Part 11 : Rage

669 24 6
                                    

Sorry ngepostnya malem-malem.

Enjoy the Story Guys

***

Rey, Dare, dan Ratu Deary segera menjalankan rencana mereka. Yaitu :

1. Pergi ke rumah berdarah tanpa diketahui oleh mereka.

2. Melihat kelemahan Bloody menggunakan kekuatan Ratu Deary.

3. Kembali ke Pohon Cahaya dan menyusun strategi.

4. Mengalahkan Bloody.

Semoga saja rencananya berhasil.

***

1. Pergi ke rumah berdarah tanpa diketahui Bloody

Rey, Dare dan Ratu segera saja melangkahkan kaki memasuki hutan bagian gelap. Jujur, selama ini Ratu Deary tak pernah pergi dari kawasan Pohon Cahaya. Tapi, bukan hanya untuk keselamatan teman Rey, ini demi kenyamanan Hutan dan para serigala yang telah di cuci otaknya.

Sejujurnya Rey takut, jika bukan karena teman-temannya disana. Ia tak akan pernah pergi ke tempat gelap seperti itu.

Memikirkannya membuat bulu kuduknya berdiri.

Hutan terlihat sangat sepi. Sangat. Hingga penghuninya tidak terlihat berada dimana-mana.

Apa mungkin ritual itu sudah dilakukan ?

Pepohonan yang biasa tempat mereka latihan menjadi terlihat sangat menyeramkan. Pohon-pohon tempat biasanya ia menyandarkan diri, terlihat seperti manusia tinggi dengan dahan yang terlihat seperti lengan, menjulur kearah mereka. Seolah-olah pepohonan itu akan menyerang mereka.

Semak-semak berduri seolah-olah menjadi perangkap kecil Bloody, karena gelap mereka tak akan tahu dimana semak-semak berdur itu berada. Dan akan menyakitkan kaki mereka ketika tak sengaja menginjak semak berduri itu.

Bebatuan kadang membuat mereka tersandung. Tak pernah terpikir oleh mereka, banyak bebatuan besar berwarna hitam membuatnya tersamarkan. Seolah tak pernah ada.

Rey berjalan didepan dengan tongkat teracungkan, hanya berjaga-jaga. Takut-takut ada serigala hitam yang menyerang mereka dari balik semak.

Mereka berhenti di saat melihat pohon yang sangat besar. Lebih besar dari pepohonan lainnya. Lebih tinggi, lebih rindang, lebih gelap dengan sulur-sulur yang menggantung-gantung.

Seketika, mereka tertelan bayangan. Mereka tak dapat melihat apa-apa.

Rey masih berjalan pelan, sangat berhati-hati dan sesekali memastikan kedua hewan itu tidak terpisah darinya. Bunyi dedaunan yang diinjak membuat Rey sedikit terkejut. Bunyinya menggema dan menjalar ke pepohonan.

"Ssstt." Dare mengingatkan. Menatap sekeliling, walaupun ia tak dapat melihat apa-apa.

"Apakah mereka mendengarnya ?" Bisik Rey cemas. Ia mengangkat tongkatnya lebih hati-hati. Melangkah kakinya lebih perlahan lagi dan berharap tak ada dedaunan kering di tanah.

Dare tidak menjawab. Ia tak tahu jawaban apa yang harus diberikan. Jika dugaannya benar, para serigala itu dapat mendengar suara sekecil apapun. Itu artinya mereka mendengar suara daun yang diinjak Rey.

Tapi, masih tak ada tanda-tanda pergerakan dari para serigala. Mungkin masih aman, pikirnya. Atau mungkin para serigala mengira kalau suara itu dari serigala lainnya, itu hanya kemungkinan kecil.

Samar-samar terlihat cahaya dari arah depan. Menguar wangi-wangi ... darah dari pepohonan. Bahkan Rey sempat menginjak air, apa itu darah ? Karena bau amis yang menguar tercium menusuk hidungnya.

7 Warrior : Darkness KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang