"Kenapa sih lo nggak mikirin gue? Gue cuman suka sama Jean. Dari dulu, dari kita masih kecil!"
Seorang anak laki - laki dengan pakaian seragam putih-biru, berteriak gusar pada anak perempuan yang tak dikenali wajahnya, namun terlihat mengenakan pakaian seragam yang serupa dengannya, sekarang kita ketahui anak laki - laki itu sebagai Daffa beberapa tahun lalu.
"Lagian, kalau pun gue suka sama lo ..., maaf kita tetep nggak bisa, lo itu beda!" tegas Daffa kecil.
"Terus lo nggak mikirin perasaan gue Daf? Gue suka sama lo." Suara perempuan itu terdengar lirih.
Daffa kecil mengehela nafasnya berat. "Oke, gue jujur, cewek yang gue suka itu lo, gue suka sama lo, gue sayang sama lo ...." Belum sempat menyelesaikan ucapannya. Suara seseorang terdengar mengumpat membuat perhatian Daffa teralih.
"Shit ... Daffa kamu jahat! ... Daffa, kita putus!" suara itu tedengar penuh penekanan.
Seorang gadis nampak memperhatikan dua orang di hadapannya diiringi tangis yang membanjiri wajah moleknya. Gadis itu Jeane beberapa tahun lalu.
Daffa kecil terlihat membulatkan matanya melihat seseorang yang di sebut sebagai pacarnya ini, mengucapkan sebuah kalimat yang terasa sangat menyakitkan itu.
Entah drama macam apa yang tengah kita tengok sekarang ini. Jujur saja bukankah sangat tidak pantas seorang anak yang masih mengenakan seragam putih-biru seperti mereka sudah membahas prihal cinta - cintaan seperti itu? Bisa dikatakan itu terlalu alay bukan. Atau mungkin inikah yang disebut sebagai Cinta monyet itu? Tapi tetap saja itu terlihat menggelikan.
Jean kecil terlihat berlari meninggalkan tempat itu sekencang mungkin, isak tangis kini yang menemani langkahnya. Daffa pun refleks mengikuti Jean dan tanpa henti meneriakan kata "Tunggu" berharap orang yang dikejarnya itu mau menghentikan langkahnya.
Daffa kecil terus berlari tanpa memperhatikan jalan, tanpa disadari sebuah mobil sedan berwarna merah melaju kearahnya dengan kecepatan diatas rata - rata. Dan ...,
Bruukk
***
Mata Daffa terbuka perlahan, menampakan seorang laki - laki dan seorang perempuan sedang memandanginnya, seraya terus memanggil - manggil namanya dengan samar.
"Daff lo udah sadar?" suara laki - laki itu perlahan terdengar jelas di telinganya. Daffa pun mulai menyadari, ternyata laki - laki itu adalah Devon kakaknya.
"K ... kak gue kecelakaan ya?" tanya Daffa lemas.
Devon menoleh ke arah perempuan yang berdiri di sampingnya itu sejenak, lalu kembali mengalihkan pandangannya pada Daffa.
"Lo inget lo kecelakaan? ... lo tau ini siapa?" tanya Devon sambil menunjukan sosok Giana, perempuan yang sejak tadi berdiri di sampingnya.
Daffa menyorotkan pandangan matanya pada Gia dan mencoba mengenali perempuan itu.
"Itu kak Gia kan?" suara Daffa terdengar mulai agak stabil.
Mata Gia terlihat berbinar mendengar jawaban itu. Ingatan Daffa kembali. Hal itulah yang terus dipikirkannya, hal yang tentu membuatnya kesenangan setengah mati itu.
"Daffa lo inget gue?"
"Hah? Lo ngomong apa sih kak, gue nggak ngerti."
Dengan terburu - buru mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang yang entah siapa itu. Namun perlahan raut wajahnya menampakan kekecewaan, tak ada jawaban sama sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/130358309-288-k363684.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thantophobia
Teen FictionThantophobia (n.) the phobia of losing someone you love. [Cover by @whistleeu_] [Sedang proses revisi part 2] Kisah seorang gadis yang jarang bicara karna sebuah luka dimasa lalunya-Jeane. Dan seorang laki - laki yang baru saja masuk ke sekolah baru...