Part 14 - Gaffe??

3.3K 216 47
                                    

- - -


Kim bum berjongkok mengangkat tubuh So eun hingga tubuhnya berada dalam pangkuannya. Mengguncang-guncang tubuh mungil istrinya, namun tak kunjung mendapat respon. Gadis itu sudah tak sadarkan diri. Kim bum terlihat begitu khawatir. Wajahnya saaangat pucat. Jantungnya seakan terhenti ketika melihat tubuh So eun dan mata gadis itu yang tertutup, seakan-akan takut gadis itu tertidur selamanya, padahal gadis itu hanya pingsan karena traumanya.

Kim bum membaringkan tubuh So eun dan menelpon seorang dokter pribadi keluarganya untuk dating ke rumahnya dan tak lupa mengabari Sora imo untuk datang, karena sekarang ini So eun harus ada yang menjaganya. Takut-takut jika Kim bum tak lagi di rumah kejadian seperti ini terulang lagi.

Tak lama Dokter pun dating dan memeriksa keadaan So eun. Dokter itu mengatakan bahwa jiwa So eun sedikit mengalami guncangan karena trauma yang dimiliki So eun yang baru saja Kim bum beritahu kepada Dokter itu.

"Saya pamit Tuan muda kim bum." Ujar sang Dokter berpamitan dan menunduk.

Kim bum terduduk diranjang disamping tubuh So eun terbaring. So eun masih butuh istirahat hingga dia belum sadarkan diri.

"Nona muda/eonni/Noona!!" Ujar ketiga orang yang baru saja memasuki kamar Kim bum dan begitu terkejut melihat So eun yang terbaring tak sadarkan diri dengan wajah pucatnya.

"Sebenarnya So eun memiliki trauma." Ujar Kim bum tiba-tiba membuat ketiga orang itu menatapnya penuh tanda tanya, tak mengerti dengan perkataan Kim bum.

Kim bum pun menceritakan trauma yang dialami So eun, trauma akan rasa takut dengan ancaman yang menghampirinya. Hingga membuat So eun tak sadarkan diri seperti saat ini.

Mereka bertiga menatap khawatir pada So eun tanpa terkecuali Kim bum yang sedari tadi memegang tangan So eun menanti gadis itu membuka matanya.

"Hyung, apa So eun nuna memiliki musuh?" Tanya Sehun. Karena sedari tadi ia Nampak berpikir jika pecahan kaca itu memang sengaja dilakukan oleh oknum yang belum diketahui identitasnya itu. Dan Sehun curiga ada seseorang yang ingin membuat So euen takut.

Kim bum menatap Sehun, pikirannya pun sama halnya dengan Sehun. Dia tak sempat berlari mengejar ataupun melihat pelaku karena dia terlalu panic akan keadaan So eun. Pikirannya hanya terfokus pada So eun seorang.

"Setahuku tidak. Tapi kita tidak tahu orang yang melempar batu itu punya maksud tertentu atau hanya tak sengaja." Ujar Kim bum. Dia sendiri tidak terlalu yakin sebab akibat orang itu melempar batu ke jendela kamar So eun. Tapi dia berusaha untuk berpikir positif, menganggapnya hanya sebuah ketidak sengajaan.

Sehun mengendikkan bahu. Tapi dipirannya ada sedikit kejanggalan, dia merasa harus mencari tahu siapa yang melempar batu yang lumayan besar ke jendela kamar So eun. Yah, Sehun akan pastikan dia mendapatkan orangnya.

-

So eun mengerjap-ngerjapkan matanya, mencoba menerima cahaya yang masuk kedalam matanya. Tangannya memegang kepalanya yang sedikit masih terasa nyeri. Tubuhnya ia dudukkan, menelusuri dimana ia sekarang.

"Kau sudah sadar, So eun." Ujar Kim bum dari arah pintu mendekat kea rah dimana So eun terduduk.

Kim bum terduduk menghadap So eun dan menyodorkan teh hangat pada So eun. So eun menerimanya dengan lemah lalu meminumnya dengan tangan Kim bum yang juga ikut menahan lengan So eun agar gelas itu tak jatuh karena kondisi So eun yang masih lemah dan tubuhnya yang sedikit demam.

"Gomawoyo, Saem."

Kim bum membalasnya dengan senyuman.

"Sudah lebih baikkan?"

"VÍNCULO NO VISTO"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang