#15 Heartbeat

27 4 3
                                        

Anniversary Sharped Academy (SA) dibuka dengan berbagai kegiatan dari mulai olimpiade olahraga SA hingga bazar dan pameran seni.

Tidak ketinggalan ajang unjuk bakat untuk para mahasiswa yang memiliki bakat bermusik ataupun menari.

Hae Joo melakukan final check pada semua kegiatan. Gayeon menarik Hae Joo saat dirinya melewati gedung tempat fashion show dari mahasiwa FD (fashion design).

"Apa kau tahu jika dia akan ikut tampil?"

"Siapa?"

"Teman barumu."

Kening Hae Joo berkerut. Dia berpikir keras teman baru yang mana yang dimaksudkan Gayeon.

"Daehyun?" tebaknya dengan sangat tidak yakin.

"Eoh, namja itu."

Tanpa memberikan tanggapan atau sekedar pamitan Hae Joo melesat menuju stage di lapangan terbuka. Dia mencari seorang panitia yang menjadi penanggung jawab kegiatan itu.

"Oh, ketua." Seorang yeoja memberinya salam. "Apa anda akan menonton acaranya?"

"Hm itu, apa kau memegang list yang akan tampil?" Hae Joo tidak menjawab pertanyaan itu.

"Tidak, kenapa?"

"Jung Daehyun... " Hae Joo memikirkan kembali kenapa dirinya harus datang dan terburu-buru. Lagipula urusan namja itu tidak ada kaitannya dengan Hae Joo. "Bukan apa-apa. Lanjutkan kembali pekerjaanmu."

"Ne, saya permisi."

Hae Joo datang pada acara fashion show Gayeon. Bukan fashion show yang besar memang tapi acara itu cukup menarik beberapa juri terkenal dalam bidang tersebut.

"Hae Joo-ya"

"Ugh, kenapa aku merasakan hal yang tidak enak ya saat kau memasang ekspresi itu."

"Bantu aku sekali ini saja, please" Gayeon memohon seraya menautkan kedua telapak tangannya. "Kau teman terbaikku, kau tahu aku-"

"Katakan saja apa maumu, tidak usah menggunakan pembukaan memuji seperti itu."

Gayeon tersenyum, "Bisakah kau menjadi modelku, kali ini saja?"

"Ye?"

Hae Joo berkali-kali mengomel saat dirinya duduk dan dimake up. Tapi dia tetap menuruti permintaan Gayeon untuk menjadi modelnya dan pasrah begitu yeoja itu menyeretnya masuk ke ruang make up. "Aku juga tidak tahu kenapa model itu tiba-tiba kecelakaan. Kau tahu ini sangat penting bagiku."

"Kau harus membayarku dua kali lipat dari modelmu itu."

"Hya!"

"Kau menggunakan ketua mahasiswa sebagai model untuk berjalan diatas catwalk. Bayangkan itu!"

Gayeon tersenyum polos. "Tapi kau kan cantik, tidak akan ada yang berani mencelamu."

"Jika ada akan aku congkel matanya." Gayeon menatap Hae Joo horror. "Selain itu, apa lagi yang ingin kau katakan. Kau bilang tadi ada hal lainnya."

"Oh itu," Gayeon meletakan kembali alat make upnya. Dia selesai memoles Hae Joo dengan cukup baik. "Aku juga meminta bantuan Daehyun untuk tampil denganmu."

"Mwo?"

"Tidak ada pilihan lain, baju itu adalah grand masterku. Aku membuatnya berpasangan, jadi-"

"Apa kau keberatan berjalan di catwalk bersamaku?"

Suara itu mengejutkan keduanya. Hae Joo memberikan dearh glare pada Gayeon. Pasalnya gadis itu tidak mengabarkan bahwa Daehyun sudah disini.

"Hae Joo tidak keberatan kok, dia sudah setuju untuk ikut. Benarkan?" Gayeon menarik tangan Hae Joo.

"Aku tidak tahu kau akan setuju melakukannya," ujar Hae Joo.

"Aku setuju karena kau. Gayeon mengatakan padaku bahwa kau akan menjadi model wanitanya."

Sekali lagi Hae Joo menatap Gayeon. Yeoja itu menghindari tatapan Hae Joo.

"Apa kau akan menolaknya jika tahu aku menyetujui permintaan Gayeon?" Hae Joo tertegun. Dia tidak pernah menolak permintaan Gayeon sebelumnya jadi Hae Joo tidak tahu apakah Daehyun akan mempengaruhi keputusannya.

Mungkin dan hanya mungkin saja, Hae Joo masih merasa canggung atas kejadian tempo hari saat mereka ada dibawah payung yang sama.

"Bukan itu, hanya saja akan lebih baik jika Gayeon memberitahuku kalau pakiannya itu couple."

"Sudah tidak ada waktu, kita lanjutkan mengobrolnya nanti. Hae Joo harus berganti pakaian, bisa kau meninggalkan ruangan ini?" Daehyun masih menatap Hae Joo. "Kau perlu untuk berganti pakaian juga."

"Baiklah," Daehyun menyetujuinya dan diapun meninggalkan Hae Joo bersama Gayeon di ruangan itu.

Hae Joo bergerak tidak nyaman dalam pakaian yang dikenakannya. Pakaian itu indah dan luar biasa hanya saja Hae Joo tidak suka menjadi pusat perhatian.

"Kau cantik," ungkap Daehyun yang membuat Hae Joo bergeming di tempatnya.

"Baiklah, waktunya untuk kalian. Kalian ingat apa yang aku katakan bukan?" Hae Joo dan Daehyun mengangguk dalam waktu yang hampir bersamaan. "Kumohon Hae Joo, nasibku ada ditanganmu."

"Kau akan membayarnya nanti." ujar Hae Joo penuh penekanan dalam setiap katanya.

Hae Joo dan Daehyun muncul dari dua sisi catwalk yang berbeda setelah itu bertemu di pertengahan. Daehyun tersenyum menatap Hae Joo dalam balutan gaun hitam yang kontras dengan kulitnya.

Daehyun mengulurkan tangan namun Hae Joo terlihat ragu. Tidak ada yang mengatakan bahwa mereka harus berjalan sambil berpegangan tangan.

Daehyun masih menunggu hingga akhirnya Hae Joo menyambut uluran tangan Daehyun. Dengan gentle dan anggun Daehyun menggandeng Hae Joo berjalan di atas catwalk.

Fokus tubuhnya pada tangan yang saat ini menggenggam jemarinya dengan lembut. Hae Joo tidak mendengar seruan lain yang menyorakinya atau deru tepuk tangan yang menggema. Dia hanya mendengar detak jantungnya yang dia sadari sedang tidak normal.

Saat keduanya berbalik dan berjalan kembali mereka berhenti diakhir panggung. Daehyun menarik Hae Joo dengan lembut untuk menghadapnya. Kemudian Daehyun letakan tangan kirinya pada pinggang Hae Joo dan menariknya mendekat.

Seulas senyum tersungging dibibir namja itu saat Hae Joo memasang wajah terkejutnya. Mereka memberikan pose akurat untuk majalah kampus dengan judul Pesta Prom atau bahkan mungkin Prewed.

Daehyun melepaskan tangannya dan berbalik meninggalkan panggung. Hae Joo masih tertegun beberapa saat dengan ekspresi bodohnya. Kemudian dia berbalik dan meninggalkan panggung.

Tubuhnya limbung begitu kakinya menuruni anak tangga terakhir. Gayeon menangkapnya dan mengungkapkan bahwa penampilan mereka luar biasa. Hae Joo tidak dapat mendengar satupun kalimat Gayeon tapi dia berterima kasih Gayeon telah memeganginya. Jika tidak Hae Joo yakin tubuhnya akan meluruh tanpa sisa.

Pekerjaan Hae Joo sebagai model dadakan selesai sudah. Dia kembali pada identitasnya sebagai ketua mahasiswa. Sejak turun dari panggung itu Hae Joo tidak melihat Daehyun sama sekali.

"Apa ada yang sudah memeriksa panggung?" teriak seorang panitia.

"Biar aku yang melakukannya." Hae Joo menawarkan diri. Hanya sebatas mencari kesibukan. Dia tidak bisa duduk diam yang pada akhirnya memikirkan sesuatu yang membuatnya gelisah.

Dia melakukan beberapa final check pada panggung yang akan menjadi tempat performance dari para mahasiswa yang menunjukan bakatnya.

Hae Joo melihat Daehyun pada barisan mahasiswa yang menunggu giliran tampil. Pandangannya saling bertemu satu sama lain. Ada sesuatu pada namja itu yang membuat Hae Joo tidak bisa mengalihkan perhatiannya.

"Ketua awas diatasmu!" Hae Joo mendengar teriakan itu. Dia menatap langit-langit dan sesuatu jatuh menghampirinya.

PRRAAANG

[Book 2] ALIVEWhere stories live. Discover now