Part 15 : Ravenskye Kingdom

680 28 6
                                    

Maaf lama semuanya, wifinya rada error gitu. Tadinya udah saya buat, panjang. Tiba-tiba wifinya mati, padahal belom di simpen. -_- Dan untungnya sekarang wifinya sudah bener. #curcol

Karena kalian sudah tidak sabar, mendingan langsung aja baca ceritanya.

Ini part tergila yang pernah kubuat.

Enjoy The Story guys. :)

***

Kabut berkeluaran dari dalam peti, menutupi bayangan seorang lelaki muda. Lelaki itu membuka matanya pelan dan terbangun.

Pemuda itu berjalan angkuh, wajahnya terlihat masih muda dengan mata memicing tajam. Ia tersenyum puas, memandangi tubuhnya yang dapat digerakkan.

Sepertinya sudah lama ia menggerakkan tubuhnya. Mungkin sekitar seratus tahun. Tiba-tiba saja ia tersandung  elegan.

Beberapa pelayan mentertawainya. Dan tiba-tiba saja hancur menjadi butiran-butiran debu, mengotori karpet dibawahnya. Lelaki itu bangkit dan berdecak. Jubah hitamnya sedikit robek di bagian tepi membuatnya mengeram kesal. Ia membuang jubahnya dan meminta kepada para pelayannya untuk memberikan yang baru.

Para pelayan dengan cepat memberikan jubah yang sama dan segera mereka pakaikan jubah itu.

Fiona berjalan mendekat dan tunduk. "Yang mulia." Matanya sepenuhnya berwarna merah menyala. Tatapannya kosong. Ia sudah sepenuhnya hilang kesadaran.

Lelaki itu menatap Fiona dengan bingung. "Siapa kau ?" Tanyanya bingung. Ia mengernyitkan dahinya ketika melihat wajah Fiona. Kepalanya terasa pusing, ia menoleh kebelakang dan mendapati dirinya dikaca. Menatap tubuhnya dari atas hingga bawah. "Siapa aku ?" Gumamnya bingung.

Feryl mengernyitkan dahinya, menatap bingung sosok pangeran didepannya. Ini tidak mungkin terjadi, batinnya dalam hati.

***

Alexander mengatur persiapan kedatangan para kesatria di depan pintu istana. Di ikuti para prajurit lainnya, ia mempersiapkan sebuah pesta.

Meja-meja telah ditata seapik mungkin. Dengan berbagai macam hidangan diatasnya. Berbagai bunga ditata di dalam vas yang ditaruh di setiap sudut istana. Patung-patung es telah diukir dengan nama-nama kesatria.

Karpet merah dibentangkan lurus dari tangga menuju pintu istana. Berbagai bau harum menguar dari dalam ruangan.

"Yang itu diletakkan disana !" Perintah Alexander kepada seorang pelayan yang akan memindahkan vas berisi berbagai macam bunga.

Lampu-lampu mewah menerangi seluruh ruangan menjadi kekuningan yang menenangkan. Sebuah bunga berwarna merah, munjung tinggi di tengah ruangan.

Kemewahan menyelimuti semuanya.

Seorang pelayan menghadap Alexander, "semuanya sudah siap, yang mulia." Katanya sebelum pergi meninggalkan Raja Alexander.

"Mereka akan sampai beberapa jam lagi." Gumam Alexander sebelum berjalan ke arah taman.

Ia menatap para pekerja, menggunting tanaman dengan berbagai bentuk. Hewan, penyihir dengan tongkat yang teracung tinggi, dan bentuk tujuh prajurit. Bunga-bunga di rubah dengan berbagai warna dan dapat berkelap-kelip ataupun mengubah warna mereka.

Pohon-pohon dipercepat perkembangannya, membuat daun pohon berguguran dan berganti dengan daun berwarna oranye muda.

Hewan-hewan berkumpul, membantu para pekerja. Menyusun jalan dari batu dan membuat kursi kayu.

"Lanjutkan pekerjaan kalian !" Kata Raja keras kepada para pekerja.

***

Emely dan Jimmy bersiap di kamar mereka. Dengan senyuman yang merekah karena tahu bahwa anak mereka selamat. Padahal mereka mendengar sebuah ledakan yang sangat keras dari arah hutan.

7 Warrior : Darkness KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang