Pagi ini gue rasa raga gue ilang pikiran gue melayang terbang ngak mau balik ke badan gue,cuma gara gara pertunangan itu,gue cuman duduk diam dikursi tampa suara sedikitpun bahkan revi sama dela cerita ngak gue urusin
"Nai loe kenapa diam aja patah hati,gagal move on, atau loe kesambet setan kuburan?" tanya dela yang hanya kulirik
"Nai cerita dong" kata revi yang mengungcang badanku
"Masi berapa minggu lagi UN?"tanyaku kepada keduanya
" seminggu lagi nai" jawab revi
Aku menghelau napas "pasrah dah hati gue" kataku kepada diri sendiri
"Loe kenapa emang kenapa kalau UN loe ngak mau lulus atau loe takut nilai loe jelek" kulirik revi yang bicara tampa henti
" males deh gue ngomong sama loe ngak ngerti hati gue" akupun beranjak pergi keluar kelas namun belum sempat aku duduk di kursi samping kelas ada yang memangil namaku
" ha....hai...nai..kamu kenapa?"tanya seseorang di sampingku ku lirik ia ternyata fathan
"Hehehe hay juga ngak papa" jawabku berusaha rilex "sabar nai sabar cobaan bakal laki ingat nai" kataku kepada diriku sendiri
"Gimana udah sembuh" tanya fethan
"Udah kok" jawabku melirik fathan yang mengelap keringetnya
"Nai gue gugup nai" aku diam mamatung
"aduh gugup tuhan pindahi gue ke planet mars gue ngak mau nikah sama dia" kataku dalam hati sambil mengeleng gelengkan kepalaku
"Nai kamu kenapa?" tanya fathan yang melihat aku geleng geleng
"Maaf than gue cabut dulu" aku cepat cepat pergi dari fathan entah ke arah mana yang penting ngak ketemu dia
Ngak kerasa kaki gue membawa gue ke pahon samping sekolah gue duduk sendirian memikirkan kajadian beberapa hari lalu makan malam dengan keluarga fathan
"Jadi nai mama sama papa udah nentuin sesudah kalian UN kalian akan tunangan dulu nanti setelah fathan udah kulian kami akan melamar kamu, gimana mbak yu naina ngak perlu kuliah lagi kan biar jadi istri yang ngurus suami, kamu juga ngak usa kawatir masalah kerjaan karna fathan udah belajar mengurus semuanya dari ia masuk sma jadi kamu ngak usa kawatir akan keuangan kamu" kata om febry ayahnya fathan
"Huh ancur dah hidup gue kalau yang jadi laki gue vino si mending ganteng walaupun agak dinggin nah ini fathan ngak kebayang gimana ia ngelapin keringetnya tiap hari" kataku
xxxxxxxxxxxxxxxxx
Kupandangi gadis yang kini duduk sendirian di bawah pahon itu cantik kata itula yang tepat walaupun mukanya lagi betek tapi tetap menawan, cukup lama kupandang sampai aku tersadar ia bicara sendiri entahla apa yang ia pikirkan, aku mendekat ke arah ia
"Hayo kesambet loe ya" kataku sambil menepuk pundaknya
"Astaga loe ngagetin aja"kata naina sambil mengelus dadanya
" gitu aja kaget, geser dong" kataku yang masi berdiri disamping naina
Ia melirikku dengan wajah yang ia buat masam "ya nai jangan gitu dong gemes guenya" gumamku dalam hati
"Vin mau duduk ngak" katanya menarik tangganku yang ternyata ia udah mengeser tempat duduknya
"Mikirin apaan?" tanyaku penasaran,jujur aku memang penasaran karna setelah mama dan papa pulang dari rumah naina ia begitu murung apa ia tak ingin di jodohkan denganku
"Mikirin gimana cara kecoa kawin" jawabnya asal sambil menyenderkan kepalanya di pundakku
Kulirik naina dengan tatapan horror ia hanya menaik turunkan alisnya dan detik berikutnya tawanya pecah
"Hahahahaaha loe mikirin beneranya sampai natap gue horror gitu hahahaha ternyata loe ooh juga ya hahahah" katanya sambil memegangi perutnya dan mengusap air matanya yang keluar
"Ais loe ini gue serius malah bercanda lagi" kataku kesal karna ia hanya main main denganku
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta tanpa alasan
RomanceTuhan ajari aku untuk selalu ihklas walau perjodohan ini berat untuku tapi tetap kuatkan aku