Teruntuk kamu
yang pernah bermuara di hati
lalu enyah begitu saja tanpa permisi.
1.Saya berhenti memikirkanmu. Memikirkan kita. Memikirkan betapa manisnya perlakuanmu untukku pada saat itu. Saya tahu, saya tidak seharusnya menuliskan ini, tapi yang saya ingin kamu tahu adalah; hati dan otak saya sudah bersahabat, mereka sekarang sudah berjalan dengan satu tujuan yaitu kebahagiaan.
Saya tahu, kebahagiaanmu itu tidak pernah ada didalam diri saya, melainkan ada pada dirinya. Kekasihmu. Yang sekarang jemarinya sudah sangat akrab dengan jemarimu.
2.Saya berhenti menangis untukmu.
Sudah berbulan-bulan saya membuang air mata ini hanya karenamu. Bodoh, ya? Tapi saya rasa tidak. Karena dulu, saya sempat mencintaimu dengan sangat.
3.Saya berhenti membicarakan tentang dirimu.
Saya sudah tidak membicarakan tentangmu pada teman-teman saya, pada ibu, bapak, dan orang asing lagi walau sulit untukku menahan diri agar tidak mengucap namamu yang sekarang terasa asing dibibir.
Maka dari itu, saya pamit.
Terima kasih. Selamat. Semoga bahagia dengan pilihanmu.
—Apa Saya Menyebutkan Saya Berhenti Mencintaimu?

KAMU SEDANG MEMBACA
Ini, (juga) Bukan Apa-Apa.
PoetryAku menulis jika aku merindukanmu. -InternetdoII, fooledhearts, Utara, Luar Bumi, all in one.