhir lelaki itu berhasil membuat semburat merah merona menghiasi kedua pipi Lisa.

"Jungkook pabbo," Lisa memeluk tubuh Namja yang kini berstatus sebagai kekasihnya itu.

"I Love you too," Jungkook membalas pelukan Lisa kemudian mengecup pucuk kepala wanitanya dengan penuh sayang.

T. B. C

Hallo! Akhirnya bisa up lagi :v
Btw, knpa chap ini pendek bats? Sebenarnya ini masih bgian dri chap 30⇨30-[2]… Makanya chap yg lalu jga pendek.

Srry ya bru bisa up skrang.. Pendek bgt lgi😥... Yeah, ini krna authornya kehabisan ide. Srry klo chap ini gaje :v

Smga kalian suka dan kalo ada ide", saran/kritik silahkan deh..
Terbuka bgt.. Butuh malah :v

Please fr voment 💗










ByeLaura















My Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang