"She checked you out!" seruku.
"So what?"
Mulutku terbuka, tak percaya.
Setelah menerima tamu wanita bernama Diana, ayah memperkenalkannya padaku. Dia adalah head chef baru di restorannya. Ayah bahkan mengajaknya makan malam bersama. Setelah itu mereka berdua pergi ke ruang kerja ayah. Dalam keadaan pintu ditutup rapat. Berdiskusi tentang pekerjaan katanya. Yeah right!
Ayah tak pernah menerima tamu wanita selain oma di apartemennya. Apalagi untuk membicarakan tentang pekerjaan. Terlebih aku merasa kedekatan mereka terasa janggal. Tidak seperti layaknya bos dan karyawannya.
Lalu setelah wanita itu pulang, ayah langsung menghampiriku ke kamar. Ia berkata bahwa sikapku selama Diana di sini tidak sopan. Aku tidak menghargainya sebagai orang yang lebih tua katanya. Ayah membelanya. Waktu kukonfrontasi tentang hubungan mereka, ayah berkata bahwa hubungan mereka murni profesional kerja. Professional my ass!
"So what?!" seruku mengulang ucapannya.
"Jangan berlebihan, Ele."
"Aku? Berelebihan?!"
"Don't give me attitude, young lady!" ucap ayah dengan nada memperingatkan.
Aku menggeram frustrasi. "She checked you out!" seruku lagi.
"So what?! Memangnya kenapa kalau Diana tertarik dengan ayah? Ayah pria yang bebas, Ele. I'm a grown up man with need!" serunya cepat.
Mataku melebar. Mulutku terbuka. Aku tertegun dengan ucapannya. Dan seolah ayah baru saja menyadari kesalahannya dalam bicara, ia mengumpat pelan. Ia berusaha mendekatiku tapi aku langsung beringsut dari ranjang lalu berdiri di sisi ranjang yang berseberangan dengannya.
Ayah hendak mengucapkan sesuatu tapi aku langsung memotongnya. "Jadi semua ini tentang hal itu? That you are a grown up man with need?!" Aku mengusap wajahku ke atas dan menyusur rambutku ke belakang. Wajahku sedikit menunduk.
A grown up man with need?!
"No! That came out wrong!" sanggah ayah tapi aku tak bisa mencernanya.
Oh Tuhan, ucapan ayah membuatku teringat akan momen ketika kami makan malam tadi. Mereka terang-terangan saling melempar tatapan menggoda. Tak peduli di sana ada aku juga. Dan setelahnya...mereka masuk dalam ruangan yang sama. Hanya berdua dan pintu ditutup rapat. Oh my God! Jangan-jangan mereka...
Pikiran itu membuatku jijik dan mual seketika.
"Ya Tuhan!" seruku pelan lalu mendongak lagi menatap ayah. "Dia terlalu muda untuk ayah! Berapa usianya? 30? 33? Ayah terlalu tua untuknya!"
"I'm not that old!" balas ayahku.
"Not that old?!" seruku tak percaya. "You'll turn 49 this year for God's sake! Itu hampir setengah abad!"
Ayah menghela napas panjang. "Ele-"
"Don't Ele me!"
Ayah kembali menghela napas panjang. "Sayang, dengar, ayah tidak...kamu tidak akan kekurangan kasih sayang ayah jika itu yang kamu khawatirkan."
Mulutku kembali terbuka lebar. "Ayah kira ini semua tentangku?!"
"Well, apa lagi? Kamu terlihat begitu cemburu saat mengetahui Diana menaruh perhatian pada ayah. Padahal ini baru pertemuan pertamamu dengannya."
Aku kembali menggeram. "Ayah mengkhianati ibu. Ibuku!"
Giliran ayahku yang mengusap frustrasi wajahnya. "Ele-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Iliana's Lover [ON HOLD]
General FictionIliana tumbuh tanpa merasakan peran ayah di hidupnya. Pria itu menghilang begitu saja ketika ibunya hamil. Lalu muncul dan mengusik hidupnya ketika ibunya sekarat. Tiga tahun lalu Iliana baru bisa membuka hatinya untuk menerima ayahnya. Namun, Ilian...