Yoorin berdiri dihadapan Daehyun. Lebih tepatnya menghalangi Daehyun untuk menyentuh Sehun. Meski dirinya merasa mual ada didekat namja itu.
"Kau tahu aturannya, likan. Jangan tersinggung karena aku tidak suka memanggil namamu." Sehun suka keterbukaan Yoorin dengan sifat yang sama angkuhnya dengan kakaknya itu. "Don't cross the line!"
"Seseorang dari bangsamu mendatangi kediaman kami bukan untuk bernegosiasi atau bahkan bertamu. Sepertinya kalian kehabisan waktu akan sesuatu."
Sehun mulai mengerti alasan dibalik emosi mereka. "Kalian mengincar sesuatu pada kami, sesuatu yang kalian kira ada pada kami."
"Grandia!" tegas Daehyun.
Sehun masih diam mengamati keduanya. Tidak ada niatan membuka mulut sedikitpun. Bahkan mungkin hingga salah satu atau keduanya menyerang Sehun pun dia tidak berniat bicara.
"Kami tidak suka dengan penyusup. Setelah ini, jangan salahkan aku jika saudara-saudaraku mencabik bangsamu."
Sehun tidak gentar, "Sekawanan kalian tidak ada artinya untukku." Usai mengatakannya Sehun kembali pada motornya.
Yoorin menahan Daehyun untuk menyergap Sehun. Jangan memberi alasan untuk para likan menyerang mereka. Yoorin tidak ingin memulai konflik.
"Don't, please." Daehyun pun luluh.
Dia berlari memasuki hutan di belakang dengan pikiran-pikiran kasar. Yoorin mungkin dapat mengehentikan dirinya untuk tidak menyentuh Sehun namun tidak ada yang dapat menghentikan pikirannya.
Daehyun berteriak bahkan merutuk dalam benaknya. Melampiaskan kemarahannya dengan cara tersebut dan sesekali menerjang pohon pinus yang dilewatinya.
Tahun baru Chuseok seperti ini biasanya kampus akan lebih sepi. Beberapa mahasiswa menghabiskan liburan bersama keluarganya atau bersama dengan teman-temannya. Hae Joo menunggu Sehun di depan kampus, namja itu janji akan menjemputnya.
Hae Joo melihat Daehyun melintasi lapangan bersama Yoorin serta satu namja yang Hae Joo kenali sebagai Youngjae. Sekilas amat sangat sebentar Hae Joo melihat Daehyun meliriknya. Belum lama Hae Joo mengenal namja itu namun kini situasinya menjadi agak canggung diantara mereka.
Daehyun kembali melirik Hae Joo. Kali ini lebih lama dari sebelumnya. Mata mereka saling bertatapan satu sama lain selama beberapa detik.
Hingga suara motor Sehun membuat Hae Joo harus mengakhiri kontak itu. Hae Joo tersenyum saat Sehun memberinya sebuah helm.
"Ada apa?"
"Tidak," Hae Joo lekas naik ke motor Sehun. "Ayo kita pergi."
Saudara Sehun berkumpul di halaman belakang rumah Chanyeol. Mereka mengadakan pesta barbeque saat Chuseok. Chanyeol dan Suho yang bertugas memanggang sementara yang lainnya menyiapkan meja.
Baekhyun dan Sehun lebih banyak bermain dibanding membantu saudaranya yang lain. Hae Joo memilih untuk membantu menyiapkan minuman dingin. Dia tidak terlalu pandai memasak.
"Kau membuat ikatan dengan Sehun?" tanya Xiumin saat mereka hanya berdua mengambil sekotak minuman dingin.
Hae Joo tidak menjawabnya dan tidak ingin menjawabnya. Sampai saat ini hubungannya dengan Sehun baik-baik saja seperti sebelumnya, dia tidak ingin merusak keadaan ini.
"Bolehkah aku bertanya?" Xiumin meletakan kembali box yang baru saja dia keluarkan. Dia bersender pada lemari es menunggu Hae Joo mengajukan pertanyaannya. "Oppa sepertinya mengenal Daehyun. Bagaimana kau mengenalnya?"

YOU ARE READING
[Book 2] ALIVE
FanfictionAku menghabiskan semua eksistensiku untuk menunggumu. Setelah kini aku menemukanmu, aku tidak akan sanggup untuk jauh darimu. Karena sekarang kau adalah eksistensiku. Aku lebih baik mati daripada harus menjauh darimu lagi. "I promise to love you for...