Gemerincing lonceng terdengar menandakan baru saja ada seorang pelanggan yang masuk ke dalam florist kami. All in Bloom.
"Selamat siang, ada yang bisa kami bantu?" Itu suara Anita yang sedang menyapa di depan sana.
Aku sendiri masih berkutat dengan satu karangan bunga yang akan di ambil sore ini. Tak jauh dari tempat Anita berdiri jadi aku masih bisa mendengar ucapan mereka.
"Aku ingin mencari bunga untuk hadiah ulang tahun ibuku."
Aku mengernyit saat mendengar suara itu. Suara yang tampaknya tidak asing di telingaku. Waktu aku menoleh, dugaanku benar. Joshua ada di sana. Berdiri berhadapan dengan Anita.
"Kami punya banyak jenis bunga. Apa yang anda-"
"Josh?"
Josh menoleh padaku. "Hai."
"Ah, jadi kamu teman Lana ya? Baiklah kurasa kutinggalkan kamu bersama Lana saja ya?" Anita menoleh padaku. "Biar aku yang melanjutkannya." Anita menunjuk karangan Bunga di hadapanku dengan matanya.
Aku mengangguk lalu melepas sarung tangan yang tadi kupakai. Kemudian aku menghampiri Joshua.
"Kamu...mencari bunga apa?" tanyaku.
Joshua mengusap tengkuknya. "Mm...aku kurang tahu mengenai bunga. Apa kamu bisa membantuku? Ini untuk hadiah ulang tahun ibuku."
Aku mengangguk-anggukkan kepala. "Mm...ibumu suka bunga apa?"
Lagi-lagi Joshua mengusap-usap tengkuknya. "Aku tidak tahu."
Aku diam sejenak. "Mm...mungkin kamu bisa memberitahuku seperti apa ibumu?"
"Ibuku?" tanyanya. Aku mengangguk. "Mm...dia itu wanita yang kuat tapi lembut. Sangat cerewet tapi penuh kasih sayang..."
Perlahan senyum tersungging di bibirku. Bukankan semua ibu di dunia ini memang seperti itu? Ibuku juga, dia akan marah besar ketika aku melanggar jam malamnya. Tapi dia jugalah orang pertama yang akan menangis jika tubuhku tergores barang sedikit saja.
"Kalau begitu, kusarankan untuk memberinya aster dan gerbera," kataku mantap. "Memang jarang sih orang yang menghadiahkan gerbera. Tapi menurutku, bunga gerbera punya filosofi yang cocok untuk menggambarkan seorang ibu.
"Salah satunya mengungkapkan perasaan cinta sejati layaknya cinta sejati seorang ibu kepada keluarganya. Selain itu, warna bunga gerbera juga memiliki arti tersendiri.
"Bunga gerbera oranye dan kuning melambangkan keceriaan sehingga cocok untuk menggambarkan sosok ibu yang selalu ceria dan gembira.
"Bunga gerbera putih melambangkan kemurnian dan ketulusan cinta seperti rasa cinta dan kasih sayang tulus seorang ibu kepada keluarganya."
Kemudian aku menutup mulutku rapat-rapat. "Maaf aku terlalu banyak bicara ya?"
Joshua tertawa. "Tak apa. Lagipula setelah mendengar penjelasanmu, aku jadi yakin kalau aku akan mengambil yang itu saja."
Aku tersenyum kemudian mulai mengambil satu-satu bunga yang tadi kusebutkan, merangkainya sedemikian rupa hingga menjadi sebuket bunga yang indah.
"Terima kasih ya," ucap Joshua seusai membayar.
Aku terkekeh. "Sudah tugasku melayani pelanggan. Jangan kapok datang lagi ya. Mungkin di lain waktu kamu ingin membelikan bunga untuk kekasihmu?" Aku tak tahu mengapa kalimat terakhir itu meluncur dari mulutku. Dan aku merasa sedikit gugup untuk mendengar jawaban dari Joshua.
Joshua tertawa renyah. "Kamu baik sekali tapi...sayangnya aku belum memiliki kekasih."
Senyum kelegaan tercetak begitu saja di bibirku. Kemudian kami saling terdiam. Joshua memandangku dengan sebuah senyuman yang...entah apa artinya. Pokoknya aku tiba-tiba jadi gugup karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iliana's Lover [ON HOLD]
General FictionIliana tumbuh tanpa merasakan peran ayah di hidupnya. Pria itu menghilang begitu saja ketika ibunya hamil. Lalu muncul dan mengusik hidupnya ketika ibunya sekarat. Tiga tahun lalu Iliana baru bisa membuka hatinya untuk menerima ayahnya. Namun, Ilian...