Sebuah mobil silver dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota Seoul di sore hari. Pukul enam sore. Didalam mobil itu terdapat dua insan.
Hingga didepan pekarangan rumah besar mobil itu berhenti. Keluarlah seorang pria dari pintu kemudi dan wanita disamping kemudi. Senyuman mereka terukir pada wajah masing-masing.
Berjalan beriringan dengan tangan si pria melingkar pada pinggang si wanita.
Ketika mereka memasuki rumah itu, dilihatlah tiga orang tengah duduk diatas sofa.
"Annyeong..." ucap Jihyo ceria menghampiri Youngjae dan Nara bersama putri kecil mereka. Youna bayi satu tahun itu langsung diambil Jihyo begitu ia mendekat. Digendongnya Youna dalam dekapannya sembari menciuminya tanpa henti pada pipi gembul balita itu.
Hingga bayi malang itu menangis dibuatnya minta diambil sang ibu.
"Ya! Jihyo, kau membuatnya takut!" Marah sang ibu balita mengambil anaknya. Tapi Jihyo bukannya memberikan pada ibunya, malah ia jauhkan masih menciumi bayi itu.
Lagi lagi Youna menangis mengadu pada ibunya.
"Ya! Kau malah membuatnya tambah menangis" Youna berhasil diambil ibunya dan mulai tenang digendongan ibunya.
"Aish! Aku gemas padanya Nara ya. Lihatlah pipinya begitu besar sehingga bibirnya menjadi sangat kecil. Neomu kyeopta" kini tangannya mencubiti pipi dan mulut anak Nara gemas.
"Itulah. Kenapa putriku sangat takut padamu setiap kau datang. Cobalah lebih halus lagi" para suami hanya menonton sembari menyeruput kopi mereka.
"Haha sudahlah. Yeobo ayo ambil kuenya didapur" ucap Youngjae mengambil alih Youna dari gendongan ibunya.
Begitu Nara pergi kedapur, Jihyo mengambil Youna dari ayahnya. Karena Youna menangis lagi, Jihyo mengajaknya berjalan mengelilingi rumah sampai tibalah dia didepan pintu yang dihiasi balon warna warni.
"Youna ya, lihatlah balon itu. Coba ambil" Jihyo mendekatkan Youna pada balon yang menggantung dipintu itu. Sedikit mengangkat Youna dan mengarahkan tangan Youna untuk menyentuh balon.
Bayi mungil itu tertawa. Tawanya mengatakan bahwa ia senang dapat memegang balonnya. Tanpa pikir panjang Jihyo langsung mencabut balon berwarna kuning karakter popeye dan memberinya pada Youna.
Youna kembali tertawa. Pertama kalinya ia tertawa saat digendongan Jihyo. Membuat Jihyo semakin gemas padanya, saat tertawa bayi itu terlihat lebih imut karena hanya gigi depannya saja yang nampak.
Rasa penasaran muncul dalam hati Jihyo, jadi ia membuka pintu didepannya dan masuk kedalam.
Kamar itu adalah kamar bermain Youna. Kamarnya dicat warna pink soft. Ada banyak foto Youna disana juga orang tua bayi itu. Mainan tertata rapi didalam. Lalu Youna turun dari gendongannya dan merangkak lalu berjalan kearah kasur yang diletakkan dilantai. Bayi itu guling-gulingan disana. Jihyo tak tahan menahan tawanya.
Jihyo berjalan mendekati Youna ikut berbaring disana. Tapi Youna malah bangun merangkak pada boneka monyet yang memegang pisang ditepi kasur. Bayi itu memeluknya kemudian memberinya pada Jihyo.
Youna mencoba memberitahukan bahwa itu adalah boneka kesukaannya.
"Oh Youna. Kamu disini ternyata" Nara datang berdiri diambang pintu.
"Acaranya dimulai sekarang?" Tanya Jihyo saat Nara menggendong anaknya. Jihyo ikut berdiri dan menyelipkan balon pada genggaman Youna.
"Iya. Sepupu Youna sudah datang. Ayo keluar" kata Nara. Jihyo berjalan dibelakang Nara.
Youngjae hanya mengundang keponakannya saja dan Taehyung juga Jihyo. Karena anaknya baru berusia satu tahun, ia tak mau merayakannya terlalu mewah. Cukup saudara dan Taehyung saja.
-
"Saengil chukha hamnida... saengil cukha hamnida...
saengil chukha hamnida... saengil chukha Youna..." selesai dengan lagu, youna meniup lilin yang diwakili Nara dan Youngjae. Kue pun dibagikan.Bukan anak kecil namanya jika tidak ribut. Lihatlah para keponakan Youngjae tengah ribut, memperebutkan balon. Ada juga yang iseng melumuri saudaranya dengan sisa krim kue. Mereka rata-rata usia sembilan bulan sampai delapan tahun. Lucu-lucu dan masih lugu.
Sementara para orangtua sibuk dengan obrolan mereka. Youna ikut bergabung dengan sepupunya disana.
"Jadi sudah berapa bulan kandunganmu Jihyo ssi" tanya noona Youngjae, ibu dari sibayi sembilan bulan.
"Baru lima bulan eonni" jawab Jihyo.
"Apa kalian sudah USG? dulu Nara di USG saat kandungan masih empat bulan " kata Youngjae.
"Kami tidak berencana memeriksa kelaminnya. Biar surprise saat lahir nanti" sahut Taehyung.
"Kami tidak peduli mau laki-laki atau perempuan, yang penting sehat sudah cukup" sambung Jihyo. Taehyung memeluk leher istrinya.
Obrolan mereka tak jauh-jauh dari seputaran anak. Sebab Jihyo yang sedang mengandung dan kakak perempuan Youngjae yang merasakan sibuknya rumah tangga, membuat mereka lebih cepat akrab.
***
Greb.
Dirasakan punggungnya berat oleh Jihyo. Selalu saja diganggu saat dia memasak didapur. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Taehyung.
"Akh Tae... kau selalu menggangguku. Nonton tv sana" bukannya melepas pelukannya Taehyung malah mengelus perut Jihyo yang sedikit membuncit. Itu membuat Jihyo merasa geli.
"Apa anakku akan pintar memasak nantinya jika terus ikut ibunya memasak didapur?" Tanya Taehyung masih dengan posisinya.
"Semoga saja" jawab Jihyo cepat.
"Jika dia laki-laki, masa mau didapur?"
"Apa salahnya dengan itu? Dia bisa menjadi juru masak. Kau lihat chef pria lebih banyak dari chef wanita"
"Apa ini?" Tangan Taehyung mencolek sesuatu diatas wajan diatas api menyala.
Dicicipinya dan dikecap lama "um... saus pasta, benar?" Hanya dibalas deheman Jihyo.
Tangannya kembali dicelupkan pada saus pasta kembali mencicipinya "eum ini sangat enak Hyo ya... Istriku memang the best" sisa saus pasta dibibirnya ia mengecup pipi sang istri.
"Yak! Taehyung menjauhlah dariku" marah Jihyo mengelap pipinya. Sudah berapa kali ia katakan, kalau gadis itu tak suka diganggu dengan hobinya didapur.
Taehyung menjauh, melepas pelukannya. Tapi bukan pergi dari area dapur, ia malah berjalan kebelakang Jihyo.
Tangannya kembali mendekati saus pasta diwajan, kali ini beda dengan sendok besar ditangan ia mengambil saus itu dengan sendoknya kemudian menjauh.
Kurang dari satu meter dari Jihyo disandarkannya bokongnya pada meja pantry dan sambil mencolek bumbu pasta pada lidahnya. Lihatlah betapa menjengkelkannya suami satu ini.
Jihyo menatapnya sengit, tanpa bergeser sedikitpun spatula Jihyo melayang pada dahinya.
"Aish... appo yo" ringis Taehyung. Jihyo tak merubah raut wajahnya pun.
Taehyung mendekati istrinya dan mendaratkan bibirnya pada pipi sang istri "kau istri yang manis" kembali mencium pipi Jihyo. Lalu berjalan kearah wastafel dengan sendok dimulutnya dan menjatuhkan sendoknya disana.
Taehyung sudah pergi, duduk diatas sofa menonton acara tv. Membuat Jihyo sedikit lega.
Dasar peganggu.
End.
Hai. Ini nih boncapnya. Ada yang nunggu kah?
Ini masih part.1 , nanti ada kok part.2nya ditunggu aja.
Voment yo guyss
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Jealous✔
Romantizm"aku cemburu saat melihatmu bersamanya" Jihyo "aku lebih tak suka melihatmu dengan pria itu" Taehyung Kim Taehyung X OC Cover by : chimtaegi. *sorry for typo.