"Namanya Megan."
Bayu mengernyit.
"Kakak tiriku."
Kemudian Bayu tertegun.
Matanya masih menatap pada sosok Bima yang ada di hadapannya. Ia seakan tengah menyusun semua kejadian seperti potongan puzzle untuk menjadi satu. Lalu detik selanjutnya Bayu merasa menjadi manusia paling konyol di dunia.
Jadi selama ini Bayu merasa cemburu pada Kakak tiri Bima?
Rasa terkejut kemudian Bayu rasakan. Sepertinya ia baru menyadari bahwa perasaan yang selama ini ia rasakan adalah perasaan cemburu. Rasa cemburu yang lebay dan sia-sia.
"Bunda mutusin buat nikah setelah beberapa lama kita tinggal di Amerika." Bima menjelaskan tanpa perlu diminta. Sekarang Bayu mengerti. Ia ingat bahwa Bima adalah anak tunggal dan Ayahnya sudah meninggal jauh sebelum Ibunya sendiri pergi.
Bayu ingin sekali menertawakan tingkahnya selama ini. Jika saja ia bertanya lebih awal, tidak mungkin ia akan bertindak sekonyol itu. Tapi ia juga menyalahkan Bima, sosok itu tidak mengatakan apapun tentang siapa Megan dan hanya membuatnya bertanya dalam kecemburuan yang besar.
Mungkin wanita yang Bayu lihat bersama Bima di café beberapa waktu lalu adalah Megan. Mungkin juga barang-barang cewek yang berada di apartment Bima adalah milik Megan.
"Rencananya mau ngenalin kalian pas ngajak kamu sarapan di sini tempo hari lalu, tapi Megan mendadak harus balik. Jadi aku anterin dia ke bandara." Jelas Bima.
Bayu hanya bisa menatap Bima dengan pandangan sebal sekarang. Ia masih tetap menyalahkan sosok itu karena tingkahnya menjadi sangat konyol beberapa hari belakangan ini. Dan perasaan sebal itu seketika musnah saat tangan kirinya digenggam oleh Bima. Sosok itu menatapnya dengan cara yang hampir membuat Bayu meleleh menjadi cairan di lantai.
"Besok aku jemput, ya? Bunda pengen ketemu kamu."
Rasa terkejut hanya menghantam Bayu. Ia menatap Bima lekat-lekat. Rasanya ia ingin menanyakan banyak hal tapi tidak ada satupun kata yang keluar dari mulutnya.
Sebenarnya bahkan Bayu telah melupakan bagaimana wajah Bunda dari sosok Bima. Sudah sangat lama sekali ia tidak bertemu dengan beliau. Hanya saja seingat Bayu, sosok tersebut adalah teman dari kedua orang tuanya. Ia tidak pernah merasa keberatan saat sosok itu berkunjung ke rumahnya.
Lalu sekarang Bima berkata bahwa Sang Bunda ingin bertemu dengannya. Bayu hanya merasa terkejut, tapi ia tahu betul bahwa terdapat rasa senang dan gugup mengenai hal itu.
Bayu hanya menganggukan kepalanya kemudian.
Sampai pada akhirnya, Bayu berada dalam pelukan seorang Bunda dari Bima pada keesokan harinya. Ia tidak bisa melakukan apapun selain membalas pelukan tersebut saat telinganya mendengar isak tangis. Bayu tahu betul bahwa Bundanya Bima tengah menangis sekarang.
Daripada memedulikan tatapan orang-orang di sekeliling mereka karena mereka masih berada di bandara saat ini, Bayu lebih mengkhawatirkan Bunda Si dosen yang saat ini masih menangis. Baru ketika Bima mendekat, pelukan itu terurai. Bayu hanya tersenyum ketika sentuhan itu tidak terlepas. Bunda Bima seakan tidak mau melepasnya dan Bayu mengerti dengan hal itu.
Adalah hal yang mengejutkan saat Bunda dari Bima tidak mengatakan apapun selama di mobil. Sosok itu hanya terus menggenggam tangannya dan menatap ke luar jendela. Bayu melayangkan tatapan bertanya lewat kaca mobil saat Bima menyetir di depan tapi sosok itu hanya memberinya tatapan meminta maaf. Jadi Bayu biarkan saja, lagipula ia tidak keberatan akan hal itu.
Ketika mereka sampai di apartment milik Bima, Bayu baru bisa benar-benar secara jelas melihat keseluruhan wajah Bunda milik Bima. Ia bisa melihat banyak persamaan di wajah keduanya. Hal itu terasa menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Love Comes Around [END]
General FictionWhen Love Series #2 - When Love Comes Around © sllymcknn Bayu sangat tidak menyukai sosok itu. Sosok yang bahkan membuatnya untuk membenci namanya sendiri. Tapi semua itu hanya berubah saat Bayu mengetahui fakta bahwa ternyata sosok itu sudah hadir...