Chapter. 18

5.7K 796 76
                                    

Bayu tersenyum lebar.

Pandangannya mengarah pada semua orang yang juga tengah memandangnya dengan tatapan bangga. Di sana ada Ayah, Bagas, Anggra, Varo, Luke, Azura dan Bima. Bahkan kedua orangtua Anggra dan Luke turut hadir. Hal itu tidak bisa membuat Bayu merasa lebih bahagia lagi.

Dengan langkah panjang, Bayu menghampiri Ayah dan adiknya. Pelukan dari Sang Ayah yang ia dapatkan selanjutnya hanya membuat perasaan bahagia dalam dirinya membuncah.

"Ayah bangga sama kamu, Nak."

Kata-kata itu diiringi dengan beberapa kali tepukan pada bahunya. Bayu tersenyum; ia mengucapkan terimakasih pada Sang Ayah dan mengangguk saat Bagas mengucapkan selamat padanya.

"Ibu juga pasti bangga sama kamu." Sambung Ayahnya. Bayu tetap tersenyum. Ini adalah hari yang spesial baginya dan sudah sepatutnya Bayu merasa bahagia. Ia merasa yakin bahwa Sang Ibu di surga sana akan ikut berbahagia untuknya. Walaupun jika mengingat Sang Ibu hanya membuatnya merasa sedih, bagaimanapun juga di dalam hatinya; Bayu sangat menginginkan kehadiran Sang Ibu.

Bayu tersenyum semakin lebar saat keluarga Anggra dan Luke menghampirinya dan mengucapkan selamat. Ia sangat berterimakasih pada orangtua kedua sahabatnya tersebut yang sudah meluangkan waktu mereka untuk turut hadir dalam acara yang begitu penting bagi Bayu.

"Well done, Bro. Good job."

Luke berkata dengan aksen Amerikanya, terdengar begitu sempurna hingga Bayu bisa melihat tatapan kagum dari Bagas. Tanpa dikata pun, ia tahu bahwa adiknya sangat mengagumi sahabat bulenya itu.

Bayu hanya tidak bisa berhenti tersenyum; bahkan ia merasa bahwa bibirnya bisa saja robek sewaktu-waktu karena terus saja tersenyum. Ia mengucapkan terimakasih lalu membalas pelukan singkat dari Anggra. Cowok itu tidak mengatakan apapun tapi dengan melihat dari ekspresi dan kilat bangga dari matanya, sudah terasa cukup bagi Bayu.

Hari ini adalah hari terakhir Bayu di kampus. Ia baru saja menyelesaikan acara wisudanya. Sertifikat kelulusan sudah tergenggam di tangannya. Perasaannya tercampur antara excited, gugup dan lega. Semua tercampur aduk menjadi sesuatu yang menyenangkan. Dan sekarang Bayu merasa bersyukur karena telah melewati semuanya dengan baik.

Saat Anggra dan Luke berkata akan mengantar kedua orangtua mereka pergi sampai depan gedung kampus; dari ekor matanya, Bayu bisa melihat Bima berjalan menghampirinya. Kehadiran sosok tersebut sedari tadi membuat Bayu merasa gugup. Bukan gugup seperti perasaannya untuk menyambut hari dan acara ini, tapi itu adalah gugup yang berbeda sampai Bayu tidak bisa menjelaskannya.

Bima menyalami Sang Ayah hingga Bayu bisa mendengar beberapa pujian yang Ayahnya lontarkan dan dibalas merendah oleh sosok Bima. Saat itu ia juga bisa mendengar bahwa Bima menyebut nama Sang Bunda yang tidak bisa hadir karena pekerjaannya di Amerika. Bayu merasa maklum.

Pertemuannya kemarin bersama Bunda Bima memang sangat menyenangkan dan itu hanya bertahan sebentar saja karena memang beliau mempunyai kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan. Bayu berharap bahwa suatu hari nanti bisa kembali bertemu dengan sosok tersebut.

Bayu mengerjap saat pandangnnya kembali lurus ke depan; hanya ada Bima di sana. Kemana Ayah dan Adiknya pergi?

"Selamat, Bim."

Suara Bima hanya mengacaukan konsentrasinya tapi ia tetap melayangkan senyumannya pada sosok Bima. Ia merasa senang saat sosok itu menatapnya dengan tatapan bangga. Bayu tidak akan melakukan semuanya sampai sejauh ini jika tanpa Bima. Sosok itu sudah sangat banyak membantunya.

Ingatannya hanya melayang pada semua kejadian pada masa-masa saat ia mengerjakan skripsinya. Bima akan selalu ada di sampingnya. Mengatakan yang benar dan yang salah. Sikap tegasnya hanya membuat Bayu mempunyai keinginan untuk memperbaiki semua kesalahannya.

When Love Comes Around [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang