Part 5 - My secrets, Fans + New Teacher

2.1K 195 14
                                    


- - -

Waktu terus bergulir menampakkan cahaya bulan yang mulai berangsur-angsur menurun, ingin bersembunyi kembali di balik matahari. Menutup dirinya dari bumi, untuk tidak melihat aktivitas manusia di siang hari karna itu tugas sang matahari.

Waktu menunjukkan pukul 04.30 pagi, gadis yang terlelap di atas ranjang menggeliat menandakkan waktu tidurnya harus terusik. Terbangun, merentangkan tangan dan menguap itu adalah hal pertama kali yang So eun lakukan ketika bangun dari tidurnya.

Matanya beralih pada jam dinding di hadapannya. Matanya masih terlihat sayu sarat akan lelah masih sedikit terpancar dari sorotnya. Tentu saja dia lelah, semalam dia habiskan waktunya untuk berbenah.

Berdiri, melangkahkan kaki memasuki kamar mandi.

Setelah itu, So eun keluar dari kamar dengan pakaian seragamnya yang sudah rapi dengan rambut yang ia sengaja digeraikan.

Menuruni tangga, menuntun kaki menuju dapur.

Perutnya sudah meronta-ronta untuk di beri hak asupan. Tak pikir panjang, dia membuka lemari es di depannya.

"Astga, pantas saja sifatnya seperti itu, ckck. Lihat saja makanan dan minumannya." Ucap So eun, menyunggingkan senyumnya. Menggelengkan kepala tak percaya dengan apa yang dilihat di dalam kulkas.

"Memangnya kenapa dengan sifatku?"

Astaga, So eun kenal suara itu dan mana mungkin ada orang lain selain dirinya dan..... Fix, kakinya mematung, kepalanya sukar untuk melihat ke belakang.

"Nona, kau belum menjawab pertanyaanku. Apa kau tuli? Atau kau patung penjaga kulkas?" Ucap Kim bum, melangkah mendekati So eun dan menatapnya.

Sebutan macam apalagi itu?

So eun, akhirnya berhasil menatap Kim bum di hadapannya dan menatapnya tak kalah datar dari tatapan Kim bum.

"Saem, bagaimana bisa tak ada makanan higienis? Apa saem selalu memakan makanan siap saji? Pantas saja sifatmu sama kakunya dengan makanan dan minuman yang dikomsumsi." Cerocos So eun.

"Bukan urusanmu. Lagi pula selalu ada Suran imo yang membantu disini." Ucap Kim bum.

"jadi, saem menggunakan jasa pembantu?" Tanya So eun.

"eumm." Gumam Kim bum, mengangguk membenarkan.

"Baguslah. Setidaknya aku punya manusia normal untuk diajak berbincang." Gumam So eun pelan, seperti berbisik. Namun Kim bum masih bisa mendengar ucapan So eun.

Dengan gerakkan cepat, Kim bum menutup kulkas di samping. Menarik bahu So eun, sehingga punggungnya bertabrakan dengan kulkas dan Kim bum berhasil memenjarakan gadis tersebut dengan kedua tangannya.

So eun, tentu saja terkejut namun dia bisa menetralkannya dan menatap sengit Kim bum.

"Nona So eun, maaf perkataanmu salah. Aku masih normal. Perlu kubuktikan?." Ucap Kim bum, menatap So eun dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Buktikan apa? Saem memang normal jika dihadapan orangtua, guru lain dan orang-orang terdekat saja. Hanya itu bagian normalnya." Ucap So eun.

"Saem, seperti es batu yang sulit dicairkan seperti es batu di kutub utara." Cerocos So eun.

"Dan kau gadis bodoh. Membicarakan hal buruk tentang gurumu. Dimana sopan santunmu. Ckh."

"dan aku masih lelaki normal. Jadi kancingkan bajumu dengan benar, tak usah sengaja membuka satu kancingmu itu." Bisik Kim bum pelan di dekat telinga So eun. Bahkan So eun bisa merasakan hembusan napas Kim bum ditelinganya.

"VÍNCULO NO VISTO"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang