My Lover-13

1.4K 143 24
                                    

Mau pergi makan malam denganku?

Aku tersenyum membaca pesan yang dikirim Joshua. Jamnya tertera pesan itu dikirim sekitar satu jam yang lalu. Aku tak sempat memegang ponsel sejak semalam. Baru lima menit yang lalu kuisi dayanya. Sebenarnya ada banyak pesan yang masuk; dari ayah, Ben juga Anita bahkan Sandra. Namun hanya pesan Joshualah yang nyatanya mampu membuatku sedikit bisa bernapas. Pesan dari sisa empat orang lainnya membuatku seolah ditampar keras-keras. Mereka berempat mengingatkanku pada kenyataan yang entah kapan bisa kuterima.

Aku segera mengetikkan balasan untuk pesan Joshua. Memintanya untuk menjemputku setengah jam lagi. Sekarang aku harus mandi dan bersiap-siap.

***

Waktu aku tiba di anak tangga terbawah, Mario sudah duduk manis di meja makan. Baju kerjanya sudah berganti dengan kaus dan celana pendek. Anita berdiri di sampingnya sambil menyiapkan makan untuk Mario.

"Aku baru saja akan memanggilmu untuk makan malam," ucap Anita yang kini sudah duduk di kursi di samping Mario.

"Aku makan di luar."

"Oh...kenapa tidak mengatakannya dari tadi?" Kedua alis Anita mengerut. Ia menatap setengah sedih ke arah makanan yang sudah tersaji di meja. Seolah semua makanan itu akan berakhir di tempat sampah.

"Maaf," kataku merasa tak enak. "Tadinya aku juga tak berniat makan di luar. Ini mendadak."

Anita mengangguk mengerti meski pandangannya pada semua makanan di meja itu tidak berubah. "Baiklah. Apa ayahmu sudah menelpon?"

"Tak tahu. Kamu tahu ponselku baru kunyalakan tadi. Untuk sementara aku pinjam charger milikmu. Besok aku akan beli sendiri."

Anita mengedikkan bahunya. "Terserah. Setidaknya hubungi ayahmu. Semalaman ia khawatir padamu. Ia bahkan sempat berniat mencarimu ke penjuru kota."

Denting notifikasi ponselku menarik perhatianku. Aku membuka layar ponsel dan mendapati pesan Joshua. Ia sudah tiba di lampu merah sekitar satu kilometer dari sini.

"Aku pergi dulu." Tanpa menunggu respon dari Mario maupun Anita, aku berlalu. Langkahku ringan menuju pintu depan. Senyumku terkembang begitu saja di bibirku. Tanganku bergerak memutar kenop, kutarik hingga pintu itu terbuka. Namun begitu pintu itu terbuka lebar senyumku lenyap. Suara kesiap keluar begitu saja dari mulutku. "B...Ben?"

Sosok itu nyata dan sedang menutup pintu mobilnya. Ia mendongak karena panggilanku. Bibirnya tersenyum lebar. Namun kuyakin aku malah menatap horor padanya. Ben terus melangkah mendekatiku. Diam-diam aku melirik ke kanan dan ke kiri, memastikan kalau Joshua tak ada di sini, memastikan Ben tak mendapati Joshua berada di sini.

"Ka...kamu ada di sini?" Seusai kalimat itu terlontar, paru-paruku seolah kehilangan oksigennya.

"Yup. Aku ingin mengajakmu makan malam. Ingat restoran cina yang tempo lalu ingin kamu kunjungi? Ayo kita ke sana."

Senyum lebar di wajah Ben memaksaku untuk ikut tersenyum. Dari sudut mataku sosok Joshua mulai terlihat. Aku sudah panik setengah mati ketika Joshua semakin mendekat. Aku sudah mulai bergerak gelisah, takut jika kedua orang ini bertemu. Tubuhku rasanya panas dingin. Namun ternyata Joshua memberhentikan motornya di tikungan. Ia membuka kaca helmnya dan memandangku juga Ben tanpa ekspresi apapun.

"Ayo!"

Jantungku seperti jatuh ke dasar perut ketika Ben menggamit tanganku. Padahal iapun berucap pelan dan menarik tanganku dengan lembut. Ia menggiringku masuk ke mobilnya. Setelah itu ia berlari berputar ke kursi kemudi.

Dadaku masih saja berdebar kencang ketika mobil Ben mulai melaju. Sialnya adalah kami harus melewati Joshua. Aku sudah seperti ikan yang diambil paksa dari air. Satu-satunya hal yang bisa kulakukan hanya meremas tali sling bag milikku guna menutupi kegelisahan.

Iliana's Lover [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang