Bonus Chapter pt.2

527 65 3
                                    

Kediaman rumah pasangan Kim Taehyung dan Kim Jihyo tak pernah sepi barang seharipun. Mau dari pagi sampai sorepun suasananya tetap sama. Ini disebabkan oleh adanya pendatang baru.

Yakni anak dari Kim Taehyung dan Kim Jihyo. Kim Maree. Bayi perempuan yang baru berusia  23 hari.

Sang nenek, mau ibu dari Jihyo ataupun Taehyung selalu datang kerumah Taehyung dan Jihyo untuk melihat cucunya. Memandikannya lebih tepatnya. Berkat nenek Maree, Jihyo jarang sekali memandikan anaknya, sebab ia masih belum berani memandikan bayi sekecil itu. Bahkan Taehyung lebih telaten memandikan bayinya yang baru lahir. Dulu saat Kim Jisung anak pertamanya lahir.

Ya. Mereka telah memiliki dua orang anak. Yang pertama laki-laki dengan ketampanan maksimal seperti ayahnya, berusia 2 tahun. Dan yang kedua Kim Maree anak perempuan mereka yang menggemaskan berusia 3 minggu. Keluarga mereka terasa sempurna akan kehadiran keduanya.

Selalu mengisi suasana rumah besar mereka dengan tawa dan tangis. Tangisan sang bayi yang memang hanya bisa menangis, dan sang kakak yang terkadang rewel cemburu ibunya diambil sang adik bayi.

Tapi Taehyung selalu menjadi suami yang bisa diandalkan. Saat Jisung menginginkan ibunya, maka ia sebagai seorang ayah akan mengajak Jisung bermain atau menidurkannya jika mengantuk. Memandikan Maree yang baru lahir disaat Jihyo belum berani melakukannya.

"Jisung!" Taehyung memanggil anaknya yang sedang dipangku oleh Jungkook diatas sofa.

"Ne appa." Yang dipanggil menjawab tanpa mengalihkan matanya dari ponsel Jungkook.

"Ya! Jungkook. Berhenti mengajak anakku bermain game diponsel. Matanya bisa rusak nanti." Taehyung memarahi adiknya saat didapati Jisung memainkan ponsel adiknya.

"Baru saja kami main hyung." Dengan tampang polosnya Jungkook menjawab.

"Kau ini bagaimana? Tidak seharusnya kau seperti itu. Aku saja sengaja tidak memperkenalkannya pada game diponsel, karena itu bisa merusak matanya. Dan agar dia tidak kebiasaan. Dimana anak diluar bermain bersama teman-temannya dan anakku malah sibuk sendiri. Aku tidak mau anakku menjadi anti sosial nanti." Percayalah. Taehyung semenjak punya anak dia menjadi sangat cerewet. Melebihi ibu dan istrinya.

"Jisung sudahi permainanmu."

"Tapi appa..." tampangnya memelas.

"Jisung.... dengar kan kata appa tadi? Jisung tidak mau appa marah pada Jisung kan?" Ucapnya pelan mengusap bahu anaknya.

Jisung menurut saja walau ketidak ikhlasan nampak dari matanya. Bibirnya sedikit dipoutkannya sembari tangannya menyerahkan ponsel itu pada pamannya, "ini ponselmu samchon, Jisung sudah selesai," lalu ia bangkit menjauhi Jungkook.

"Hyung kasihan dia. Aku mengingkari janjiku akan membelikannya permen kapas hari ini, karena lupa. Jadi aku memberikannya ponsel," jelas Jungkook, matanya memperhatikan Jisung disana yang memainkan mobil-mobilannya disana.

"Dasar kau ini! Selain ponsel, kau juga menawarkannya makanan manis. Kau mau merusak kesehatan putraku? Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika kau menjadi ayah nanti, huh kasihan anak dan istrimu nanti," Taehyung mengelus dadanya.

"Aku kasihan pada kekasihmu Kook, jika sampai menikah denganmu."

"Ya! Hyung jangan berkata seperti itu. Aku akan tetap menikah dengannya nanti."

Taehyung menatap Jungkook mengisyaratkan kata 'aku tak yakin' kemudian pergi.

Ia berjalan menghampiri Jisung yang sibuk dengan mobil-mobilannya sendiri, "Jisung..."  panggilnya pelan.

"Ne appa?"

"Daripada Jisung makan permen kapas yang dapat merusak gigi Jisung, lebih baik Jisung minum susu" ucapnya mengelus rambut putranya.

Jisung hanya diam tak menatap ayahnya. Ia masih kecewa akan janji Jungkook pamannya yang tak ditepati.

"Apa Jisung mau gigi Jisung berlubang atau gigi depan Jisung ompong seperti Sican yang giginya hilang dua didepan?" Taehyung mencontohkan teman bermain Jisung, tetangganya.

"Tidak kan?" Dengan gerakan cepat Jisung menggelengkan kepalanya, membuat poninya ikut bergoyang.

"Tidak appa. Jisung tidak mau ompong," sembari tangannya menutup mulutnya.

"Kalau begitu, kita buat susu?" Tawar Taehyung.

"Jisung mau susu buatan appa." Merekapun berjalan menuju dapur dengan Taehyung yang menggendong anaknya.

Begitulah didikan Taehyung pada putranya. Jihyo merasa bangga suaminya mendidik putranya selagi ia mengurus sibayi.

Didapur terdapat Jihyo yang sedang membuatkan teh untuk ibu mertua dan Jungkook yang berada diruang keluarga.

Taehyung datang mencium pipi Jihyo dari samping, digendongan Taehyung Jisung menutup matanya lucu. Ini adalah salah satu ajaran ayahnya.

"Kau melakukannya saat Jisung ada disini." Jihyo memarahi Taehyung yang menciumnya didepan anaknya. Walau dipipi.

"Dia anak yang pintar. Lihatlah dia menutup matanya. Kau lihat hasil didikanku?"

"Jisung? Sayang kamu mau eomma buatkan susu?" Jihyo mengabaikan Taehyung yang menyombongkan diri.

"Ne eomma. Tapi Jisung mau appa yang membuatkannya." Jihyo memelototkan matanya. Sejak kapan Jisung memilih-milih begini? Pikirnya.

Ia paham sekarang. Putranya yang tampan mulai manja pada ayahnya sekarang.

"Lihatlah. Jisung lebih manja padaku sekarang." Ucapan Taehyung didukung rangkulan Jisung dilehernya. Jihyo hanya menggelengkan kepalanya.

Suaminya tak berubah. Masih suka pamer. Walau Jihyo merasa sedikit cemburu.














End.




Senengnya tuh pas ngetik kata  'End'.

Maaf ya kalo flat.

Ceritanya rada gaje.
Yang penting tuntas, gaada utang lagi yeay.

Thanks bgt buat para reader yang lama maupun yang baru krn udh mau nungguin cerita ini. Sekali lagi thanks bgt.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm Jealous✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang