—• Sudah Di Revisi •—
Kalau masih ada typo, kata yang tidak sesuai dengan KBBI, tanda baca yang tidak sesuai dengan EYD atau kalimat yang sulit dipahami, tolong ditandai.
— • Happy Reading • —
Pagi ini memulai tahun ajaran baru bagi hampir seluruh sekolah di penjuru Indonesia, termasuk bagi SMA Bakti Bangsa. SMA elite dengan pencapaian prestasi internasional yang menjadi SMA paling diminati oleh banyak orang.
Sayangnya, biaya yang dibutuhkan untuk masuk sekolah swasta ini hanya terjangkau bagi kalangan menengah ke atas. Mungkin ada beberapa siswa dari kalangan bawah, yang beruntung dapat masuk ke sekolah ini, tentunya melalui jalur beasiswa.
Para siswa sudah berlarian ke arah lapang. Mereka mengenakan pakaian putih-putih dilengkapi atributnya seperti dasi, topi, dsb. Meskipun masih ada beberapa siswa yang belum patuh pada peraturan. Itu masih tidak lebih dominan dari siswa yang sudah disiplin.
Seorang cewek berseragam dengan tas yang menempel di punggungnya, berjalan cepat menuruni tangga yang menjadi penghubung antara lantai dua dan lantai utama rumah besar yang sudah lama ia tempati itu. Rambut panjang yang tak diikat, membuatnya terlihat semakin cantik.
Tinggal beberapa anak tangga lagi yang harus ia pijak untuk sampai di lantai utama. Namun, langkahnya terhenti, seketika ia mematung di tempat. Sorot matanya tajam menatap sesuatu yang entah apa itu. Beberapa meter di hadapannya, terlihat seorang gadis yang diperkirakan berumur 20 tahunan berjalan sempoyongan dengan mengenakan pakaian agak terbuka.
Brukkk
Perempuan itu terjatuh sambil memuntahkan seluruh isi perutnya di lantai. Dan gadis berseragam itu tetap berdiri mematung dengan tatapannya yang tak berubah.
Ah, hampir saja lupa memperkenalkannya. Gadis cantik berseragam itu bernama Jeane Sandra Nicollas. Singkatnya, ia biasa dipanggil Jean.
Bisa dikatakan mempunyai kepribadian yang aneh. Ia tak suka berbicara dengan siapapun. Jangankan mengobrol atau sekedar memberi sapaan kepada teman-temannya. Tersenyum pun sepertinya jarang, bahkan mungkin tak pernah. Ekpresi wajahnya selalu datar dan terkadang tajam menakutkan. Tak menggambarkan kebahagiaan ataupun kesedihan. Hanya tatapan datar dan kosong tanpa makna.
Dan gadis yang terjatuh itu bernama Giana Sandra Nicollas. Kakak perempuan Jean. Dan bisa dikatakan satu-satunya keluarga yang dimiliki Jean saat ini. Ibu Jean meninggal saat Jean berada di kelas delapan SMP dan ayahnya .... Beliau masih hidup namun ia berada di luar negeri dengan keluarga barunya. Selama ini Jean hanya tinggal berdua bersama kakaknya dengan biaya sehari-hari tetap ditanggung oleh ayahnya. Ya ... begitulah singkatnya kondisi dari keluarga Nicollas itu.
Jean menghela nafasnya berat. Ia segera melangkah menuruni anak tangga di hadapannya. Tapi apa, ia melewati Giana begitu saja tanpa peduli. Oh sungguh tak berpri kemanusiaan. Bagaimana bisa ia tega membiarkan orang yang dipanggilnya dengan sebutan kakak itu.
Bukkk
Sehelai handuk putih mendarat tepat di kepala Giana yang tengah berusaha mengumpulkan tenaganya untuk kembali berdiri.
"Gue mau berangkat. Bi Mirah datang jam delapan. Biarin dia yang beresin semua. Mending lo mandi, gue nggak suka bau alkohol. Air buat minum, udah gue angetin. Gue cabut dulu."
Kalimat itu meluncur dari mulut Jean dengan nada dingin dan ekpresi yang tetap datar. Begitu menyelesaikan ucapannya, Jean berlalu begitu saja. Ternyata gadis dingin seperti dia mampu mengucapkan kata sebanyak itu. Dan kelihatannya, Ia juga masih peduli pada kakak perempuannya. Meskipun dengan perlakuan yang dingin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thantophobia
Novela JuvenilThantophobia (n.) the phobia of losing someone you love. [Cover by @whistleeu_] [Sedang proses revisi part 2] Kisah seorang gadis yang jarang bicara karna sebuah luka dimasa lalunya-Jeane. Dan seorang laki - laki yang baru saja masuk ke sekolah baru...