Sony Pov *
Kamu tidak tahu apa yang aku rasakan. Awal mula bagiku kamu adalah malaikat pelindungku. Dunia yang mulanya terasa temaram sejak kepergian adikku perlahan mulai terang karena terisi sinar. Setiap gelak tawa, senyumanmu aku bersyukur atas itu. Terkadang kamu suguhkan belaian sayang ataupupun sentuhan jailmu. Mengisi setiap waktu aku butuhkan, memberi kekosongan dengan kebahagianan. Sekarang kamu ingin pergi? Aku tidak tahu apa yang sebenarnya kamu lakukan kepadaku, tapi aku tidak bisa membiarkan kebahagiaanku pergi jauh dariku. Aku takuuut !!!
* * *
Oh tidak!!! aku mematahkan sebuah kayu rapuh. Apa Sony mendengarnya. Ah aku tak peduli, ku terus memanjat pagar belakang rumah ini agar bisa keluar. Cita-citaku adalah segalanya. Bagiku cinta terlalu dini untuk difikirkan. Namun belum selesai memanjat, pinggangku terasa tertarik oleh kedua tangan. Aku terkejut dan berteriak.
" Akkkkhhh.... "
" Diam kamu... " sambil membekap mulutku.
Mataku melotot melihat wajah Sony yang terlihat sedikit geram karena ulahku.
" Tolonggggg!! " lanjut teriakku ketika tanganku memaksa membuka bekapan.
" Terus aja teriak, kamu gak sadar, dibalik dinding ini cuma taman yang luas. Kamu gak bakal didengar. Lagian kamu itu bandel ya, aku bilang aku butuh waktu sebentar. Kamu takut amat aku lakukan itu... tapi kalo kamu gak nurut, aku akan lakukan sesuatu... " sambil berbisik di telinga dengan tangan satu memegang tembok seakan mengancamku.
Saat itu aku merasa hatiku tidak karuan. Darahku mengalir deras, dan jantungku berdebar tapi entah itu rasa takut atau rasa yang lain. Namun pandanganku bercampur kawatir karena selama mengenalnya baru kali ini aku mengetahui sisi lainnya.
Aku mengeryitkan dahi, serasa ingin berontak tetapi aku fikir-fikir kembali agar tidak terjadi sesuatu yang buruk." Oke, sekarang sebutin mau kamu apa !" sedikit tegas namun masih terkontrol.
Tak berkata apa-apa namun tangannya mencoba menggandeng tanganku tetapi kali ini dengan perlahan mencoba untuk mengajak tanpa memaksa.
" Aku ingin kenangan darimu... " tukasnya.
" Yaudah kalo kamu mau ayo kita ke mall jalan-jalan ato apa kek! "
" Bukan itu... "
" Apa sih! Udah deh jangan lama-lama disini angker tahu "
" Beri aku satu ciuman "
" WTF, adik kurang ajar ! "
" Aku mau nunggu kamu, asalkan beri aku satu ciuman "
" Iddihhh aku udah bilang gak punya perasaan sama kamu "
" Oke kalo itu yang kamu mau ! "
Oh my god! Aku tidak tahu harus bagaimana. Masa aku nerima ciuman sedangkan aku belum yakin atas perasaanku. Orang ini kelihatannya sedikit tidak waras.
Tiba-tiba kalungku terebut.
" Heii itu kalung aku kenapa direbut, jahat banget sih !"
" Ini sebagai jaminan atas perasaan kamu, oke ! " senyum menyeringai. " Aku bakal nunggu kamu, kamu yakinin perasaan kamu saat kamu siap nanti "
" Ihhh kamu boleh ngambil barang lain tapi tolong jangan ini! "
" Aku gak peduli lagian kmu juga gak peduli lagi sama aku "
" Dengar ya... mulai detik ini aku udah gak peduli lagi sama kamu, tolong lanjutin hidupmu dengan benar. Maaf aku gak bisa jadi orang yang kamu harepin ! "
" Baik kalo itu memang mau kamu, suatu saat kamu akan menyesal " sambil menarikku ke luar pintu rumah.
Terakhir kalinya aku melihat wajahnya yang penuh dengan kekecewaan. Entah mengapa hati ini terasa sesak. Tenggorokan ini kering, bingung bercampur sedih ketika mulut ini memilih untuk tidak berbicara.
Tahun berganti tahun. Hingga aku kembali lagi ke tanah air. Entah berapa banyak kenangan yang kulalui di negri orang setiap setiap harinya. Aku hanya terus bersemangat walau kala itu terkadang aku menangis setiap malamnya. Entah mengapa aku pun tak tahu.
Kantor ini menjadi saksi bisu pertemuanku dengan Hanan. Pria yang sangat baik hati dan perhatian seperti almarhum ayahku. Aku merasa aman dengannya. Hanya dua bulan kita saling bercengkrama namun aku merasa lebih dekat dengannya. Hingga suatu ketika dia melamarku dengan sebuket bunga. Hatiku luluh, lemas, mendengar lamaran itu, sampai-sampai tidak tidur semalaman. Tapi mengapa lagi-lagi aku teringat Soni, seperti apakah dia sekarang ?. Masih sama seperti yang dahulu kan ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Semanis Vanila
RomanceHighest ranking : #Ranking 3 - Novel Romance 24 Mei 2018 Disa termasuk orang yang sensitif akan kehidupan kedewasaan. Ia menginginkan sebuah pernikahan yang indah bersama pilihan hatinya. Namun masa lalu mengubah rencananya ketika hatinya telah yaki...