Andin terlihat berdiri di depan gerbangnya menunggu seseorang. Mungkin ia menunggu Daffa. Raut wajah Andin terlihat sangat kusut hari ini. Ya kita sudah tau mengenai masalahnya dengan Daffa akhir-akhir ini.
Daffa dan Andin sudah tidak bertukar pesan sama sekali, kecuali tadi malam. Itu pun pesan yang berisi kabar bahwa Daffa akan pergi ke Bandung hari ini, jadi ia tidak bisa menjemput Andin. Jika bukan Daffa? Lalu siapa yang Andin tunggu sekarang?
Tak lama sebuah mobil Avanza berwarna silver berhenti di depannya.
Tanpa menunggu perintah Andin membuka pintu belakang mobil itu dan masuk. Chaca dan Mita sudah duduk di depan.Chaca mulai menjalankan mobilnya. Ia menatap ke arah kaca spion yang menampakan wajah kusut Andin yang tengah melamun.
"Din, lo sama Daffa kenapa sih sebenernya? Daffa sama Jean juga? Kalian ada apa?"
"Cerita Din, gue tau lo lagi ada masalahkan sama mereka berdua," tambah Mita.
Andin hanya terdiam dan mengabaikan apa yang diucapkan Mita dan Chaca.
"Terus din sekarang Daffa kemana? Kenapa lo nggak bareng dia?" tanya Chaca lagi.
Andin masih tak bersuara, ia hanya menatapkan matanya ke kaca jendela yang mampu menampakan apa yang ada di luar sana.
"Cha ...," panggil Andin lirih.
"Kita gak usah masuk yuk hari ini ..., mood gue lagi nggak bagus banget." Mita dan Chaca hanya saling menatap datar mendengar apa yang baru saja di ucapkan oleh Andin.
"Din lo cerita coba, biar gue sama Chaca bisa bantu lo. Lo pikir kita nggak sedih apa?" ucapan Mita membuat Andin merenung sejenak.
"Iya Din, lo cerita aja. Lo nggak pernah kayak gini loh sebelumnya. Apalagi sampe ngajak kita buat bolos,"
"Pliss Din cerita sama kita, kalau kita bisa bantu, kita pasti bakal bantu."
Ucapan Mita terdengar sangat memohon. Chaca dan Mita sudah cukup lama mengenal Andin, dan kali ini mereka benar-benar tak tega melihat Andin yang seperti ini.
Andin hanya terdiam tak menggubris ucapan Chaca dan Mita. Entah harus bagaimana lagi caranya untuk membuat Andin membuka mulutnya tentang apa yang dialaminya.
Kali ini Chaca dan Mita menuruti kemauan Andin untuk membolos, mereka berencana mencoba membujuk Andin nanti. Mereka memutuskan untuk pergi ke salah satu mall yang lokasinya cukup jauh dari lingkungan sekolah.
***
Mereka terduduk di salah satu tempat makan yang ada di dalam mall besar ini. Andin hanya memutar-mutar sedotan di gelas jus mangga pesanannya dengan tatapan kosong.
"Din, lo cerita ya sama kita. Plisss gue mohon sama lo kali ini," ucap Mita memohon.
"Iya Din, kita juga nggak tega kali liat lo kayak gini sekarang," tambah Chaca dengan muka memelas.
Andin menhela nafasnya berat. Ia berpikir sejenak, perlahan mulutnya mulai bergerak mengucapkan sesuatu.
"Gue bingung Cha, gue bingung Mit, gue bingung sama semuanya," ucap Andin sambil mengusap wajahnya pelan.
"Iya kenapa? Coba lo ceritain, siapa tau kita bisa bantu kan?" ucap Mita masih berusaha membujuk.
Andin mengambil nafasnya dalam menyiapkan diri untuk bercerita.
"Jadi gini..., sebenernya Daffa pernah kecelakaan, terus Amnesia."
"Hah?" suara itu keluar dari mulut Andin dan Chaca bersamaan. Mata mereka terlihat membelalak dengan mulut setengah terbuka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thantophobia
Fiksi RemajaThantophobia (n.) the phobia of losing someone you love. [Cover by @whistleeu_] [Sedang proses revisi part 2] Kisah seorang gadis yang jarang bicara karna sebuah luka dimasa lalunya-Jeane. Dan seorang laki - laki yang baru saja masuk ke sekolah baru...