Kenyataan Yang Terpendam

63 21 7
                                    

Kali ini Gina menjawab pertanyaanku dengan sikap sedikit gugup. Kuperhatikan tubuhnya berbicara sehingga membuat aku semakin penasaran.

" Kamu kenapa gugup Gin ?"

" Nggg... gimana ya, sebenernya dari dulu gue mo bilang ke elo tapi takut ngrusak hubungan lo sama Hanan "

" Ya, gak lah ayo cepat beritahuku "

Kemudian Gina menarik tangan aku kemudian menundukkan sebagian badanku ke arah meja kerjanya dia seolah ingin memberi tahu dengan cara berbisik.

" Gue seh gak terlalu tahu kehidupan pribadinya Hanan secara jelas, tapi yang
gue tahu ketika satu universitas dengannya, ia banyak cewe-cewe yang deketin.

Enggak tahu cewenya yang mana tapi kalo gue terawang semuanya dari keluarga kaya semua secara kalo pergi terkadang pake mobil ala eropa semua. Dan dulu Hanan tipe yang low profil semua orang, cuma karena orang tua melarangnya bergabung dengan kelas menengah jadi dia lebih sering sama anak-anak kaya "

" oh gitu ya, kenapa kamu tahu banyak soal itu, dan gak ngomong sama aku ? "

" Gue juga kaget karena loe waktu itu sama Hanan dah pacaran 2 bulan, gue gak enak aja ganggu kalian. Oia gue tahu itu semua dari anak-anak universitas yang dulu. Tapi menurut gue sih elo cari lagi info tentang dia sebelum jadi suami elo "

" Iya seh..." sedikit memiringkan bibir.

Hingga saat itu aku merasa bertanya-tanya seperti apa masa lalu Hanan. Siapakah wanita itu ?. Ketika wanita itu keluar dari ruangan Hanan aku mencoba memperhatikannya. Aku mencoba mentapnya namun tampaknya wanita itu tak memperdulikanku dan cepat berlalu tanpa bertegur sapa.

Hanan keluar dari ruangannya sembari menyangga tas laptop hitamnya. Kedua bola matanya melirik ke arahku sejenak kemudian lagi ke pandangan langkahnya. Rupanya ia tengah serius sekali hingga tanpa menghiraukanku. Jenjang kaki yang panjang sangat cepat melangkah seolah-olah tengah terburu-buru. Ku hilangkan rasa penasaranku lewat jendela kantor yang ku sibak dari tirainya.
Terlihatlah dari atas kaca jendela pemandangan yang mengernyitkan dahi. Seorang wanita bertubuh langsing yang dibalut dengan blouse dan rok mini membuka pintu mobil diikuti oleh langkah kaki seseorang. Seorang laki-laki berjenjang kaki tinggi membuka pintu sebelahnya dan memasuki mobil merek eropa berwarna silver. Ku tutup mulutku yang menganga seakan menghentikan kejutanku.

Tubuhku sedikit gemetar, serasa ada yang berontak dalam diriku. Sedikit kecewa, tanpa fikir panjang aku langsung mengirim sms ke Hanan.

SIAPA DIA ?

" Dia selingkuhannya kali... " tiba-tiba ada membisikkan dekat telingaku membuatku kaget.

Aku langsung berbalik dan segera ingin mengumpat. Kubalikkan badan sambil memasang bola mata dengan tatapan sinis. Tetapi kudapati di depan pandanganku sepasang mata sayu yang memiliki sinar kecoklatan. Tak hanya itu senyumannya ia pasang sedemikian lembut ia tarik memiring seolah ia sedang senang. Rambut pirangnya memancarkan warna kecoklatan ketika terkena sinar yang membumbul lewat jendela. Aku begitu tak sadar apakah ini yang di depan mataku.

" ehemm ada yang sedang merhatiin aku nih, udah dong kan aku jadi malu "

" Ehh... maaf " aku langsung berlari menghindar.

*Soni Pov
Ketika ia membalikkan badan, aku mencoba untuk tersenyum agar ia tak marah. Namun yang ku dapati tatapan seorang wanita dengan tatapan tajam. Ku kagumi rambut hitamnya yang terurai indah. Matanya terias oleh kedua alis tebal yang memikat. Wanita yang ku kagumi kepribadiannya sejak dulu kini memiliki segalanya. Terakhir kulihat bibir kecil yang tak begitu merah itu sedikit terbuka mungkin saja karena ia kaget. Ku sadari aku telah memperhatikannya sehingga ku goda dengan sebuah kalimat.

Cinta Semanis VanilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang