Aku sudah dirumah tapi pikiranku masih melayang di sekolah aku senyum senyum sendiri sampai tak menyadari mama yang sudah berada dikamarku
"Sekarang mama yakin kamu kerasukan setan rumah sebelah" ucapan mama menyadarkanku akupun bangkin dan menghadap mama
"Maksudnya ma?" tanyaku tak paham
"Tu kan benar ini ngak bisa di biarkan pasti naina ilpil sama kamu kalau tau kamu kerasukan" jelas mama lagi
"Ma bicara apaan sih ngak jelas gitu" ucapku lalu berdiri dibalkon kamarku
"Ya lagian senyum senyum sendiri mama kira kamu udah ngak waras gara gara ngak sabar tunangan sama naina" kata mama mengodaku
"Ya engak la ma masa anak sendiri dikatain ngak waras,masi mau nikah dulu sama naina"belaku
" ce ile ternyata ada yang cinta nieeeee " goda mamaku lagi
"Ais apaan sihh"
"Than mama tuh cuman kasian jika naina nika sama kamu tapi kamunya rada rada mending ngak usa dari pada naina jadi janda"
"Ah mama ni ngomong tambah ngawur aja apaan ngak bakal naina jadi janda tenang aja,ada apaan mama kekamar aku?" kataku mencoba mengalihkan pembicaraan
"Ohhh gitu bagus dehhh,ngak apa apa Mama cuma mampir aja liat kamu senyum senyum ya mama periksa siapa tau udah rada rada gimana gitu" jelas mamaku
Aku hanya terduduk diam sambil mendengar acehan mama yang teramat panjang membahas masahku dan naina
xxxxxxxxxxxxxxxxx
"Doooooorrr........" suara itu membuatku terkejut
"Eh enceng gondok loe mau bikin adek loe jantungan apa hah" terikku kesal sedangkan yang membuatku terkejut hanya tertawa puas
"Lagian no tv disitu tu di tonton bukan di cuekin mending matiin aja" kata bang dimas sambil mentoyor kepalaku
"Abang udah dong gengser ni otak di toyor mulu"kataku sambil membenarkan rambutku yang berantakan
" udah gengser dari dulu kali"
"Eeemmmmm" jawabku acuh karna aku ngak terlalu pokus pikiraku masih memikirkan nasibku setelah un
"Mikirin apaan?" tanya bang dimas
Aku masih tak menyahut masih asik dengan pikiranku sendiri tak perduli apa yang di omongin bang dimas
"Naina fathan" ucapan bang dimas langsung membuatku kaget
"Mana bang" kata kata itu spontan terucap dari bibirku
"Hahahahahah ternyata mikirin fathan aduhhh sangkin rindunya" goda bang dimas
"Siapa yang rindu, ngak enak aja" belaku
"Ngaku loe ayooooo" goda bang dimas
"Bang nai mau ngomong sama abang" kataku serius menghadap abangku
"Ngomongin apaan?"
"Ini masalah hati nai bang" kataku tertunduk
"Eh hatilo kenapa inpeksi ?" tanya bang dimas yang masi ngak serius
"Ihhh abang serius ini mah" ucapku kesal
"Oke serius, emang hati loe kenapa?" tanya bang dimas
"ABang tapi jangan bilang bunda ya janji" kataku sambil mengangkat kelingkingku
"Iya,janji" ucap bang dimas menyatuhkan kelingking kami "emang kenapa loe suka sama orang lain" tanya bang dimas lagi aku hanya menganggukan kepalaku
"Siapa?" tanyanya penasaran tapi aku diam takut nanti abangku marah
"Teman sekolah?" tebak bang dimas dan lagi lagi aku hanya mengangukan kepala
"Kok bisa dek? Siapa orangnya?" tanyanya lagi
"Adalah teman tapi ngak tau ia suka atau ngak" jawabku murung
" terus kamu mau batalin semua ini?" tanya bang dimas yang langsung kujawab dengan gelengan kepala
"Aku ngak mau ngecewain bunda sama yang lain,karna ngak ada alasan buat aku untuk mempertahankan cintaku" jelasku
"Emang cinta harus beralasan?"tanya bang dimas polos
"Ngak,karna jika cinta harus ada alasan itu berarti kasian bukan cinta" jelasku sambil melihat keatas menahan air mataku agar tak menetes"aku tak tau kapan rasa cinta ini mulai ada untukmu alvino tapi gue rasa cinta ini ngak mungkin bertahan " kataku dalam hati
"Ternyata kamu udah dewasa ya dek abang bangga sama kamu maafin abang jika ngak bisa bantuin batalin ini semua"kata bang dimas yang menyandarkan kepalanya di pundakku
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta tanpa alasan
RomanceTuhan ajari aku untuk selalu ihklas walau perjodohan ini berat untuku tapi tetap kuatkan aku