Part 21 : Do You See Me ?

727 32 5
                                    

Sorry kepada semua readers yang menunggu terlalu lama.. Lagi banyak tugas yang menumpuk...jadi maklumilah karena author masih anak sekolah.

Terimakasih untuk para pembaca setia saya yang telah mengadd cerita ini ke reading list kalian :)

Udah mau selesai aja nih cerita, gak nyangka. Entah sudah keberapa kali saya bilang ini tapi ceritanya gak selesai-selesai XD

Sebenarnya saya sedikit bingung mau lanjutinnya...karena idenya lagi nge-blank...sangat hampa. Karena dipikiran saya sekarang cuma ada tugas dan tugas.

-_-)/

Hope you guys like it.

***

Rey masih saja berjalan melewati lorong-lorong batu yang menonjol itu. Lelah, ia duduk sebentar di ubin yang dingin dan kasar yang dirasakannya ketika ubin itu menyentuh kakinya dibalik celana jins-nya dan menyandarkan tubuhnya di dinding batu bulat hitam seluruhnya yang menonjol keluar, menciptakan sedikit rasa sakit di punggungnya saat disandarkan.

Ia mendesah. Berpikir. Apa yang akan kulakukan setelah ini? Lagipula lorong apa ini? Dimana tempat berakhirnya? Lalu menghembuskan nafas panjang. Putus asa? Tentu. Dia sudah kebingungan dan ia merasakan kepalanya akan pecah sebentar lagi. Bagaimana tidak, sudah lebih dari satu jam ia berjalan menelusuri lorong ini tanpa menemukan jalan keluar. Kakinya sudah lelah, tulang-tulang di tubuhnya sudah menjerit kelelahan.

Dan sekarang, dunianya sudah menggelap, menghitam seluruhnya, meninggalkan dia sendirian di dalamnya. Sendirian. Kesepian.

Ia menutup matanya. Dan mendesah kembali. Ia tidak peduli, sudah kali berapa ia mendesah saat ini. Dan menunggu? Menunggu apa? Atau lebih tepatnya menunggu siapa? Menunggu pertolongan mungkin, dari teman-temannya. Saat ini ia hanya bisa membayangkan Jane yang telah keluar dari menara dan memberitahukan 7 Warrior yang lain, lalu mereka semua akan mencari cara untuk masuk ke menara dan menyelamatkannya. Mungkin.

Bagaimana jika Jane tidak keluar dari menara, malah berkeliaran di menara ini atau mungkin tersesat sama seperti dirinya. Dan itu satu-satunya pemikiran Rey saat ini, akal sehatnya sudah tak berfungsi. Ia hanya bisa mengkhayal, berimajinasi. Tongkat sihirnya masih berada di genggamannya. Pegangannya semakin lama semakin melemah hingga tongkat itu terlepas dari genggamannya, berputar menjauh, dan Rey pun tertidur.

Beberapa detik kemudian terdengar suara dari arah balik dinding batu-batu tersebut. Melengking, berdecit, dan percikan-percikan cahaya terlihat di balik renggangan dinding batu. Mirip seperti percikan petasan yang biasa Rey nyalakan ketika malam perayaan tahun baru. Tapi lebih banyak suara lengkingan memotong sesuatu, dan semua bunyi itu diakhiri bunyi ngik yang sangat panjang.

Dan dinding tak jauh dari Rey membalik, terbuka dan memperlihatkan sebuah rongga besar dibaliknya. Feryl keluar dengan wajah kesal, kakinya di hentak-hentakkan, rambutnya kusut dan jubah hitamnya terlipat-lipat tak karuan, menampilkan dirinya yang sudah acak kadut, tapi sebuah senyum mengerikan terukir di bibir tipisnya ketika menatap sesosok itu dibalik bayangan.

Langkahnya berhenti di depan Rey, ia menunduk untuk melihat lebih jelas. Senyum itu semakin mengembang hampir mirip dengan seringaian. Dan ia berkata lirih "Selamat datang Di menara ku." Lalu tangannya yang kasar segera menyeret tubuh Rey ke ruangan yang baru saja dimasukinya.

Tempat itu lembab, penuh dengan debu dan sarang laba-laba di setiap sudutnya, tak lupa dengan kegelapan yang menyelimuti seluruh ruangan dan keheningan. Tak ada yang dapat dilihat, hanya terdengar suara rantai yang ditarik dan lengkingan ataupun keluhan dari sudut ruangan.

Suara seseorang perempuan.

***

Rey mengerjapkan matanya, matanya kembali dibutakan oleh kegelapan. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya pelan dari balik bayangan, wajahnya terselubung di balok tudung hitam bergaris putih itu, Rey dapat melihat rambut kemerahan yang berusaha keluar dari tudung tersebut. Dan ia sepertinya mengenalnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 Warrior : Darkness KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang