"Sekuat apapun kamu menjaga, yang pergi akan tetap pergi.
Sekuat apapun kamu menolak, yang datang akan tetap datang.
Semesta memang kadang senang bercanda."
---
Sinar matahari menyapa manusia yang tengah berbaring dalam ranjang yang membuat sang empu tak ingin meninggalkannya. Namun cahaya terik memaksanya untuk membuka kelopak mata dengan enggan merasa tidurnya telah terganggu dengan cahaya yang menyilaukan mata. Mendudukkan diri di atas ranjang setelah itu merentangkan kedua tangan lalu menguap. Matanya belum sepenuhnya terbuka hingga ia tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang memperhatikanny dengan kedua tangannya dilipat di atas perut. Ketahuilah wanita itu adalah seorang ibu yang berusaha membangunkan putri cantiknya.
"So eun, cepat bangun." Nyonya Kim menghampiri putrinya lalu dengan santai menarik selimut yang masih menutupi putrinya itu. Sehingga membuat So eun melebarkan matanya ketika sang ibu sedikit meninggikan suaranya lalu mendongakkan kepala sehingga matanya menatap sang ibu yang juga menatapnya.
"eoh, eomma." Sahut So Eun sedikit kikuk.
"So eun, lihat jam berapa sekarang? Kau ini gadis perawan yang sudah beranjak dewasa. Cepat mandi jika kau tak ingin dihukum." Ucap sang ibu berteriak pada anaknya yang terlihat santai tak menyadari bahwa waktu sudah hampir menunjukkan pukul 7 pagi.
So eun pun melihat jam weker dimeja tak jauh dari ranjangnya dan matanya sukses membulat penuh setelah melihat jamnya. Nyawanya terasa kembali terkumpul penuh.
"OMO, ini pukul 6.35, aku kesiangan. Astaga, kenapa ibu baru membangunkanku." Ucap So eun, beranjak terbirit-birit meninggalkan tempat tidurnya dan memasuki kamar mandi yang berada satu ruangan tersebut.
"Dasar anak ini luar biasa menakjubkan, ibu sudah membangunkanmu sedari tadi ckck. Cepatlah, setelah itu turun ke bawah. ibu sudah menyiapkan sarapan." Teriak ibunya sambil bergegas keluar dari kamar sang putri.
Tak lama So eun keluar dengan pakaian seragam sekolahnya yang eumm sedikit berantakkan. Oh lihatlah bahkan kancing kemejanya yang atas tak ia kancingkan, dasi belum terpakai. Dia terlihat seperti gadis berandalan.
So eun menyambar tasnya lalu berlari keluar menghampiri ibunya yang terduduk dikursi meja makan.
"Sarapanlah dulu sebentar." Ucap eommanya.
So eun dengan terburu-buru meminum susu pemberian eommanya dan mengambil satu roti di atas piring. "Eomma, aku ambil roti ini saja. Sisa waktuku 15 menit lagi." Ucap So eun mengambil roti dan berlari keluar rumah. Sang ibu hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan putrinya yang masih terlihat seperti anak kecil itu sambil tersenyum.
-
-
Sampailah dirinya di depan gerbang yang menjulang tinggi. Arah matanya mengelilingi area sekolah mencari pria tua yang biasanya berjaga di depan pintu gerbang. Namun ia tak melihat pria berkepala galaxi itu-sebutan So eun. Dia sudah terlambat sepuluh menit. So eun mendekatkan diri pada pintu gerbang dan dengan perlahan membuka pintu tersebut. Berjalan memasuki sekolah.
So eun hampir saja memasuki sekolah jika saja ia tak mendengar suara yang menyebabkan hatinya berdetak cepat. "Nona Kim So eun." Oh sungguh, dia mengenal suara bass itu.
So eun dengan cepat membalikkan tubuhnya menghadap seseorang yang telah membuat jantungnya sempat berhenti.
"Kim Bum saem." So eun hanya menyengir kuda. Dengan senyum yang dipaksakan. Dia kesal harus berhadapan dengan guru yang terkenal killer itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
"VÍNCULO NO VISTO"
FanfictionHanya sebuah kisah dua insan yang dijodohkan orangtua mereka, membuat ikatan tak terlihat, mengikat mereka secara perlahan. Mengikat sesuatu yang tak kasat mata didalam jiwa, yang tak seharusnya mereka sentuh satu sama lain. Membuatnya seakan tak bi...