Part 9 : Died Or Eated ?

740 27 6
                                    

Sorry semua, lagi stuck nih. Jadi updatenya lama.

Gak nyangka sudah sampai Chapter ini, walaupun diperkirakan masih banyak lagi.

Daripada basa-basi gak jelas, langsung saja. Duduk yang manis, dan jangan terlalu dekat dengan komputer/laptop/handphone-nya saat membaca.

Enjoy The Story. :)

***

Pesta

Jam terus berdetik, menandakan sebentar lagi menuju malam hari. Membuat semua hewan malam terbangun dan bersorak gembira untuk pesta mereka.

Beberapa meja dan kursi ditata serapi mungkin, dengan banyak sekali makanan mentah diatasnya.

Satu persatu hewan mulai datang, serigala bertanduk rusa, harimau dengan gigi piranha, kalelawar aneh beterbangan dilangit malam sebagai pengisi langit yang sepi tanpa sinar bintang ataupun bulan.

Kegelapan menyelimuti semuanya. Bayang-bayang muncul kepermukaan, hingga tak ada lagi cahaya disana. Hanya tersisa warna hitam pekat.

Tawa-tawa mengerikan bermunculan, dan berhenti ketika seorang perempuan berambut keriting dengan angkuhnya berjalan ke hadapan mereka, lalu berkata. "mari kita mulai pesta ini." dan diakhiri dengan tawa mengerikan yang diikuti tawa hewan-hewan malam.

Saatnya berpesta.

***

Rey bangkit dengan tertatih-tatih, kepalanya serasa ingin berputar saat itu juga. Menatap keluar, keheranan. "kemana tenda yang lain ?" tanyanya kepada dirinya sendiri, lalu melirik tendanya sendiri.

Paul! Untung saja ada dia. Rey segera mengguncang tubuh Paul kuat, Paul hanya bergumam tak jelas dan kembali tidur ke posisi semula. Ia berdecak kesal.

"Paul!" setelah usaha membangunkan Paul tak berhasil, ia berteriak keras yang berhasil mengagetkan Paul.

Paul hanya duduk terdiam, mengusap matanya. Ia membuka matanya dengan malas, dan berkata. "ada apa ?"

"dimana yang lainnya ?" tanya Rey setengah berteriak, ia hampir menjerit ketika Paul mengambil posisi tidurnya kembali. "Paul!" seru Rey akhirnya.

"bisakah kau tidak berteriak-teriak seperti itu ?" Paul akhirnya terbangun dengan wajah kesal. Ia berdecak dan melipat kedua tangannya di pinggang. "katakan padaku, ada apa ?"

"Dimana yang lainnya ?" tanya Rey sekali lagi. Tangannya mendorong kepala Paul untuk melihat keluar.

"Dimana yang lain ?" Sekarang Paul berteriak histeris. "kemana mereka ?" ia keluar dan berputar-putar melewati tempat yang seharusnya terdapat tenda. Tapi sekarang hanyalah tanah kosong yang di tumbuhi rerumputan liar.

"apa yang terjadi disini ?" pertanyaan demi pertanyaan yang tak terjawab keluar begitu saja dari bibir mereka.

Sisanya hanya gumaman 'kemana mereka ?' dan 'apa yang terjadi ?' sebelum mereka duduk lemas di rerumputan.

"ini menyebalkan!!" kata Paul kesal. "apa mereka meninggalkan kita ?" tanyanya kepada Rey walaupun ia tahu Rey tak mungkin dapat menjawabnya.

Lalu, tanpa aba-aba Paul memanjat sebuah pohon. Menatap kesekeliling seperti mencari sesuatu. Hingga akhirnya terdengar bergumam dan menunjuk ke sebuah lubang yang berisikan surat.

"bagaimana kau...?"

"entahlah, tiba-tiba saja aku memanjat pohon dan melihat surat itu. Aku merasakannya dari energi sihir." jelas Paul bahkan sebelum Rey hendak bertanya. "energinya sangat besar."

7 Warrior : Darkness KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang