Sesuatu Yang Tertinggal

107 32 23
                                    


Tangan ini gemetar setelah memencet tombol call Hanan. Tak berfikir panjang aku langsung mencansel sebelum Hanan mengangkat tetapi bagiku bodoh juga pasti sebentar lagi dia meneleponku.

" Kenapa kamu matiin Dis? Takut amat tinggal angkat telepon. Eits mendingan kamu nonaktifin hpmu sebelum dia meneleponmu " pungkas Soni.
" Ah iya... "

Apa-apaan aku ini gampang sekali menuruti Soni. Tapi daripada aku lebih takut jika Hanan tahu kalau aku bersama Soni lebih gawat.

" Yaudah mari masing-masing saling mema'afkan masa lalu dan mulai lembaran baru " kataku karena ingin segera menyelesaikan masalahku dengannya.
" Gak mau, maunya buka lem aran baru sama kamu heheh " Soni genit.
" Sebentar ya aku punya sisir untuk mukul kamu. Sini kamu! " aku kesal.
" Ampuun!!! " memohon sambil berlari menghindariku.

Tak tahu kenapa malam ini aku seperti kembali ke masa lalu bersama dia. Jelas sekali aku mengenal sikap dia. Tetapi aku sangat menyesalkan sekali kenapa hubungan persahabatan kami rusak setelah kami SMA. Jelas sekali kita hanya cocok sebagai saudara yang saling menjaga dilihat dari sikap dirimu yang kekanak-kanakan hingga aku yang selalu bersikap sebagai kakak.  Aku telah lama meninggalkanmu Soni karena memang harus berubah jalan hidupku. Tetapi sekarang kamu muncul seakan membuat nostalgia kembali bersamaku.

Sampai akhirnya aku lelah untuk berlari mengejarmu hingga terengah-engah. Tubuhku melemah dan kemudian duduk dipasir pantai yang putih ini. Kamu menghampiriku tempat dudukku sambil tertawa geli.

" Ini dia Disa yang aku kenal " masih tertawa dengan nafas terengah-engah.
" Kamu...hoossshoss... awas ya... ketangkep " kemudian memegang lengan Soni sambil memukulkan sisir kekepala Soni namun ditangkisnya.

Mata saling memandang dekat. Rasanya ingin mengalihkan pandanganku darinya namun seakan terkunci semua mata, gerak tubuh sampai mulut. Angin berembus pelan seakan meniupkan keseluruh tubuh tanpa sadar Soni mengucapkan suatu kalimat.

" Aku mencintaimu Disaa... " dengan mata berkaca-kaca.

Seakan tatapan tadi seperti sihir. Sihir yang menghentikan waktu dimasa sekarang dan kembali lagi ke masa lalu. Aku tak tahu ini perasaan iba atau terpana. Aku bimbang menghadapi situasi ini. Namun jujur memang aku juga merindukan saat-saat bersama Soni yang dahulu tetapi bukan yang seperti ini.

" Aku mencintaimu setelah aku menyayangimu semenjak kita kecil dahulu, aku cinta kamu Disa... " dengan mata menitikkan air mata.

Aku terdiam melihat bahasa matamu seakan ingin mengerti alasan kata-katamu dan ingin menjawab semua pernyataanmu. Tetapi waktu begitu cepat merebut kesempatanku berbicara hingga sesuatu terjadi. Kedua tanganmu meraih pipiku kearah wajahmu hingga terjadilah sebuah ciuman.

Dahulu... kau seperti pengawalku,
Kemanapun aku selalu bersamamu,
Tiada waktu kosong semua terisi olehmu,
Namun, saat itu kamu seperti anak kecil dengan ibunya,
Kau dahulu sangat tak peduli terhadap dirinya sendiri,
Sampai-sampai aku yang kemutuskan untuk merawatmu dan memperhatikanmu,
Hingga beranjak dewasa aku mulai bosan,
Aku juga ingin seperti wanita lain mencati kebahagiannya sendiri dengan mencari pangeran
Hingga kuputuskan untuk meninggalkanmu setelah pernyataan cintamu disaat SMA
Dan kini ....

" Hentiknnnn!! . Antar aku pulang! " sambil mendorong kedua lengan Soni.

Aku segera menghmpiri mobil Soni. Aku tak pedulu dan tidak memperhatikan muka Soni karena menurutku terjadi kesalahan akibat diriku. Seandainya aku tidak percaya padanya, sendainya aku tidak menuruti kata-katanya pasti tak akan terjadi hal seperti ini. Ini sangat diluar kendali.

" Aku lega Dis karena sudah mengungkapkan perasaanku sejak dulu, aku tak peduli nantinya kamu menerimaku atau tidak " Soni menjelaskan.

Aku hanya terdiam tak mau menghiraukan kata-katanya.

" Disa... apa kamu baik-baik saja..... Oke... baiklah... aku minta maaf. Tetapi setidaknya kamu tahu perasaanku lewat ciuman itu" jawab Soni.
Akun terdiam. Kemudian segera beranjak pergi tanpa berpamitan.

* * *

Disebuah hotel, Hanan memandangi ponselnya yang terus mencoba mengirim pesan dan panggilan. Ia menunggu dengan cemas karena mungkin firasat yang tak enak. Ia kemudian teringat perkataan Soni sewaktu di kantin. Bahwa ia mungkin saja tidak bisa menggantikan posisi Soni di masa lalu. Tiga bulan tak mudah menggantikan waktu bertahun-tahun Soni dan Disa. Sehingga ia kemudian berfikir kembali untuk menyakinkan posisinya yang bisa menghapus jejak Soni di masa lalu. Pernikahan yang mendadak bisa saja menjadi tidak tepat sebelum ia benar-benar yakin akan perasaannya.

* * *

Kenapa jadi seperti ini. Padahal dia berjanji tidak ingin melakukan sesuatu kepadaku. Tetapi yang terjadi adalah sebuah pengakuan cinta dan sebuah ciuman. Bodoh sangat bodoh aku ini membiarkannya begitu. Memang dia sangat berbeda setelah SMA hingga aku memutuskan untuk meninggalkannya. Dan aku punya alasan kuat untuk meninggalkannya.

* * *
Jangan lupa vote, komen ya darling💕💕💕

Thankz ya semua love u...

Cinta Semanis VanilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang