Flasback 1.

104 27 8
                                    


Flasback

12 tahun lalu adalah waktu yang sangat singkat bagiku. Dimana awal sebuah hubungan teman karib yang dijalin oleh dua orang anak manusia. Berawal dari sudut lorong gudang sekolah terlihat anak laki-laki duduk di lantai sambil memegang sebuah foto seorang anak perempuan. Kuberanikan diri menyapa seorang anak laki-laki berambut pirang itu. Nampak jelas wajahnya menyimpan kesedihan yang mendalam. Terlihat dari kedua bola matanya yang redup seolah berkata " Aku kesepian tolong aku ". Dan foto itu bisa jadi adalah adik atau saudaranya.

" Hay... kamu ngapain disini, kamu gak takut sendirian. Ayo ke kantin, siapa tahu kamu bisa jadi temanku "

" Teman...? "

Pandangannya menengadah kearahku seakan percaya kepadaku sehingga ia menuruti ajakanku. Tangannya begitu dingin dan kaku. Kelihatannya ia anak pindahan baru karena aku jarang melihatnya di sekolah ini. Aku memandangnya sambil tersenyum seolah agar membuat dia terhibur. Tibalah di sebuah kantin sekolah dan kita duduk bersama.

" Kamu anak baru ya ?"

" iya... "

" Kenapa kamu tadi kamu berada di lorong gudang ? Kebetulan tadi aku mau mengambil alat pembersih yang di gudang dan aku terkejut kamu yang sedang duduk " tanyaku dengan heran.

Dia terdiam tak bersuara.

" Ko diem ? "

Dia masih terdiam dan tak mau bicara tetapi tiba-tiba mengalir air matanya membasahi pipi.

" Oke gak papa kalo kamu gak mau cerita. Tapi hapus dong air matamu karena kamu cowo jadi gak boleh nangis " dengan nada menghibur " Ayo dimakan eskrimnya tar mencair " sambil tersenyum kepadanya sambil mengelus-elus punggungnya agar tidak sedih.

Sambil mengusap air matanya dengan lengannya ia mulai tenang. Dia menoleh kearahku sambil tersenyum simpul. Eskrim coklat mocanya dia habisakan dan kelihatannya dia sudah sangat tenang.

" Rumah kamu dimana, biar aku antar pulangnya "

" Terima kasih ka... aku bisa kok pulang sendiri "

" Gak papa kok jangan sungkan, kan aku jadi temanmu. Aku gak punya adik laki-laki jadi kalau ada anak laki-laki aku suka maen bareng. Aku biasa main bareng sepupu dan saudara laki-laki lainnya "

" Oh gitu ya kak, boleh nanti habis satu mata pelajaran ya "

" Oke ! " sambil mengerlingkan sebelah mata. " Eits tunggu dulu, kita belum kenalan. Kenalin aku Disa kelas 6 SD kamu ? "

" Aku Soni ka... "

Awal dari situlah kami saling akrab. Terkadang kami mulai belajar bersama dan bermain bersama walaupun kami terpaut dua tahun. Tak ada rasa canggung semua berjalan alami dan kita saling bertemu di manapun. Akhirnya dia menceritakan penyebab kesedihannya di lorong gudang. Rupanya ayah dan ibunya telah bercerai dan sekarang ia hidup bersama ayahnya. Adik perempuannya menjadi penyebab perceraiannya. Saat itu bermula ketika Soni pergi bersama Ayah, ibu, dan adiknya. Soni duduk dibelakang sedang asyik memainkan game sedangkan adiknya duduk didepan bersama ibunya yang memangkunya. Saat didepan tengah asyik bercanda tiba-tiba ayahnya kehilangan konsentrasi dan menabrak tiang listrik.Beruntung mereka segera ditolong oleh penduduk setempat. Tetapi naas menimpa adiknya Soni yang tak bisa diselamatkan.

Setelah kejadian itu pertengkaran terus terjadi hingga menyebabkan perpisahan ayah dan ibunya.

Singkat cerita itu yang diceritakan ketika kami baru berkenalan di masa SD.

" Soni.... Soni... " aku menyapa dari depan rumahnya.

Dari balik jendela dia mengintip dan kemudian tersenyum sedangkan aku melambaikan tangan. Kemudian dia keluar dari pintu diantar oleh ayahnya. Ayahnya hanya tersenyum sedikit namun terlihat tengah memandangku beberapa detik.

" Ayo kak... " sahutnya.

Aku mengelus-elus kepala anak ini.

" Kenapa kakak baik sekali padaku ?"

" Aku sudah bilang aku akan menjadi temanmu dan teman terbaikmu, karena kamu sudah aku anggap seperti adikku "

Entah mengapa aku sedikit kasihan terhadap anak ini. Karena usia kami terpaut dua tahun aku merasa menjadi seorang kakak baginya.

Aku selalu melindunginya dari kejahilan teman sekolah. Setiap istirahat selalu aku ajak. Sampai tiba waktunya aku masuk SMP, aku tetap berangkat bersama walaupun dia harus pulang sendiri. Sempat dia bilang kepadaku rindu satu sekolah bersama, dan aku memberi pengertian kepadanya agar menjadi anak yang kuat. Kugantikan waktu hari libur untuk bermain bersamanya karena kebetulan rumahnya dekat dengan rumahku.

Soni memilih satu SMP denganku. Ketika aku kelas tiga tentunya dia baru kelas satu. Kebersaman kami pun terulang. Namun karena mungkin saat itu zaman pertama kepuberan, aku selalu digosipkan pacaran dengannya. Aku tak peduli karena bagiku Soni seperti adik yang pantas.

* * * *

" Ka dimana kita cari kepongpongnya "

" carilah di dekat pohon-pohon, pasti ada. Atau di bunga-bunganya "

" ih susah tau " merengek.

Di sebuh kebun bunga kami mencari kepongpong untuk bahan tugas sekolah Soni. Kutemani dia di siang hari yang penuh dengan angin semilir.

" Nih ketemu ! "

" Wah kakak supergirl. Aku dari tadi gak ketemu-ketemu "

" Ah kamu sih kelembekan, makanya cari pake insting dong "

" Iya deh, iya... aku selalu gak bisa diandelin " sambil memuncungkan mulut.

" Hei... Son, kamu bakal jadi pria sejati. Jadi kamu berusaha ya... pasti bisa " sambil mengelus-elus kepalanya.

" Ka aku bawa kamera, ayo kita foto-foto ditaman bunga ini "

" Ayok "

Inilah kebersamaan kami yang terabadikan lewat selembar foto. Aku merasa harus membimbingnya dari kesedihan yang ia hadapi.

Aku terbiasa bermain bersama sepupu laki-laki sehingga bagiku mudah untuk dekat dengan anak laki-laki. Namun hal itu juga menjadi hal yang paling tidak disukai Soni. Soni selalu merasa iri jika aku sedang bersama saudaraku yang lain walaupun akirnya kita bermain bersama.

" Dis, kmu deket banget sih sama dia, saudara bukan, adik bukan " tanya Edo saudara laki-laki ku.

" Hei... jangan gitu dong, lagian dia sudah aku seperti adikku, jadi gak masalah " kataku membela.

" jangan deket-deket banget, tar naksir digebet kamu. Hahhah " sahut saudara laki-laki yang lain.

" ih apa sih "

Dari kejauhan sepertinya Soni mendengar pembicaraanku.

" Udah gak papa, jangan dipikirin. Mereka suka bercanda kok "

" Iya kak "

Waktu terasa begitu cepat sampai tiba masa SMA. Kini lebih beda walau kmi akhirnya satu sekolah juga. Gerak tubuh, suara, dan tingkah laku jauh berbeda.

Hingga suatu ketika perubahan drastis mengejutkanku.

" Disa ayo berangkat bareng ? "

Cinta Semanis VanilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang