Beri Aku Waktu

33 0 0
                                    


Pria bertubuh gemuk tengah duduk di sebuah bangku. Ia menatap layar proyektor yang sedang ia jalankan. Dari balik pintu terdengar suara ketukan.

"Masuk." Jawab pria setengah baya itu.

"Saya sudah temukan silsilah keluarganya Bos."

"Baik, sampaikan semua bukti ini ke dia, karena dia menunggu waktu yang tepat untuk menjatuhkan wanita ini. Balasan adalah yang tepat tentang perbuatannya di masa lalu."

"Baik Bos."

"Hehehe, Rubah kecil itu tidak bisa kemana-mana, setelah berhasil menikahinya, baru akan kupissahkan mereka, anak ini bisa menggantikan ibunya untuk pembalasan dendamku," orang tua itu terkekeh puas menyusun rencana jahatnya.

***

"Terima Kasih tante sudah mau menerimaku, aku tidak akan melupakan kebaikan ini." Sahut Soni.

"Ya tenang saja, yang penting kau bukan Soni yang dulu kan? Hahah," canda ibunya.

"Tidaklah tan," menyunggingkan senyum.

"Kau hati-hati ya..."

"Tentu, oia... jika suatu saat kau tak jodoh dengan Hanan, apa salahnya aku maju? Toh mamamu juga sudah suka padaku," sambil berbisik pelan.

"Dasar kau ini, ahaha...." menepuk bahu pria itu sembari tertawa dengan terpaksa agar mamanya tak marah, "Sampai kapanpun, kau tidak bisa mengubah statusku sebagai tunangan Hanan, kau ingat pria superpede."

Mobil sedan itu melaju meninggalkan rumah Disa.

Pandangannya kedepan sembari memikirkan perkataan mama Disa. Pria itu menarik sedikit bibirnya, seperti ada perasaan mengeryit. Entah itu, sakit atau kecewa. Ia berhenti di pinggir jalan, ingin memikirkan sesuatu yang tak bisa ia hindari.

Hah, mungkin aku selama ini salah, karena selalu mengharapkan wanita itu. Perasaan ini tak bisa aku simpan lama-lama. Mungkin saatnya untuk melebur perasaan ini jauh-jauh. Bahkan yang kurasa, hatinya telah terpaut kuat untuk pria itu. Sampai sekarangpun mama Disa masih belum bisa menerimaku. Tak ada alasan lagi untuk mempertahankannya.

* * *
"Berkasnya sudah kamu siapkan kan Lona?" Tanya pria itu kepada sekretarisnya.

"Sudah pak, oia sebentar lagi ada meeting dengan pemilik Senturi resort ya," sambung sekretarinya.

"Baik siapkan ruangan khusus untuk tiga orang."

"Tiga orang? Lalu apa saya ikut dalam meeting?"

"Ini meeting rahasia jadi hanya ada tiga orang termasuk Pak Pyo."

"Baik pak, saya mengerti."

Kumpulan orang berjas hitam tengah mengawal dua orang yang hendak menuju ke ruangan meeting. Salah satunya adalah pria tua dengan cerutu besar dimulutnya. Dan yang satunya ialah wanita tinggi yang terlihat begitu sosialita.

"Ouh kalian sudah datang kemari, silahkan." Hanan mempersilahkan Pak Pyo dan putrinya memasuki ruang rapat.

"Bagaimana mengenai perkembangan saham kita," tanya Pak Pyo.

"Sesuai dengan yang tertulis disini..."

Hanan memulai rapat dengan menjelaskan beberapa aset perusahaan dan perkembangan saham terbesar yang merupakan aset milik Pak Pyo.

"Oh cukup bagus,,, terima kasih karena kamu sudah bekerja keras Hanan."

"Saya juga ikut berterima kasih kepada bapak yang telah mempercayakan saya."

"Oia saya ada berita bagus untukmu, tentang wanita itu," berdiam sejenak."Kau harus tahu, bahwa wanita itu memiliki anak yang juga bekerja di perusahaan ini."

"Be benarkah?"

"Ya, maka dari itu kau harus berhati-hati. Walaupun kita belum bisa menguasahai perusahaannya yang berada di Jakarta Selatan, tapi setidaknya kita bisa berhati-hati. Jangan sampai aset curian ini lenyap, setelah kita mendapatkannya lagi walau sudah banyak yang hilang."

"Baiklah Pak, kalau boleh tahu, dia itu siapa?"

"Dia itu Sony Septian."

***

Hay kawan, ketemu lagi di episode pembuka setelah hiatus,,,
Ma'af ya sebelumnya karena short story,,,
Jujur aku kehabisan ide cerita gaje ini hahhha,,,
Tapi aku sempatkan untukmu agar tidak penasaran dengan nextnya ,,,
Kalo ada uneg2 kritik dan saran, isi aja kolom dibawah, aku selalu menerima kok,,,
Dan kalo kamu bikin seneng aku lagi, cukup tekan tombol like ya guys😊
Salam sayang dari author😘😘😘

Yourhens

Cinta Semanis VanilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang